3. Siapanya Kai, Nih?

166 30 2
                                    

3. Siapanya Kai, Nih?

"Makannya cepetan ya, Kai," peringat Aretha pada Kaina, saat adik sepupunya itu mengeluarkan kamera dari tote bag-nya.

Kaina menunjukkan cengirannya. "Foto dulu, Kak. Buat kenang-kenangan."

Aretha menggeleng. "Judul jalan-jalan kita hari ini kayaknya berubah deh, Kai," ucapnya kemudian, membuat Kaina yang tengah memotret menu sarapan kesiangannya itu menatap kakak sepupunya dengan bingung.

"Maksudnya?"

"Tadinya kan kamu yang mau temenin Kakak cari inspirasi, tapi kayaknya ganti judul jadi Kakak yang temenin kamu nyari makan," jelas Aretha setengah menggerutu.

Sudah terlambat dari rencana, eh adik kesayangannya ini ternyata belum sarapan. Sehingga mereka mampir terlebih dahulu ke tempat ngopi, untuk memenuhi isi perut adiknya yang doyan makan, tetapi nggak pernah gendut itu.

Kaina tergelak. "Kalau aku kelaperan, terus pingsan di jalan gimana? Emangnya Kakak kuat gendong aku?"

Aretha berdecak. "Kamu pikir kenapa ada rumah sakit yang dibangun, kalau Kakak harus obatin kamu yang pingsan sendirian?"

Tawa Kaina semakin pecah. Berbincang dengan Kak Tata-nya memang selalu mengasyikkan seperti ini. Dia tidak butuh sahabat. Karena yang dibutuhkannya hanyalah kakak sepupunya.

"Ya udah iya, iya. Aku upload ke instastory bentar, oke? Cantik banget nih makanannya. Kali aja ntar aku diendors kafe ini, Kak," kelakarnya.

Aretha hanya bergumam mengiyakan. Mengambil ponselnya yang berdenting, dan tersenyum kala mendapatkan pesan dari kekasihnya.

Diam-diam Kaina mendengkus. Kakaknya yang satu ini bucinnya emang udah level akut. Baru aja ngomelin dia, eh sekarang udah senyum-senyum sendiri. Namun setidaknya hal itu membuatnya sedikit beruntung. Maksudnya, dia bisa memotret makannya lebih banyak dari segala sisi, untuk bahan upload di feed instagramnya.

Mendapati notifikasi dari akun instagramnya membuat gadis 20 tahun itu lantas membukanya. Matanya melebar saat melihat pesan masuk dari ... Dirga lagi?!

Astaga....

Perasaan sekarang masih weekdays, lho. Kok pekerja kantoran ini santuy amat, ya? Dengan kirim-kirim pesan kayak gini sama dia. Emangnya Dirga nggak kerja, apa? Apalagi baru jam sepuluh pagi. Belum masuk jam istirahat, kan?

Dirgamahesa.tya : Nggak ke kampus, ya?

Begitulah pesan yang Dirga kirimkan, sebagai balasan dari instastorynya.

Kaina.aninditha : Nggak ada kelas, Pak hehe

Sejujurnya Kaina masih bingung. Maksud dan tujuan Dirga mengiriminya pesan secara terus menerus ini untuk apa, sih? Dia bukan anak BEM, yang kemarin mengurusi seminarnya. Dia hanya mahasiswa kupu-kupu, yang lebih betah kelayapan sendirian.

Dirgamahesa.tya : Lagi di mana itu? Kayaknya tempatnya nyaman, ya?

"Ya nyamanlah, makanya gue ke sini," gumamnya tanpa sadar.

Kaina.aninditha : Gitulah, Pak hehe. Apalagi ramah di kantong mahasiswa kayak saya.

Ia tidak berbohong. Kafe ini adalah tempat yang sering ia kunjungi, selain toko kue kakak sepupunya yang bernama Sweety Bakery. Selain sebagai penulis, Aretha pun mengelola sebuah toko kue, peninggalan almarhumah ibunya. Dan tempat itu adalah salah satu tempat nongkrongnya, kalau dia lagi butuh makanan manis.

Dirgamahesa.tya : Cozy ya, tempatnya. Ada di daerah mana itu?

"Kepo banget ini orang," ujarnya, tetapi sambil mengetik balasan untuk Dirga. Memberitahu pria itu letak kafe ini.

Dirga cukup cerewet ternyata. Maksudnya, pria itu terus-terusan melempar pertanyaan padanya.

