2

62 5 0
                                    

Keesokan harinya, disore hari sekitar jam 3.

"Mana sih si Dika?? Bilang janjinya jam segini" Miguel menggerutu saat menunggu Dika ditaman belakang panti. Mereka berjanji akan melakukan tugas kuliah bersama.

"Alaahh Dika anjing banget, gue ditinggal dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alaahh Dika anjing banget, gue ditinggal dong. Udah deh skip aja dulu DL masih seminggu lagi mending kita hunting something amazing things" monolognya.

.
.
.
.

Seperti hari-hari biasa disaat luang, Miguel akan mengisi waktunya dengan berburu hal-hal menarik perhatiannya disekitaran panti, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa lokasi panti hampir dikelilingi oleh hutan dan beberapa rumah penduduk.

Mengayuh pedal sepedanya dengan semangat menuju hutan, mengapa hutan? Karena hutan itu hal alami yang diberikan Tuhan, banyak hal-hal baru dan menakjubkan sekaligus menyegarkan mata penikmat.

Entah sudah berapa lama Miguel berada dihutan karena terlalu terbawa suasana saat menemukan hal menarik. Potret sana potret sini hingga tak terasa matahari sudah menyingsing ke barat.

Miguel meraba sakunya, "loh hp gue!"
Panik, Miguel meraba seluruh saku yang ia miliki, namun tak mendapati yang ia cari.

"Lah iyaa, gue tarok dikeranjang sepeda tadi", baru teringat setelah akan berbalik.

Lalu Miguel berniat kearah jalan pulang, namun setelah beberapa langkah ia menemukan hal yang sangat menakjubkan.

"Wahhh, gilaa keren banget. First time nih gue liat beginian" monolognya.

Sebelum ai memontret, Miguel teringat sesuatu.
"Eh, bentar deh kek pernah liat. Apa yak? Ehh tapi lucu, keren banget"
Miguel melupakan sesuatu.

'Cekrek'

Suara kamera dan tak lupa flashnya.

"Kalo gue ambil dengan angle ini mungkin bagus kali yaa", Miguel terus mencari sudut yang bagus untuk pengambilan gambarnya, mulai dari kiri, kanan, hingga memutari sekitar.

"Okeh, sip. Keren nih. Okeh saatnya balik"
Miguel segera berlalu dari sana karena bulan akan memulai shift nya.

.
.
.

Sesampainya dimana Minguel memarkirkan sepedanya, ia langsung mengambil ponselnya yang ternyata sudah banyak penggilan tak terjawab dari sahabatnya Dika.

Sesampainya dimana Minguel memarkirkan sepedanya, ia langsung mengambil ponselnya yang ternyata sudah banyak penggilan tak terjawab dari sahabatnya Dika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halah bangke emang, sempet-sempetnya dia ngedate."
Setelah menyimpan ponselnya Miguel langsung bergegas mengayuh pedal sepedanya dengan kecepatan 60 km/jam.

.
.
.
.

Miguel berjalan perlahan berharap tak ada yang melihatnya.

"Woi!" Orang yang tak terduga melihatnya.

Miguel menoleh kesumber suara.
"Anjir, lu ngagetin aja Dik" sambil bernapas lega.

"Abis dari mana lo?" Basa basi.

Miguel merotasikan kedua bola matanya sambil meletakkan telunjuk dibibirnya, "males gue ngomong sama orang yang suka ingkar".

"Dih! Lebay. Gua juga tadi buru-buru kali, jadi lupa ngabarin. Besok deh" negonya.

Miguel berdecih, "gak percaya gue, setiap kata yang keluar dari mulut lu tu omkos semua. Gue mau mandi dulu. Sana lu".

Dika hanya menggelengkan kepalanya dan berlalu dari sana. Yaa, hal seperti ini kan suatu hal yang wajar baginya.
Suster yang tak sengaja melihatnya pun sudah terbiasa.

.
.
.
.

Sekarang sudah pukul 9 lewat 47 menit dimana anak-anak sudah berada dikamarnya. Dan ya, Miguel dan Dika roommate tapi ada anak lainnya juga disana. Terdapat empat orang dalam satu kamar, dengan ranjang bertingkat dua.

Miguel saat ini sedang melihat sekaligus memilah yang mana akan ia hapus gambar yang ia abadikan tadi sore.

Geser

Geser

Geser

Hingga pada sebuah gambar yang membuatnya takjub dan ia jadi ingat yang pernah Dika bicarakan.

"Eh, Dik!" Panggil Miguel kepada Dika yang sedang bermain ponsel.

Dika hanya berdeham.

"Lu tau gak, tadi yaa gue liat yang pernah lu ceritain ke gue"

Dika bingung, "apa? Banyak yang gue ceritain ke elo".

Miguel menunjukkan salah satu hasil jepretannya dan itu berhasil mengejutkan Dika hingga anak-anak lain dikamar itu terkejut karena terikan Dika.

Miguel menunjukkan salah satu hasil jepretannya dan itu berhasil mengejutkan Dika hingga anak-anak lain dikamar itu terkejut karena terikan Dika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hehe sorry kak" ujarnya kepada kakaknya diranjang sebelah.
"Iih yang bener lo? Ngambil digoogle yaa lo, mau nipu gua yaaa..." katanya sambil menyipitkan mata.

"Dih, yakali. Kurang kerjaan banget gue. Ini beneran tadi gue nemu pas mau balik dari hutan. Tapi kagak ada tu peri yang lu bilang. Boohong lu yaaaa." Dibalasnya dengan nada yang sama seperti Dika disertakan menyipitkan kedua matanya.

"Yaa kan lo langsung balik jadi yaa gak terjadi apa-apa", dengan santainya Dika menjawab tak mau kalah dengan argumennya.

Miguel memasang muka mengejek, "eheee yang gak mau kalah, lagian dongeng lu percaya, kek bocah"

"Yaa kalo gak percaya lo coba aja lagi masuk ke dalem lingkeran itu siapa tau lo masuk beneran. Terus gua gak ketemu Miguel babi ini lagi" ujarnya sambil mencari tempat yang nyaman dikasurnya.

"Aah yang beneeeerr?? Ntar lu rindu gue, nangis-nangis kagak bisa ketemuuu" lagi dan lagi ejekan Miguel lontarkan.

"Udah sana tidur ege besok kita ngampus pagi"

"Ecieee yang ngambek. Wkwkwk" Miguel mulai merapikan alat-alatnya dan bergegas menuju pulau mimpinya.

Kakak-kakak yang diseberang ranjang itu hanya menggelengkan kepala, hal seperti ini memang sering terjadi jadi termaklumkan.

To Be Continue

the Fae CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang