8. malam pertama

693 87 11
                                    

Janu memandangi Maru yang kini sibuk memotongi semangka untuk ia jadikan jus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Janu memandangi Maru yang kini sibuk memotongi semangka untuk ia jadikan jus. Ia hanya duduk manis di meja makan sambil menonton aksi Maru, dari yang matanya tangkap Maru sebenarnya tidak seburuk seperti yang selama ini ia pikirkan. Fakta bahwa Maru sempurna yang selalu ia tutupi dengan kalimat Maru si cupu itu hanya keiri hatiannya saja melihat si pria idaman Maru.

Tangannya telaten memegang alat yang Janu sendiri tidak terlalu paham, jangan sampai ia menyentuh benda-benda yang ada di sana. Bisa-bisa kecelakaan ringan sampai kebakaran hebat jika ia berdiri di pentri dapur mewah milik Maru.

Sibuk dengan pikirannya ia tak sadar jika Maru sudah menyelesaikan pekerjaannya. Pemuda yang lebih tua membawa dua gelas berisi jus dan menyerahkan salah satunya kepada Janu. "Kamu ngelamunin apa?"

"Eh," Janu tersadar, ia melihat jus yang kini sudah tersaji di hadapannya. "Oh, thanks." Janu meminum jus miliknya, segar dan dinginnya membuat senyum cantik terkembang di bibir tipisnya.

Maru melihatnya, lalu dadanya berdetak lebih cepat. Maru tidak pernah merasakan hal seperti ini, tiba-tiba dan terasa sangat asing. Hanya karena senyuman yang bahkan tidak secara langsung ditujukan padanya.

"Seger banget sumpah, lo harus sering bikinin gue ginian. Anak lo perlu vitamin banyak ye kan?"

Maru hanya mengangguk menanggapi, ia masih memikirkan rasa baru yang menghampirinya.

"Eh, lo tau ga pas tadi mau pemberkatan papa tiba-tiba ngilang?"

"Bukannya sama kamu?"

"Sebelum-sebelum itu, duh gatel banget gue kalau gibah gini. Soalnya tadi tuh ya pas gue mau ngehampirin papa dia lagi debat atau marah-marah gitu ke orang."

"Ya sama orang, masa sama pohon-" Maru menghentikan ucapannya saat ia sadar kalimat yang ia gunakan kurang tepat. "Ah, maksudku ya wajar- itu orangnya siapa? Kamu kenal?" Alihnya cepat.

"Gue juga tau!" Balasnya sewot. "Orangnya ini yang bikin gue panik, gue takut ketauan acara kita tadi. Soalnya orangnya bapaknya Rain, Njir. Lo bayangin, sepanik apa gue tadi pas tau yang papa debatin itu si Jendral TNI. Alamat bukan cuma jatuh tertimpa tangga, tapi segenteng-gentengnya, Mar."

"Bapaknya Rain?"

"Iya, ortu lo ada ngundang tu orang emang?"

"Tidak, Dad lebih suka di luar negeri, mama mana mau dia dekat-dekat sama aparat negara. Jadi tidak mungkin mereka ngundang bapaknya Rain."

"Kok dia di sana ya, mana mukanya pasrah
banget pas papa marahin." Janu tidak sadar ia tengah bercerita menggunakan versi dirinya yang sebemarnya dihadapan Maru.

Sedangkan Maru masih menyesuaikan diri dengan setiap lapisan di dalam diri Janu. Dalam beberapa waktu, dia bisa menjadi pribadi yang berbeda. Bisa galak dan buas seperti anjing bulldog, bisa manis dan lucu seperti samoyed, dan bisa ceria dan penasaran seperti anak anjing kecil yang ingin tehu segalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cara Jatuh Cinta - Markno FanfictonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang