❄𝓟𝓪𝓻𝓽 43

5.9K 689 5
                                    

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________


"Aaaaa ayangggg"

Brak!

Wajah tampan Lintang terpaksa harus nyungsep jatuh ke atas lantai saat Libra menghindar dengan tatapan jijik melihat kedatangan lelaki itu, yang datang-datang sambil merentangkan tangan. Tak hanya menghindar, dengan tampang tak berdosa Libra sengaja memajukan sebelah kaki panjangnya hingga disenggol oleh kaki Lintang.

Zoia menatap kasihan melihat lelaki itu berdiri sambil mengelus hidungnya yang menjadi sasaran empuk lantai dingin UKS. Ia menatap suaminya yang melipat tangan seakan tak melakukan kesalahan sosialnya.

"Jahat banget sih Bang", ringis Lintang.

"Lo bikin gue mual nying", itu dengusan dari Nate yang datang bersama-sama dengannya tadi.

Venus sendiri yang ada di sana bersama Secha hanya bisa menahan malu. Entah lah, padahal bukan mereka yang malu-maluin tapi entah bagaimana bisa cipratan malunya sampai ke sini.

Venus mulai mengabaikan, ia meletakan dua bungkus roti dan air mineral di samping brankar.
"Lo baik-baik aja kan?", tanyanya.

Zoia mengangguk.

"Sakit apa?", tanya Secha ikut bergabung dengan muka yang sedikit memerah. Bayangkan saja, beberapa waktu lalu ia dipergok oleh Zoia dan Libra sedang berduaan dengan Nuel. Jika saja bukan Venus yang menyeretnya, mungkin dia tak punya keberanian untuk memperlihatkannya wajahnya tadi.

"Cuman kelelahan aja", jawab Zoia seadanya.

Namun sepertinya otak Venus yang akhir-akhir ini sedikit liar membuat gadis itu tak sadar jika ia membisikan sesuatu yang membuat Zoia melotot horor.
"Libra main kasar yah tadi malam?", tanyanya.





***


Sacha terus memperhatikan pria paruh yang sedang mengobrol dengan rekan bisnisnya di sebuah restoran. Reilan Thyreese, seperti pria itu tidak akan pernah mengetahui dengan kehadiran seseorang yang menatapnya dengan sejumput kebencian bercampur dendam dari sudut ruangan mewah itu.



'Jika hanya dengan membuat Anda mati saya bisa merasa tenang. Maka saya akan melakukannya'


Akal sehat Sacha sudah tak berfungsi lagi. Gadis itu, ia segara bangkit dengan sangat tergesa-gesa. Ia keluar dari dalam restoran sambil menatap sekitaran dengan santai. Namun sebelah tangannya yang berbalut sarung tangan karet tampak bersembunyi di balik hoodie. Ia bergerak mengeluarkan sesuatu.

Gadis itu berjongkok di depan sebuah mobil sambil memperbaiki tali sepatunya. Dengan gerakan halus ia mengeluarkan seekor tikus dari dalam hoodienya. Ia tersenyum smirk saat makhluk itu masuk ke arah mobil.

Dengan santainya Sacha berdiri, ia langsung menjauh dan memilih duduk di depan restoran. Ia menunggu sambil bersenandung selama hampir satu jam.

Dan dikala saat sosok paruh baya keluar dari tempat itu dan masuk ke dalam mobil, senandung gadis cantik langsung berhenti.



Brak!


Sacha menatap kecelakaan di depannya tanpa ekspresi sama sekali. Matanya begitu dingin tak peduli saat orang-orang sekeliling berlari berhamburan untuk menolong seseorang yang baru saja menabrak pembatas jembatan, hingga mobil itu tak berbentuk lagi.



"Psikopat"

Sacha menoleh sebentar pada sosok lelaki yang mengambil duduk di sampingnya. Mereka sama-sama menatap ke depan ke arah keramaian, seakan kejadian yang terpampang jelas itu adalah sebuah tontonan. Bunyi sirine ambulance pun bersatu dengan teriakan orang-orang saat sudah berhasil mengeluarkan tubuh kaku bersimpah darah.



Snow White's an Extra [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang