Divote dulu yukk frennn
***
"Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga. Hai begitulah kata para pujangga. Aduhai begitu lah kata para pujangga."
"Taman suram tanpa bunga! Teroret teroret."
"Lagu ciptaan siapa itu? Jelek sekali."
Amora yang tengah menyiram bunga tersentak kaget. Dilihatnya Arunda menatapnya dengan pandangan aneh.
"Aneh darimana? Bagus begini kau bilang aneh."
"Lagu mu tidak berbobot." Ujar Arunda.
"Bodo anjing gak denger gue. Sabar Amora sabar. Orang sabar bakal jadi kaya." Gumamnya pelan.
Arunda yang mendengar gumamam Amora sedikit bingung. Jujur saja ia tidak begitu paham apa yang dikatakan Amora. Pikirannya masih berkelana darimana asal usul anak dedemit ini.
"Kau sebenarnya darimana? Aku belum pernah melihatmu sebelumnya." Tanya Arunda penasaran.
"Aku dari rahim ibu~" Jawab Amora bernada.
"Aku tanya benar benar bodoh."
Amora yang mendengar itu melototkan matanya sebentar. "Kau ini gemar sekali mengataiku bodoh. Kalau aku bodoh beneran bagaimana?" Dengusnya kesal.
"Kau memang bodoh kan?" Ucap Arunda santai.
"Iya deh yang pintar."
Tak ada percakapan setelah itu. Arunda yang masih memikirkan darimana Amora berasal. Dan Amora yang kembali sibuk menyiram tanaman dihalaman rumah Arunda.
Amora memandang gembira pada bunga bunga yang ada dihadapannya. Sangat cantik. Kebanyakan bunga disini adalah mawar.
"Kebiasaan ciwi ciwi kalo nanem bunga pasti mawar. Padahal bunga kantil lebih harum"
"Woi Juminten!" Seru Amora seraya memukul pundak Arunda.
Arunda menoleh kesal. "Berhenti memanggilku dengan panggilan menjijikan itu."
"Gak bakal. Iki uwes cucok meong gek yo puantes lek jenengmu Juminten." Ujar Amora menggunakan bahasa Jawa.
Sudah jelas dan sudah pasti Arunda tidak akan mengerti apa yang diucapkan oleh gadis aneh yang ditolongnya itu.
"Kau bisa membantuku tidak?"
"Bantu apa?" Tanya Arunda menaikkan alisnya.
"Kalau ingin menjual perhiasan dimana?" Ujar Amora bertanya.
"Kau ingin menjual perhiasanmu?" Tanyanya.
Amora menganggukkan kepalanya pelan. "Dimana?"
"Kita harus kepasar jika ingin menjualnya." Jelasnya.
Amora terdiam sebentar. Jika menjualnya harus kepasar maka itu membutuhkan waktu yang lumayan lama. Jarak rumah Arunda ke ladangnya saja memakan waktu sekitar dua jam. Jika kearah pasar maka akan memakan waktu sekitar tiga jam. Lumaya lama bagi Amora yang jiwanya kaum rebahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
AMORA [Hiatus]
Fantasía---------------- Di sisa sisa kesadarannya Amora berucap. "Jika hidupku hanya dipenuhi luka lantas untuk apa aku hidup?" ---------------- Peringkat Paling Mengesankan [17-02-2023] 🥇#1-indonesiamembaca [25-02-2023] 🥇#1-sejarah [24-03-2023] 🥈#2-ka...