H-2

9 0 0
                                    

"satu!"

"Dua!"

"Tiga!"

Hingga hitungan ke 50 semuanya langsung menjatuhkan badan nya ke tanah lapangan.Tak perduli sebanyak apapun debu dan pasir yang penting hanya tubuh mereka bisa rebahan.

"Kenapa tadi latihan nya nggak serius?udah banyak salah nya, emang udah ngerasa bagus Pbb nya?"

Semuanya diam, tak ada yang berani menjawab.

"Latihan sekali lagi! kalo sampe saya ngeliat PBB kalian jelek, siap-siap konsekuensi nya saya tambah! mengerti?"

"Siap mengerti!"

Barisan di bubarkan lalu membentuk sesuai dengan tempat perlombaan masing-masing.

Sekitar 30 aba-aba berjalan lancar.Untungnya kamu diberi waktu istirahat walaupun cuma 3 menit.

***

"Absen 30 ini kemana?"

"Dispen Bu."

"Astaga udah kelas 12 masih aja suka dispen, kaya mana mau kuliah nya."

Hampir semua guru mengeluh tentang anak paskib yang langganan dispen.

Shinta A5:
lo ditanyain guru,

Anda:
Surat dispen udah
dimeja guru.

Shinta A5;
Hahha gilak lo ni
Gurunya ngoceh².

Anda:
Ntar klo gue juara,
gurunya diem.

Balasan terakhir hanya di read oleh shinta, teman sebangku ku.Aku menatap semua teman seperjuangan ku yang sedang menjalankan kesempatan emas dikala hujan turun dengan deras mereka berlomba-lomba tidur di dalam mushola.Mungkin suatu saat nanti aku takkan lagi berada di moment ini kan?tak ada salah nya dokumentasi.

Ada yang sedang bermain ludo, kreasi kacamata dari secarik kertas, tidur dan aku yang duduk di atas sebuah tembok berukuran 1 meter.

Awalnya aku hanya duduk sendirian di atas namun tiba-tiba dia-ghaza- duduk tepat disampingku.Duduk berdua disaat hujan membuatku mati-matian membuang kenangan itu agar Dejavu tidak menghantui ku terus-menerus.Namun nyatanya takdir berkata lain.

"Abis ini lo lanjut kemana?"

Dia, yang memulai pembicaraan.

"Ngga tau, kalo lomba garda menang mungkin ada kesempatan kuliah di polinela.Itupun kalau, menang."
Aku sempat menjeda kata terakhir membuat lawan obrolan ku mengangguk-anggukkan kepala nya.

"semoga aja menang."

Perbincangan yang tak penting membuatku tertawa.Cara dia berbicara entah mengapa menurut orang lain mungkin alay tapi menurut ku cara bicara nya ketika dia sedang dalam mode ngeselin sangat lah lucu.

Aku membuka aplikasi Instagram, menggeser ke arah kamera dengan beberapa filter.aku menekan tombol rekaman lalu mengarahkan kepadanya.

"Za, liat geh jadi glowing."

Matanya mengahadap ke kamera dengan cengiran khas nya.Andai disini ada Icha pasti dia heboh.

PASKIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang