50. TAK TERDUGA

305 11 0
                                    

Untuk pertama kalinya, mereka semua tengah berkumpul di taman belakang rumah James.

Tentu saja semua itu adalah keinginan dari Jenny. Bahkan sebentar lagi ia akan memiliki kesibukan dengan dunia perkuliahannya itu, jadi tak akan bisa berkumpul dengan mereka semua seperti sekarang ini.

"Aku ingin sesuatu yang membuat kita bisa tertawa malam ini," ujar Kevin seketika.

Mereka semua menatap ke arah Kevin secara bersamaan. Tentu saja menunggu kalimat selanjutnya yang akan di lontarkan oleh laki-laki itu.

"Contohnya seperti apa?" tanya Hana seketika.

Kevin lantas mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Kebetulan sekali ia membawa sesuatu dari New York menuju ke Irlandia.

"Ini dia. Bagaimana jika kita bermain kartu ini? Mereka mengatakan jika malam hari adalah waktu yang tepat untuk memainkannya," lanjut Kevin seketika seraya mengeluarkan setumpuk kartu.

Jenny mengernyit, "Memang nya kartu apa itu? Bisakah kau jelaskan sedikit kepada kami semua?"

"Truth or dare. Apakah kalian pernah memainkannya?" tanya Kevin seketika dan sontak mereka semua terdiam.

Kevin menghela napas panjang, "Ah, baiklah. Biar aku jelaskan sedikit mengenai aturan permainan ini."

Setelah itu, Kevin nampak menjelaskan aturan permainan yang ia bawa dari New York itu. Ketiganya mulai memahami alur dan juga cara bermainnya setelah Kevin menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut.

"Sudah siap?" tanya Kevin yang memastikan.

James menatap ke arah mereka semua secara bergantian, apalagi saat ini ia berada tepat di hadapan Jenny.

"Siap."

Seulas senyuman Kevin mulai terlihat kembali. Laki-laki itu lalu mengeluarkan sebuah botol yang entah dari mana ia dapatkan, bahkan dirinya sendiri juga melupakan hal tersebut. Tapi Kevin tak peduli.

Botol plastik itu telah berputar di atas meja yang berada di tengah mereka semua. Keempatnya merasa berdegup saat ini karena tengah menunggu botol tersebut untuk berhenti.

Sontak kedua mata Kevin membulat lebar saat mengetahui bahwa dirinyalah yang pertama untuk mendapatkan giliran mengambil kartu tersebut.

"Ah, rupanya aku yang memulai permainan ini, tetapi tak masalah," ujar Kevin dan setelah itu mengambil sebuah kartu yang berada di atas meja itu.

Kevin sempat memejamkan kedua matanya saat ia mengambil kartu tersebut. Beberapa saat setelahnya, ia pun membuka kedua matanya secara perlahan dan mencoba untuk membaca semuanya secara rinci.

Entah mengapa Kevin tertawa seketika saat mendapatkannya, "Baiklah, aku mendapatkan kartu truth. Di sini tertulis jika aku harus memberitahukan kelemahanku selama ini."

"Apa itu?" tanya Jenny yang tak sabaran. Gadis itu bahkan telah terhanyut di dalam permainan tersebut.

"Kelemahanku selama ini adalah aku tak bisa hidup tanpa ponselku. Hanya itu. Karena jika aku berada di satu tempat yang tak aku ketahui dan tak aku sukai, maka aku bisa bermain dengan benda itu. Simple, bukan?" jawab Kevins seketika.

"Sepertinya itu bukanlah kelemahanmu," gumam James yang terkekeh seketika.

"Tak masalah, kau bebas menjawab atau melakukan apa pun sesuai kartu itu. Jadi, mari kita lanjutkan untuk memutar botol ini," jawab Kevin dan mulai memutar kembali botol tersebut.

Mereka semua kembali merasa berdegup. Bahkan kali ini putaran botol itu cukup lama untuk berhenti di posisinya.

"Astaga," pekik Jenny seketika saat mengetahui bahwa dirinya adalah target selanjutnya. Hal tersebut membuat gadis itu segera mengambil sebuah kartu yang berada di atas meja tepat di hadapannya saat ini.

BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang