0.8

7 0 0
                                    

Dari sekian banyak pertemuanku dengan seseorang, kamu adalah temu yang kuharap tak pernah ada.

*****

"Happy birthday"
Miura terkejut saat membuka pintu terdapat boneka babi kesukaannya "Aaa makasihhh" ucapnya antusias lalu memeluk bonekanya dengan erat.

"Bonekanya dong yang duluan dipeluk" ucap arion datar. Miura terkekeh lalu mendekati kekasihnya "Thank u" ucapnya tulus lalu mencium dagu kekasihnya. Arion menarik Miura dalam pelukannya "tetep gini terus ya, jangan berubah. Tetep sama aku terus, jangan minta pisah"

Miura melepaskan pelukan Arion "iya ayang!" ucapnya dengan penekanan di setiap kata. Arion tersenyum lalu mengacak rambut Miura "Mau apalagi?"

"emm apa yaa?" Arion menunggu jawaban dari Miura "jangan jawab terserah, aku lagi males mikir" ucapnya sambil menekan hidung boneka babi, melihat itu reflek Miura menyembunyikan bonekanya ke blakang tubuhnya "jangan ih nanti sakit hidungnya" 

"boneka doang, aneh bisa suka sama babi" mendengar itu Miura mencubit pinggang Arion "Aku mau liat sunset!"

"oke yuk"

"Sebentar, ganti baju dulu"

"Jangan lama-lama" ucapnya lalu duduk di kursi teras. Miura masuk kerumahnya dan mengganti pakaian.

*****

Miura dan Arion pergi ke pantai, tempat yang sering mereka kunjungi bersama. Duduk tenang dengan menatap hamparan laut pantai yang luas. Arion membuka tutup botol mineral dan diberikan kepada Miura "kamu kenapa?" Miura mengambil air mineral yang diberikan Arion lalu meminumnya "Gapapa" 

"Kebiasaan kalau ditanya jawabnya gapapa" Arion menatap tajam Miura.

"ya emang ga kenapa-napa, cuma capek aja dikit hehe" Miura membuka snack yang tadi mereka beli sebelum ke pantai.

"pacar aku cape kenapa hm?" Arion menyelipkan rambut Miura ke blakang telinganya, ia ingin menatap wajah kekasihnya tanpa ada halangan apapun.

Miura tersenyum geli mendengar kata yang keluar dari mulut Arion, baru kali ini dia mengucapkan kata Pacar Aku dan ini akan tersimpan selamanya di dalam memori "kan kamu tau gimana aku dirumah" 

Arion memakan snack yang dibuka Miura tadi "gapapa, nanti kamu kuliah yang jauh aja by biar ga dirumah"

"ga akan di izinin sama papa yang, dia takut aku kenapa-napa kalau sendirian"

Arion mengangguk paham "iya sih wajar, kamu anak perempuan. Jadi mau ngambil jurusan apa nanti?"

"Biologi"

"Buset, sok pinter amat lu"

"ih" Miura memukuli lengan Arion kesal dan bukannya kesakitan Arion malah tertawa.

"Bercanda sayang" ucapnya sambil menahan tangan Miura agar berhenti memukulinya.

"huh" Miura kembali memakan snacknya "kamu nanti mau ambil jurusan apa?"

"Rencananya sih hukum"

"Ga kedokteran aja? kayak papa kamu"

"Gamau, ribet"

Miura mengangguk paham. Keduanya terdiam memandangi matahari terbenam.

Saat itu merupakan senja terindah yang pernah Miura lihat selama ini, mungkin terlihat lebih indah dari biasanya karna ada seseorang yang selalu berada disampingnya, menemaninya saat dirinya merasa sendiri, menjadi tempat cerita ternyaman untuknya, menjadi tempat berbagi beban yang dipikulnya, yang biasanya Miura hadapi sendiri, sekarang tidak lagi. Sekarang dia memiliki Arion dia tidak akan merasa sendiri lagi.  

Miura menyenderkan kepalanya di bahu Arion, menutup mata menikmati terpaan angin dan suara gelombang pantai yang terdengar menenangkan.

Saat cahaya matahari semakin meredup dan angin dingin mulai menerpa, Miura kembali membuka matanya menatap lurus ke arah terbenamnya matahari. "I miss you" lirihnya pelan. Matanya memandang sekitar, berusaha menangkap bayang-bayang orang yang dirindukannya.

Aku sekarang sendiri lagi, sebelum sama kamu aku juga sendiri, tapi sekarang rasanya beda. Aku sudah terbiasa dengan kehadiran kamu, namun sekarang? aku harus membiasakan diri lagi tanpa adanya kamu dan itu ga mudah buat aku. Dari sekian banyak pertemuanku dengan seseorang, kamu adalah temu yang kuharap tak pernah ada. Jika saja aku tau lebih dulu bahwa pertemuan denganmu akan membuatku jatuh cinta sedalam ini, maka aku akan memilih pergi sebelum akhirnya kamu menjadi sosok yang berhasil menetap dalam ingatanku.

Sekarang aku harus kemana saat merasa sendiri? aku harus cerita ke siapa saat ada masalah dirumah? harus kemana saat aku ingin bercerita banyak tentang hari-hari yang sudah ku lewati? aku harus kemana disaat ada hal menyebalkan yang aku hadapi? aku gatau harus kemana, karna cuma sama kamu aku bisa berbagi itu semua. Sebab aku inginnya satu, yaitu kamu. 

Kepergian kamu membuat aku merasa lebih kosong dari sebelumnya, terlalu banyak memori tentang kamu yang melekat dihidup aku. Boleh ga kali ini aku nyalahin kamu? sebentar aja... aku ingin kamu menyesali perbuatan kamu, aku ingin kamu menepati kata-kata kamu dan aku ingin kamu kembali.

Miura mengusap air matanya yang entah sejak kapan menetes membasahi pipinya, beranjak dari tempatnya duduk dan kembali melihat sekeliling berharap kekasihnya ada disana, ditengah kerumunan orang-orang. 

Hanya Miura yang mengharapkan hal itu, bagaimana dengan Arion? ntahlah mungkin dia sudah melupakan Miura dari jauh-jauh hari, atau mungkin sama seperti Miura yang sampai saat ini mengharapkan kehadirannya. Namun, option pertama lebih masuk akal. Jika tidak, seharusnya Miura tidak sendirian sekarang.

****

L A C U N ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang