❄𝓟𝓪𝓻𝓽 15

6.6K 786 2
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________







"Zoia!"


Candice berlari hingga mensejajarkan langkahnya dengan Zoia yang sedikit terkejut. Akhirnya gadis itu bisa melihat si gadis albino yang tidak terlihat batang hidungnya selama beberapa hari ini.

"Tau nggak, gue bakalan kuliah di Universitas terbaik di Canada!!! Aaaaaa"

Candice berceloteh dengan antusias saat mengingat kejadian beberapa hari saat ia langsung di bawa oleh anak sulung Tuan Evens mengunjungi universitas idamannya selama ini. Dan dengan koneksi yang sangat baik, Candice bisa langsung menjadi mahasiswi di sana jika sudah tamat dari sekolah ini.



Zoia tersenyum tipis.
"Selamat yaa", ujar gadis itu. Candice membalas senyumnya tak kalah lebar.

"Ini semua juga berkat lo yang mau dijodohin sama Libra", bisiknya di telinga Zoia.

Entahlah, Candice seakan lupa jika Zoia sangat membenci dengan fakta itu. Sama saja gadis itu menjual kepercayaannya bukan? Hah lupakan, lebih baik ia mengisi perutnya.



"Zoia! Sini"

Tepat saat keduanya menginjakan kaki di kantin. Suara milik Secha yang sudah duluan anteng di sana bersama Venus memanggil gadis itu. Saat Zoia akan melangkah, Candice menarik tangan gadis itu.

"Kita kepojokan aja ya?", ujar Candice tak enak.

"Loh kenapa?", ujar heran Zoia.

Candice menipiskan bibirnya.
"Gue nggak diterima kehadirannya di situ. Gue biasanya sendiri di pojokan. Lo tahu sendiri kan kalo mereka semua nggak suka sama gue yang aneh ini", bisiknya.



Zoia menulikan pendengarannya, gadis itu menyeret Candice untuk duduk di meja yang sama dengan Venus dan Secha.
"Maaf tapi kita cuman pesen makanan buat Zoia tadinya", ringis Secha saat mengetahui Zoia tak sendirian.

Candice tersenyum kaku.
"Nggak apa-apa, gue bisa pesen sendiri. Gue ke stan dulu ya"
Candice segera beranjak lagi untuk ke stan makanan yang di sukainya.

Setelah melihat Candice menjauh, Secha mendekatkan wajahnya ke arah Zoia di depannya.
"Lo siapanya si albino?", bisiknya.

Zoia tersenyum tak enak.
"Dia kakak gue", jawabnya.

Secha melongo lalu kembali menarik wajahnya.
"Kok nggak mirip?", herannya. Venus segara menutup mulut gadis itu dengan sesendok nasi goreng.

"Ya kalo misalnya Candice mirip sama Bapaknya trus Zoia mirip emak mereka lo mau bilang apa?", decak Venus. Perkataan itu sedikit membuka otak Secha yang kini mengangguk paham.

"Ohh gitu toh", jawabnya. Dan tak lama setelah itu, Candice kembali dengan menenteng sebotol minuman dingin dan semangkuk soto.


"Selamat makan", ucap Secha sebelum meraup spageti miliknya dengan lahap.

Venus menyenggol bahu temannya.
"Sec, kembaran lo tuh", bisik Venus menatap seseorang yang baru saja masuk ke dalam kantin. Zoia, Candice, dan terakhir Secha menoleh.

Snow White's an Extra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang