6

66 5 0
                                    

Tidak tau sekarang jam berapa, Miguel hanya memberanikan diri untuk menerima konsekuensi atas perbuatannya ini.

"Ok! Gue bisa! Yok bisa yok!"
Huufhh...
Hela napasnya.

Klik

Miguel membuka kunci pintu lalu melihat sekitar.
Memberanikan diri memulai melangkahkan kakinya. Miguel ingat betul setiap kalimat yang diucapkan oleh teman Essa, bahwa pintu keluar dunia ini berada diujung hutan.

Ia tak berjalan santai tapi berlari sangat cepat sesekali melihat kebelakang dengan cemas. Ia berlari kearah selatan hutan, terus berlari lurus harap-harap ada harapan didepan sana.

Namun...
Alangkah terkejutnya Miguel saat berada disana dengan langkah henti kejut sampai ia terpeleset. Dilihatnya seorang bertubuh kecil berkulit putih seperti susu, mungkin saat terkena cahaya langsung menyilaukan penglihatan.

"HEI!" teriak seseorang itu.
Tiba-tiba akar dan tumbuhan menjalar ke tubuh Miguel hingga ia tak dapat bergerak.

"SIAPA KAU! BAGAIMANA KAU BISA BERADA DISINI?" Perkataan yang penuh penekanan dan hal itu sangat terasa karena energinya mengalir pada tumbuhan yang menjerat Miguel.

"Ak- akuu...- to-tolong lep-askan a-ku" ucapnya sangat terbata.

"SIAPA KAU?"
Zeepp semakin mengerat.

Miguel menepuk-nepuk akar itu meminta untuk diberi ruang.

Haaah... haaah....
Akhirnya Miguel mendapatkan oksigen.

"A-aku juga gak tau gimana bisa sampai disini. Aku juga lagi mencari jalan keluar. Aku mohon ampuni aku. Aku gak niatan buat jahat disini. Aku tersesat." Jelasnya.

"Tak bisa dibiarkan!" Tegas Anchirhoe.

.
.
.

Dibelahan lain hutan, sang tertua, Hagno, mendapat kabar dari para penghuni hutan bahwa ada mahkluk asing yang saat ini berana di wilayah mata air selatan hutan tempat dimana Anchirhoe jaga.

"Ada apa Han?" Tanya Jisoo setelah Han memberi perhatian kepada Jisoo dan Essa.

"Ada mahkluk lain yang masuk ke dunia kita. Dia sekarang berada di wilayah Hoon. Kita harus kesana sekarang" jelasnya singkat.

Sumpah demi apapun, Essa tau betul apa yang terjadi sekarang. Tanpa menunggu, ia langsung melebarkan sayapnya lalu pergi dengan cepat.

Yang lain heran, "Ada apa dengan Essa akhir-akhir ini?" Jisoo hanya mengedikkan bahunya lalu terbang ke tempat yg mereka tuju.

.
.
.

"KAK! LEPASKAN DIA!" teriak Essa dari jarak yang cukup jauh namun dapat terdengar oleh Hoon.

Disaat Essa menjadi garda depan Miguel memohon untuk melepaskannya, Han dan Jisoo pun datang.

"Sa!" Peringat Kwan saat melihat Han dan Jisoo sudah berada ditempat.

Essa tau itu, "Kak, aku mohon lepaskan dia".

"APA MAKSUDMU?!" Han yang menjawab dengan pertanyaan. "Kau mengenalnya? KAU yang membawanya KESINI?"

Tak ada jawaban, namun Miguel juga tak bisa berbicara apa-apa.

"Sa! Jawab!" Hoon kali ini.

Seseorang menengahi, "kak, biar aku bantu jawab".

"Kau sudah mengetahuinya, Kwan?" Han tak menduganya.
"Sejak kapan kau berani menutupi hal seperti ini kepada kita yang sudah seperti saudara?"

"Aku tak berniat menutupinya hanya saja aku tak ingin memulai keributan" jelas kwan.

"Kau bilang apa? Tak ingin memulai keributan? Jika saja kau mau jujur lebih awal bahwa Essa membawa manusia ini kesini, tak akan menjadi hal seperti ini. Kau mengecewakanku. Terlebih KAU Essa!" Jisoo berusaha menenangkan Han.

"Kak, aku akan jelaskan sedikit yang aku tau. Maka dengarkan aku dulu. Bukan Essa yang membawanya, tapi dia yang tak sengaja masuk dan ia sedang mecari cara untuk keluar dari sini. Hanya itu yang aku tau, tak lebih" jelas Kwan.

"Aku mau dengar penjelasan darimu Essa!"

Essa dengan ragu dan takut karena saat ini Han benar-benar marah. Hoon masih tetap dengan posisinya dan Miguel masih terikat dengan akar-akar.

"Bukankah kau tau bagaimana cara keluar dari sini? Mengapa kau tahan dia? Kau mau Dewa melihat dan menginginkan persembahan lagi??" Masih dengan Han.

Miguel terkejut dengan pernyataan seorang peri cantik itu.

"AKU MENCINTAINYA!" final Essa.

"ESSA!!" Ujar semua peri bersamaan.

"Kak, aku tau ini salah. Tapi apakah rasa yang tumbuh ini salah?"

"Apakah sugar plum memberimu ramuan, sa?? Apakah aku tidak salah dengar, Soo?" 2 pertanyaan sekaligus dilontarkan untuk Essa dan Jisoo. Han sangat tak menerima hal ini terjadi.

"Aku tak mau tau. Hoon bawa manusia ini kebawah tanah" perintah langsung dari Han.

"KAK!" Essa tau kelanjutannya.
"Kak, ku mohon jangan" Essa berlutut memohon.

"Jisoo, bawa Essa ke bawah tanah juga. Kwan minta seluruh penghuni untuk tutup mulut. Jangan sampai para Dewa Dewi mengetahuinya."

"Baik, Han"
"Baik, kak"


▪︎▪︎▪︎
To be continue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the Fae CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang