Orang baru,
tak boleh ikut campur!***
"Tumben banget lo, Ar. Megang buku novel setebal itu. Lagi kesambet penghuni kloset sebelah kantin ya?." Sindir Baim diiringi dengan kekehan garingnya. Sementara Aric tidak bergeming, dia masih saja membaca buku itu dengan serius.
Baim baru mengenal Atalaric sebulan lalu, setau dia, cowok itu lebih suka bermain game seharian penuh dari pada membaca buku sampai selesai.
Berbeda dengan Khanza yang sudah mengenal Atalaric sedari kecil. Cowok itu menampilkan ekspresi yang teramat kalem. Sedikit rasa bahagia terselip di dalam hati Khanza saat ini. Tanpa sadar, Khanza tersenyum simpul, ternyata Aric masih sama seperti dulu.
Khanza mengingat-ingat kejadian di mana terakhir kali Atalaric membaca buku dengan fokus dan serius.
Ah, tiga tahun yang lalu. Dia melihat Atalaric seperti ini. Saat semuanya masih baik-baik saja.
"Bro, udah suka sama buku lagi, Lo?." tanya Khanza, sambil menepuk bahu Atalaric.
Atalaric menoleh, "Enggak. Kata siapa? Gue masih benci sama buku." Sanggah Atalaric, dia cepat-cepat menutup buku novelnya. Agar Khanza tidak mengucapkan hal yang lebih dari pada ini.
Baim menatap mereka berdua secara bergantian, alisnya bertautan. "Kalian berdua lagi pada ngomongin apa, sih? Emang sebelumnya Aric suka baca buku gitu?" Tanya Baim sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Lo gak usah kepo, deh. Lo tuh, cuman anak baru yang gak tau apa-apa." Ucap Atalaric penuh penekanan.
Khanza menghembuskan nafas perlahan, mode sensitif Atalaric sedang on. Jika sudah begini, Atalaric tidak bisa mengontrol emosinya. Dia menyenggol bahu Baim. Memberi kode untuk Baim agar dia tidak melanjutkan perkataannya lagi.
"Itu, novel siapa?. Kok ada sampul plastik di covernya sih. Setau gue, koleksi buku yang ada di perpustakaan itu gak ada yang pakai sampul plastik begitu." Khanza mengambil novel yang ada di genggaman Atalaric, melihat novel itu dari segala arah.
Atalric mengendikkan bahu, "mana gue tau, buku ini udah ada di meja perpustakaan. Karena gue males milih buku, jadi gue bawa aja deh buku ini." Saat Khanza ingin membuka halaman depannya, Aric lebih dulu merebut novelnya.
"Ngapain sih pegang-pegang. Nanti rusak." Ketus Atalaric. Dia segera mengamankan novel penemuannya ke dalam tas. Seakan tidak memperbolehkan siapapun untuk melihat apalagi meminjamnya.
Dari pada memusingkan kelakuan aneh cowok itu. Khanza lebih memilih untuk duduk di kursinya yang berjarak satu meja dari tempat Atalaric duduk.
Di susul dengan Baim yang masih menampilkan muka cengo melihat perlakuan aneh dari kedua temannya.
***
"Novelnya masih belum ketemu, padahal udah aku cari di semua sisi perpustakaan. Kemana ya perginya. Apa ada yang ngambil novelnya ya? Ish siapa sih, jail banget jadi orang."
Mulut Gemini sibuk mengoceh dan memberikan sumpah serapah pada orang yang sudah membawa pergi novelnya.
Bruk...
Tubuh kecil Gemini terhuyung ke belakang. "Aduh. Kalo jalan pake mata dong. Gak liat apa ada orang di sini." Sembur Gemini. Sementara cowok yang menyenggolnya barusan hanya menatap Gemini sekilas.
Dia berlalu pergi, mencari tempat paling nyaman untuk membaca. Muka Gemini terlihat kesal. Lagi-lagi dia di acuhkan. Sudah kepalang kesal, Gemini menghampiri cowok sembrono yang berada di meja paling ujung.
"Dasar cowok gak ada akhlak. Udah nyenggol anak orang sampe jatuh, bukannya bantuin malah pergi."
"Ck. Berisik, gak liat Lo tulisan di sebelah pintu itu?."
Oke, jawaban dari cowok sialan ini membuat rasa kesal Gemini semakin bertambah. Gemini memutuskan untuk melanjutkan pencarian novelnya yang masih hilang dari pada melanjutkan keluhannya.
Dia melihat cowok itu sedang mengeluarkan novel dari dalam tas, matanya diam-diam memperhatikan sampul novel tersebut.
"Woah! Itu novel gue!" Ucap Gemini dengan sumringah.
Cowok itu adalah Atalaric. Perkataan Khanza saat dikelas membuat Aric terpaksa untuk tidak melanjutkan aktivitas membacanya. Padahal, saat itu dia sedang berada di bab klimaks. Bab paling seru menuju ending.
Aric yang mendengar ucapan itu dari mulut Gemini seketika sadar. Bahwa gadis yang ada di hadapannya sekarang adalah pemilik novel yang sedang dia baca.
"Oh. Jadi, Lo pemilik novel sekaligus pemilik noted kuning yang ada di tangan gue?." Ucap Atalaric. Ekspresi yang semula datar dan biasa saja, kini berubah menjadi ekspresi wajah yang sinis dan tidak biasa.
Bulu kuduk Gemini meremang. Melihat perubahan ekspresi yang drastis dari lawan bicaranya. "i-iya!" Jawab Gemini dengan terbata.
"Ck. Baca mah baca aja. Gak usah pake nyantumin kuotes pake note segala lah. Alay!" Atalaric memulai aksinya.
"Bodo amat. Gak peduli, cepet kembaliin Novel gue. Sekarang." Paksa Gemini.
"Mau novel ini balik? Ada tiga syarat. Lo harus ngikutin semua syaratnya kalo mau novel ini balik."
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Thing She Has A : NOVEL
Teen FictionThe Thing She Has A : NOVEL --------------|||------------- Blurb : Setiap orang punya cara untuk menghibur dirinya sendiri, bagi Gemini Larasati menulis adalah segalanya. Dia menjadikan kegiatan itu sebagai obat penenang sekaligus pelampiasan saat...