Kalisa berjalan dengan gontai, akan menuju ke ruang aula untuk mengisi acara mpls tahun ajaran baru. Benar, dirinya ketua osis di SMA ini.Perut nya sakit, rasanya didalam sana seperti membelit. Ia memegangi perutnya dengan sesekali meremas berharap sakit itu akan mereda walau tak kunjung terjadi.
Semua murid sudah berada di aula, dari murid baru hingga murid kelas akhir. Mereka semua tinggal menunggu kehadiran dirinya untuk memulai agenda hari ini.
Sedikit lagi ia sampai di aula, namun perut nya semakin sakit. Sungguh ia tak berbohong, perut nya benar benar sakit, kakinya ikut melemas karna itu.
"Tolong kerja sama nya dong, gue gamau mereka semua nunggu.."Gumam nya sambil mencengkram perut.
Dan ya. Akhirnya dia sampai di pintu aula, bersender pada dinding itu dengan masih mencengkram perut nya kuat.
Semakin sakit, kakinya juga sudah ikut melemas. ia seperti ingin pingsan, ini sungguh menyiksanya.
"Gue gabisa.. ini makin sakit, sialan."Gerutu nya, kesal.
Ia melirik ke dalam aula, semua murid sudah duduk rapi dan tenang dikursi masing masing. Para osis lain juga sudah berjajar rapi diujung panggung, seperti nya menunggu Kalisa.
Sadar salah satu osis melihat kehadiran nya, Kalisa buru buru melambaikan tangan bermaksud memanggil.
Paham dengan maksud nya. Mingyu, osis yang melihat Kalisa tadi segera izin kepada osis lain nya untuk menghampiri sang ketua.
"Lo dari mana aja Sa? semua udah siap, tinggal lo." Ucap mingyu cepat, setelah menghampiri Kalisa.
Gadis itu menunduk dengan mencengkram perut nya, ini sudah semakin menyiksa!
Sadar akan wajah pucat Kalisa, Mingyu menatap bingung, pemuda itu juga baru sadar sedari tadi Lisa mencengkram perut nya.
"Lo sakit, Sa?"
"Iya Gyu, tolong gantiin gue buat pembukaan dan arahin acara kaya biasa gue lakuin ya? gue udah gakuat." Ucapnya meminta tolong
Mingyu mengangguk cepat menyetujui, "Ayo gue anter uks dulu."
"Ga usah, lo gantiin gue aja." Ucap Kalisa, setelahnya ia berlalu pergi dengan sedikit berlari menuju uks sekolah, demi Tuhan perut nya sungguh sakit!
•••
Setelah kepergian Kalisa, Mingyu kembali ke aula, menaiki panggung. Ia menyempatkan diri untuk memberi tahu kondisi sang ketua pada rekan osis nya yang lain, mereka mengangguk paham.
Sebelum memulai agenda hari ini, Mingyu memanggil seseorang dengan mic yang sudah tersedia, ia rasa ini perlu.
"Jerka 12 IPS 1, tolong kehadiran nya diatas sini." Ucap mingyu, terdengar santai namun tegas.
Pemuda yang disebut segera bngkit dari kursi yang ia duduki tadi, sempat bertanya-tanya pada teman nya yang lain kenapa dirinya disebut dan diminta keatas, namun teman temannya juga tidak tahu.
Ia melangkah kan kaki keatas panggung menghampiri Mingyu, wakil ketua osis sekaligus sahabatnya itu.
Bingung karna Mingyu mendekat pada nya dan berbisik, ia pikir dirinya akan diberi hukuman atau apapun itu yang akan mempermalukan dia dihadapan kelas sepuluh hingga dua belas.
"Kalisa sakit, gue rasa lo perlu nyamperin ke uks."Bisik Mingyu.
Jerka menatap Mingyu tak percaya, ia mengerutkan alis. "Yamana mungkin sih, orang cewe gue bakal ngisi agenda hari ini."
Mingyu tak lagi berbisik pada Jerka, ia menggedikkan bahu tak perduli. Percuma saja ia menjelaskan panjang lebar jika pemuda itu tetap tak percaya nantinya.
"Awas aja lo boongin gue." ucap Jerka lalu menuruni panggung, membiarkan Mingyu memulai acara.
Sebelum keluar dari aula, Jerka menghampiri teman teman nya terlebih dahulu.
Jeffri sahabat Jerka yang melihat pemuda itu menghampiri langsung membuka mulut akan bertanya, "Jer ke–"
"Bre gue ke uks dulu dah, kata Mingyu cewe gue sakit."
Jeffri menutup mulut nya yang tadi masih menganga. Ia mengangguk kan kepala paham dan menyetujui, begitu juga Bambang dan Eunwoo.
•••
Disini, di dalam uks. Kedua pemuda pemudi yang berstatus pacaran itu duduk berhadapan diatas ranjang. Sebenarnya hanya Kalisa yang duduk, karna sang kekasih berdiri sambil bersedekap dada. Menatap nyalang pada dirinya.
Dengan sang pemuda yang terus mengomeli kekasihnya, walaupun si gadis tampak tak perduli sama sekali dengan ocehannya tapi pemuda itu tetap melanjutkan.
"Ya ampun Sa, udeh gue bilang kan jangan lupa bawa pembalut tiap deket tanggal dateng bulan.. ngeyel sih lo, males gue."
Kalisa menutup telinga nya dengan kedua tangan rapat rapat, kesal mendengar ocehan kekasihnya itu. Jerka.
"Apaan sih gue lagi ngomong goblok." Kesal Jerka, menarik kedua tangan Kalisa yang sedari tadi menutup telinga nya.
Kalisa merengut, ia kesal. Seharusnya Jerka memanjakan dirinya, perhatian karna perut Kalisa yang teramat sakit. Paling tidak pemuda itu harus memeluknya, mengusap kepalanya dan memberi ciuman dipipi. Ya... seperti didrama drama yang ia tonton.
Jerka yang melihat gadis itu memasang wajah merengut menghembuskan nafas kasar. Ya Tuhan, lakukan apapun asal jangan tunjukkan ekspresi wajah Kaliaa yang seperti ini saat dirinya sedang berceramah. Ia tak akan sanggup melanjutkan, sungguh!
"Jer..." Lirih Kalisa, menarik tangan besar Jerka untuk duduk diatas ranjang uks bersama dirinya, lalu memeluk tubuh atletis pemuda itu erat.
Ah, oke. memang Kalisa terlalu pintar melemahkan Jerka.
Lagi Jerka menghembuskan nafas kasar, tak menolak pelukan dari kekasih nya itu, bahkan membalasnya dengan tak kalah erat.
"Well, aku ga lanjut marah." Ucapnya mengelus punggung Kalisa lembut.
Kalisa sedikit mendongak untuk menatap Jerka, memasang puppy eyes lalu berkata, "Cium, disini." tunjuk nya di pipi kanan.
Jerka tersenyum, tentu saja ia bersedia memberikan ciuman nya. Ia bahkan ikhlas memberi ciuman nya pada sekujur tubuh gadis itu, nanggung jika hanya dipipi kanan.
Ia mendekatkan wajah nya, memberi ciuman di pipi kanan, pipi kiri, kedua mata gadis itu, kening, dagu, dan....
Paham kemana arah mata Jerka memandang, Kalisa memejamkan matanya.
Jerka tersenyum singkat lalu menyatukan kedua bibir mereka. Rasa manis dari bibir gadisnya ini tak pernah hilang, padahal sudah hampir setiap hari ia menghisapnya, melumat, bahkan menggigit..
brak!
"—KALISA! JERKA!"
end.
Lalalisa_F