Aretha yang melihat adiknya malah fokus dengan ponselnya, daripada menghabiskan sarapannya itu langsung menegurnya.

"Kai!" panggilnya sambil menggoyangkan lengan sang adik, hingga Kaina menoleh.

"Eh, kenapa Kak?"

Aretha menyipit. "Makannya habisin dulu. Baru main ponsel."

Kaina menunjukkan cengirannya. "Eh, iya, iya."

"Lagi chatting sama siapa, sih? Tumben anteng banget."

Kaina hanya menunjukkan cengirannya lagi. Tanpa berniat menjawab pertanyaan sang kakak, gadis itu meraih sendok dan menghabiskan makanannya. Ia pikir, dia tidak perlu memberitahu soal Dirga pada kakaknya. Toh, lelaki itu bukan siapa-siapanya dan mereka tidak ada hubungan apa pun. Ia dan Dirga hanyalah dua orang asing yang tidak sengaja bertemu di kampus dan di instagram.

Ah, tapi kan dia sengaja mencari nama Dirga di instagram? Batinnya menambahkan. Namun ya sudahlah. Dirga tidak sepenting itu.

***

Mencari inspirasi versi kakaknya adalah pergi ke toko buku. Entahlah, apa serunya di toko buku, selain mereka hanya bisa melihat buku-buku yang dipajang di rak, dengan alat-alat tulis lainnya. Aretha sudah memboyong sebanyak 5 buku di tangannya. Lalu tentu saja dia yang kebagian mengangkutnya. Toh dia memang sedang tidak ada buku yang hendak dibelinya.

"Lah, ini Kakak ngapain beli buku parenting? Kayak ibu-ibu hamil aja." Kaina menatap kakaknya dengan bingung, saat Aretha mengulurkan sebuah buku parenting untuk diangkutnya.

"Lah, emangnya baca buku parenting hanya untuk orang yang udah nikah, aja? Nggak juga, kali."

Menurutnya sih begitu. Kaina berkata dalam hati.

"Tapi kayaknya aku tahu, deh. Kenapa Kakak beli buku ini?"

"Masa?" tanggap Aretha singkat. Perempuan itu mengulurkan tangannya pada sebuah buku. Membaca bagian belakangnya, dan berkata akan membelinya.

"Ya apalagi kalau bukan untuk kebutuhan cerita Kakak, kan? Kakak lagi nulis novel marriage life, ya?"

"Masih planning, sih. Doain aja."

"Pasti aku doain dong! Apa sih, yang nggak buat Kak Tataku!" seru Kaina, membuat Aretha tertawa.

"Kai?"

"Hm?"

"Fotoin Kakak dong. Kakak nemu novel Kakak, nih," pinta Aretha dengan mata berbinar, saat menemukan novelnya masuk di jajaran top ten.

Kaina mengacungkan jempolnya. Mengeluarkan kamera dari tote bag-nya dan memotret kakaknya beberapa kali. Lalu Aretha mengucapkan terima kasih. Sesudah merasa tidak ada lagi yang harus dibeli, mereka pun pergi ke kasir untuk melakukan pembayaran.

Sangat tidak terasa. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang saja.

Aretha mengajaknya mencari makan. Namun, dikarenakan perutnya masih kenyang, sehingga Kaina memutuskan untuk memesan minuman saja.

"Kaina?"

Gadis itu lantas menoleh pada sosok jangkung yang berdiri menjulang di depannya. Matanya membelalak. "Pak Dirga?"

Dirga mengangguk. "Kamu di sini juga?"

Gadis itu ikut mengangguk canggung. Apalagi ada Aretha yang menatapnya penasaran. "Bapak ... di sini juga?"

"Saya habis makan siang. Kamu-" Dirga menggantungkan perkataannya, kala menyadari ada sosok lain di antara mereka.

Kaina yang sadar akan tatapan Dirga pun akhirnya memperkenalkan Aretha pada pria itu, hingga keduanya bersalaman.

"Aretha, kakak sepupunya Kai."

"Dirga."

"Siapanya Kai, nih?" ujar Aretha kemudian, membuat Kaina melotot dan menatap kakaknya sebal.

Apa-apaan maksudnya?!

***

Ini bab terakhir yg aku post di wattpad ya. 14 bab lainnya hanya bisa dibaca di karyakarsa Agustus29

Paket full seharga 35 rb aja❤️

Jumat, 13 Januari 2023
With love,

Ekapertiwi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kaina dan DirgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang