08. TRIPLE N

25 4 2
                                    

Cinta bisa hadir tanpa diminta. Lewat pertemuan-pertemuan singkat, memandang dari kejauhan, atau bahkan karena terbiasa bersama. Sejatinya cinta memiliki berbagai macam definisi.

Seperti halnya dengan Gerald. Cowok yang memiliki nama lengkap Gerald Ramadiaz Bagaskara itu sudah sejak lama memiliki ketertarikan pada Nopi. Hampir setiap saat Gerald memperhatikan Nopi dari jarak berjauhan, mungkin belum ada keberanian untuk mendekati cewek itu terlebih Nopi merupakan geng dari Triple N, rival dari sahabatnya, Terre.

Terkadang jika Nopi tidak bersama dengan kedua temannya, Gerald berusaha semaksimal mungkin untuk mendekati cewek itu. Memang terlihat seperti seorang pengecut, tapi begitulah Gerald sebenarnya.

Potret wajah Nopi memenuhi ponsel Gerald. Cowok itu terus memperhatikannya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

“Kenapa lo senyum-senyum gitu?” tanya Riswan, keheranan dengan sikap Gerald.

Anrez melirik sekilas pada Gerald, tatapannya tidak sengaja menemukan wajah Nopi di ponsel cowok itu.

“Dia suka sama Nopi.” Anrez menjawab pertanyaan Riswan.

Gerald mendongakkan pandangan, menatap kedua sahabatnya. Anrez Respati Marcelio Adhirama, cowok yang memiliki karakter cuek akan sekitar, tapi sekalinya dia masuk dalam pembicaraan maka omongannya langsung pada inti. Anrez bukanlah tipikal cowok yang suka berbasa-basi.  Dan itu menjadi point penting mengapa Gerald ingin menjadi sahabat Anrez dan Riswan.

“Sejak kapan? Gue gak pernah ngeliat kalian akrab.” Bukan tanpa alasan Riswan bertanya seperti itu, mengingat Gerald tidaklah terlalu dekat dengan Nopi sehingga harus menimbulkan rasa suka.

Gerald mengherdikkan bahu. “Menurut gue mungkin karena gue nyaman saat ngeliat dia, natap wajahnya aja bikin hati gue adem,” jawab Gerald, terdengar gamblang.

“Terus kenapa gak lo coba deketin dia? Diem aja gak akan bikin dia jadi milik lo,” ujar Riswan.

“Terlalu pengecut,” seru Anrez yang sontak mendapat tatapan tidak suka dari Gerald. “Gak ada yang salahkan sama omongan gue? Lo terlalu pengecut untuk berani memulai,” tandas Anrez, lagi.

“Bukan gitu juga kali, lo tau sendiri kan Nopi itu sahabatan sama Nana sama Naura, dan lo sendiri tau Naura sama Nana itu bukan cewek baik-baik. Kerjaannya bikin rusuh mulu, gue gak bisa aja kalau Nopi ikut pergaulan buruk mereka berdua.”

“Lo gak bisa menilai dari perspektif lo aja. Mereka nakal bertiga, bukan cuma Naura sama Nana aja,” ucap Riswan sarkas.

Meski tidak terlalu mengerti dengan persahabatan Triple N tapi Anrez pun ikut setuju dengan pendapat Riswan. Dari apa yang ia lihat saat berkumpul dengan ketiga cewek itu ketika berada direstoran, mereka terlihat seperti sahabat yang saling menyayangi. Anrez dapat melihat ketulusan mereka bertiga dalam persahabatannya.

“Lo suka salah satu diantara mereka?” Pertanyaan itu muncul dari Anrez, setelah melihat reaksi Riswan yang sedikit berlebihan ketika membahas tentang Triple N.

Riswan mengalihkan tatapannya pada Anrez. “Ada yang salah dengan omongan gue? Ngebela bukan berarti suka kan?” Riswan balas bertanya.

“Lo gak bisa bohong, kalau sebenernya lo tertarik sama Naura, right?” tebak Anrez.

Dengusan geli terdengar dari Riswan. “Kesimpulan dari mana kalau gue suka sama dia? Jangan ngaco!” Meski menolak pengakuan Anrez, jauh dalam lubuk hatinya Riswan memang menaruh sedikit ketertarikan pada Naura. Tapi itu tidak bisa dijadikan alasan kalau dia jatuh cinta pada cewek itu.

“Saran gue sih mending gak usah jatuh cinta sama Triple N. Mereka cuma kumpulan cewek yang bikin hidup jadi lebih rumit,” ucap Anrez.

“Tapi gimana kalau nantinya jadi lo yang jatuh cinta sama salah satu diantara mereka?” tanya Gerald, menantang.

TRIPLE NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang