1. alasan benci

1.4K 105 1
                                    

"MAU LO APA SIH, ?" Pemuda berteriak murka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MAU LO APA SIH, ?" Pemuda berteriak murka. "Lo udah ngancurin harapan gue, lo udah bikin gue dan Haerim khilangan jabang bayi kami, BANGSAT!" Pemuda itu mencengkram kuat kerah baju nya hingga pemuda itu merasa tercekik.

Deg

Deg

Deg


"Haah!" Janu lagi-lagi terbangun karena mimpi sialan itu, ia mengusap peluh di dahinya. Merutuki kenapa mimpi itu selalu membuatnya terbangun ditengah malam. "Sialan, sialan, sialan! Kenapa harus mimpi itu terus yang datang sih?! Cape banget gara-gara mimpi sialan itu hidup gue berantakan." Kali ini ia mengusap wajahnya kasar.

Janu benar-benar lelah, entah apa maksud mimpi itu menghampirinya, tapi mimpi itu menjadi salah satu alasannya membenci seseorang.

Janu merebahkan dirinya kembali, semoga saja mimpi itu tidak datang lagi ditidur kedua Janu malam ini. Dia sudah lelah dengan segala tugas yang menumpuk minggu ini baik kuliah maupun organisasinya. Jadi semoga mimpi sialan itu tidak mengganggunya lagi.

.
.

"Masam bener pak mukanya?" Sapa Dylan pagi ini, membuat Janu yang baru mendudukan diri di bangkunya semakin sepat.

"Yang lain belum datang? Tumben lo cepet?"

"Belom nih, ya biasa gue nganterin si degem dulu." Dylan dengan senyum mengesalkan andalannya.

"Kurang-kurangin, nanti dikeroyok lagi lo."

"Kan sekarang degem gue cuma satu."

"Satu? Sejak kapan lo cuma jalan sama satu orang, Dylan?? Cewek cowok lo babat semua, kaga pandang bulu, terus tiba-tiba bilang cuma satu, tipe bangsat kayak lo ga bisa dipercaya, nyink." Janu heboh sendiri dengan pengakuan Dylan yang tidak masuk diakal.

"Yee lu mah ga percaya sama gue, Nu, kali ini serius cuma satu. Nanti deh gue kenalin, mau yakinin dulu, hehe."

"Tidurin dulu kali." Kali ini suara lain menimpali dari belakang.

Dylan dan Janu menoleh untuk mendapati Jovi yang baru datang dengan atribut wibunya.  Duduk di depan Janu dan Dylan, kebetulan mereka hari ini berada dikelas yang sama.

"Kaga woy, serius ini gue ga mau main-main, bapaknya TNI, mana kakaknya galak kek reog, lah si degem gue lucu masyaAllah, sumpah!"

"Lancar banget si kasep nyebutnya, yok syahadat yok. Ikutin gue Dyl, Asyhadu-"

"Haha, Jov lu udah mualaf?"

"Lah si bego!" Tangan Dylan langsung menggeplak kepala Jovi.

Janu hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya ini, memang ada bego-begonya. Sudah tahu mereka semua beda server.

Kelas di mulai pagi itu, diisi dengan berbagai materi memuakkan dengan tugas sebagai penutup. Baik Janu, Dylan dan si pintar Jovi pun merasakan kepalanya seperti ingin meledak menerima materi dari 6 SKS dari pagi hingga siang hari tanpa henti.

Cara Jatuh Cinta - Markno FanfictonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang