H-h

17 0 0
                                    

"Caa hp gue ilang!"

"Yang bener dulu, lo taro mana tadi?"

"Pas gue tampil, gue udah nggak megang lagi."

"Serius?"

"Dua rius"

Aku benar-benar panik, setelah makan aku menyadari kalau aku tak membawa hp.Saat Ica dan Ara sedang menelpon nomor ku yang sedang tak aktif, pandangan ku tertuju pada casing putih biru yang couple an dengan Ica, Ara.

Itu dia!

Aku hendak bangun ingin menghampiri Ghaza, namun gerakan ku terhenti kala dia menatap ponsel ku lalu meletakkan nya di telinga.Sepertinya ada yang menelpon ku.

"Zaa hp gue"

"Nih, tadi ada yg nelpon."

"Huh kira gue hp gue ilang!"

"Heh lo sendiri ya yang ngasih hp nya ke gue!"

Aku hanya menampilkan senyum penuh ejek.

Erni swadhipa:
Ayo fotbar, aku di deket lapangan.

Aku langsung memencet tombol telepon.

"Dimana er?"

"Kamu liat ke kanan gih"

"Otw!"

Aku sedikit berlari menuju sahabat ku dari SD hingga SMA.Dulu aku dan Erni satu SD hingga SMP, namun saat SMA aku tak lagi satu sekolah dengan nya.Namun kami mengikuti satu ekskul yang sama-paskibra-.

"Ernii!!!!"

"Kamu nih tadi aku nelpon kamu, yang ngangkat malah cowok!"

"Iyatah? ngomong apa aja dia?"

"Nggak seberapa kedengaran, tapi siapa lah itu?"

"Itu Ghaza er, tadi aku sempet nitip hp ke dia"

"DEMI?KOK BISA!"

"Ssttt diem-diem aja, liat tuh kearah sana dia lagi ngobrol sama kakak ku."

"Duhh hahahah"

"Poto dimana nih?"

"Sini aja, background nya pohon."

Aku tersenyum kearah kamera dengan dua jari ku yang berbentuk V.

"Jajan yok er!"

"Ayo!"

"Temenin aku minta duit ke mba dila tapi, ayoo!"

"Ih aku malu!"

"Udah ngga papa"

Aku menyeret Erni mendekat rombongan alumni.

"Mba, minta duit.Mau jajan sama Erni."

"Huh"

Ghaza yang melihatku bersama anak swadhipa tentu heran.Aku tak perduli, bahkan Ica dan Ara aku tinggal.

Aku berjalan bersama Erni menuju stand jajanan.Namun saat Erni ingin memesan tiba-tiba dia dipanggil oleh tim nya.Aku terpaksa sendirian lalu melihat Icha beserta anak lomba langsung aku hampiri.

"Buh, nggak tau diri.Tadi ninggalin."

Aku hanya terkekeh.

Lalu memesan satu porsi takoyaki.

Kami berjalan bergerombol menuju dekat lapangan seraya menenteng jajanan.

Kami duduk di kursi yang terdapa meja di tengahnya.

"Maen Ludo kuy!"

Icha, Ara, kak Ridho dan anak lomba lainnya.Aku tak suka bermain ludo yang menurut ku tak asik.

PASKIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang