BAB II

274 38 19
                                    

[September 7th, 2021]

Setelah turun dari mobil, Wonwoo menggandeng tangan Jiah menuju gerbang sekolahnya. "Jiah-ya, kau nanti akan dijemput oleh Chaeyoung imo, eoh? Nanti di rumah akan ada Jihyo imo."

Jiah menyipitkan matanya, "huh? Memangnya nanti siang Appa tidak bisa menjemput?"

Wonwoo mengangguk, "Ada pasien yang harus dioperasi nanti siang dan sepertinya Appa akan pulang agak malam. Apa kau ingin menitip sesuatu?"

Jiah nampak berpikir sejenak. "Aku mau buku cerita baru, Appa."

"Baiklah, Appa akan membelikannya nanti."

"Ne. Gomawo."

Wonwoo merendahkan tubuhnya sambil merapikan pakaian Jiah sesekali. "Give me a hug," Dia merentangkan tangannya dan dibalas oleh pelukan dari Jiah kemudian mengecup bibir anak itu singkat. "Bersenang-senanglah."

"Ne." Jiah kemudian masuk ke pelataran sekolahnya.

Wonwoo kembali ke mobilnya setelah Jiah sudah tidak terlihat dari pandangannya. Sebenarnya tidak jarang Wonwoo menitipkan Jiah pada Chaeyoung atau Tzuyu jika dia harus pulang agak malam. Dan Wonwoo mempercayai Jiah pada mereka mengingat Chaeyoung dan Tzuyu adalah sahabat mendiang sang istri. Mereka juga senang bisa membantu Wonwoo karena keduanya juga memiliki anak yang juga berteman baik dengan Jiah.

Singkat cerita, pada saat jam pelajaran terakhir. "Jadi, ssaem ingin kalian menulis surat untuk Eomma kalian. Bisa?" Ucap guru perempuan yang ada di depan kelas dengan name tag 'Jeong Mina'.

Salah satu anak mengangkat tangannya, "ssaem, bukankah hari ibu sudah terlewat beberapa bulan yang lalu?" Tanya nya.

Mina mengangguk, "benar, tapi karena saat itu kita tidak bisa melakukannya dan berhubung sebentar lagi akan ada acara perayaan ulang tahun sekolah, ssaem akan memilih salah satu dari kalian untuk membacakannya di atas panggung."

"Ah, bahkan aku tidak pernah melakukannya di hari ibu sekalipun." Ujar Jiah kepada teman sebangkunya, Hyebin.

"Lalu kau bagaimana?" Tanya Hyebin yang dibalas gelengan kepala dari Jiah. Mereka pun merapikan alat tulisnya dan bersiap untuk pulang.

Saat bel berdering, seluruh siswa langsung berhamburan keluar dari kelas masing-masing, Jiah pun melangkah keluar dari sekolah dan melihat Chaeyoung dari kejauhan berada di depan gerbang sekolah, menunggunya. Anak itu pun langsung berlari menghampirinya.

"Apa kau ingin mampir ke suatu tempat dulu?" Tanya Chaeyoung memastikan.

"Tidak, langsung pulang ke rumah saja, imo." Jawab Jiah. Dia jadi terlihat sedikit murung setelah keluar dari kelasnya tadi, Chaeyoung menyadari itu, sepertinya Jiah sedang sedih sekarang. Dan dia tidak berniat menanyakan apapun karena Jiah sangat mirip dengan ibunya, jika sedang sedih dia hanya tidak ingin diganggu atau di tanyakan banyak hal.

Sesampainya di rumah, Jiah langsung membersihkan dirinya dan terus berada di kamar hingga malam tiba sampai akhirnya Jihyo mendatanginya. "Jiah-ya, kau tidak ingin makan malam?"

"Tidak lapar." Ucap Jiah.

Jihyo berjalan mendekat ke meja belajar Jiah, "kau terlihat murung sejak pulang sekolah tadi. Apa ada yang membuatmu kesal di sekolah?" Tanya nya.

"Mina ssaem.. dia meminta kami membuat surat untuk Eomma dan akan dipilih siapa yang akan membacakannya di panggung saat acara sekolah." Wajah Jiah berubah sedih, matanya berair.

소원Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang