[September 5th, 2021]
Rumah besar itu terlihat sangat sunyi malam ini, bagai tak ada kehidupan di dalamnya. Di bagian dinding tepatnya di ruang tengah, ada dua bingkai foto besar yang di pasang sejajar. Yang satu berisi foto suami istri dan yang satu lagi hanya ada foto seorang gadis kecil yang dipangku oleh sang ayah sambil memegang satu tangkai bunga mawar putih.
Suara pintu yang dibuka memecah keheningan, seseorang keluar dari kamar itu. Gadis kecil itu, rambutnya agak berantakan dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, kakinya melangkah kecil, berjalan kesana kemari, menjelajahi seluruh bagian rumahnya sambil membawa boneka domba yang berbahan rajutan itu di tangannya.
Gadis kecil itu membuka pintu satu ruangan, benar saja, seseorang yang dia cari ternyata ada disini. Jeon Wonwoo, sang ayah.
"Jiah-ya, kenapa kau terbangun tengah malam?" Wonwoo menaruh album foto yang tadi ia pegang dia sofa sampingnya dan mengisyaratkan putri semata wayang nya itu untuk mendekat.
Jiah pun menutup pintu lalu mendekat dan duduk di pangkuan sang ayah. Padahal masih ada bagian sofa yang kosong, tapi dia memilih di pangkuan ayahnya. Dia mirip seperti ibunya. Omong-omong, kemana ibunya?
"Apa yang membuatmu terbangun, hm?" Wonwoo mengusap rambut Jiah seraya merapihkannya.
"Aku terbangun karena Appa tidak ada di sampingku." Jiah menyandarkan tubuhnya pada dada Wonwoo lalu menguap. "Apa yang kau lakukan disini, Appa?" Tanya nya kemudian matanya tertuju pada album foto di sampingnya. "Aku tidak tahu kau memiliki banyak foto Eomma."
Wonwoo langsung mengambil kembali album foto itu. "Appa belum sempat menunjukkannya padamu."
Jiah mendongakkan kepalanya dan menatap Wonwoo,
"Appa, kau merindukan Eomma?"Wonwoo hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaan dari sang putri.
Karena pertanyaannya tidak dijawab, Jiah kembali kepada album foto yang dipegang Wonwoo. "Aku juga merindukan Eomma."
Wonwoo kemudian terkekeh, "Bagaimana bisa rindu? Kau bahkan belum pernah menemuinya."
Jiah hanya tersenyum geli. "Tapi Eomma pernah datang ke mimpi ku sesekali, Appa."
"Jinjja?"
Jiah mengangguk. Dia lalu turun dari pangkuan sang ayah dan berdiri di depannya. "Eomma memakai gaun panjang berwarna putih, segini." Ucapnya sambil mengukur panjang gaun yang dikenakan sang ibu di mimpinya. "Eomma sangat cantik. Rambutnya panjang berwarna coklat tua dan dia tersenyum padaku!" Lanjutnya antusias.
"Oh ya? Apa dia mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Wonwoo saat Jiah sudah kembali duduk di pangkuan nya.
Jiah menggeleng, "ani, dia tidak pernah mengatakan apapun." Wajah Jiah tiba-tiba murung. Dia menunduk, menatap album yang berisi foto sang ibu. "Appa, apakah aku bisa bertemu Eomma?"
Wonwoo terdiam sejenak, "Appa.." Panggil Jiah lagi.
"Tentu saja. Jika waktunya sudah tiba, kita semua pasti akan berkumpul kembali." Jawab Wonwoo.
"Bersama Eomma juga?" Tanya Jiah lagi sambil menatap Wonwoo dengan pupil matanya yang membulat.
"Ya, dengan Eomma juga." Wonwoo tersenyum membuat kesedihan di wajah Jiah sirna. Pria itu kemudian melihat jam dinding, "Jiah-ya, sudah semakin malam, kau harus kembali tidur." Dia berdiri dan menggandeng tangan Jiah untuk keluar dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
소원
Fanfiction[TWICE Dahyun & SEVENTEEN Wonwoo] (Romance)(Family)(Angst) "Mereka bilang kau sudah berada di tempat yang lebih baik. Tapi tempat yang lebih baik adalah disini bersamaku." ! SEMUA LATAR BELAKANG, TOKOH, ORGANISASI, INSIDEN, DAN LOKASI DALAM CERITA...