H-h

7 0 0
                                    

Kata semangat terus membanjiri grub wa ku, sedikit terharu dan merasa gugup untuk nanti.

Kini aku sudah lengkap dengan atasan Pdl, celana dasar hitam, jilbab hitam segiempat serta pantopel hitam dengan kaus kaki putih panjang.

Aku berhenti di depan rumah Icha.
Suasana masih gelap karena masih jam setengah 6 pagi.Aku menunggu Icha bersiap lalu kami jalan berdua kearah Masjid Agung.Jarak rumah Icha dengan Masjid sangat lah dekat.

Saat aku dan Icha sampai, semua anak lomba sudah kumpul lalu kami baris 1 saff guna mengecek anak-anak yang belum hadir.

"5 menit lagi kita berangkat."ucap pelatih kami yang memakai baju PDH hitam, lengan 3/4 dengan bertuliskan Alumni Paskibra Smanstar.

Setelah mendapat instruksi kami mulai menaiki kendaraan yang telah di sewa oleh pihak sekolah.Wajah tegang tercetak jelas di wajah anak-anak kelas 10 dan 11.

Kami semua berdoa dalam hati, semoga pulang dari lomba ini membawa 2 buah piala.

"Pap pap pap pap pap, wong ko ngene jo di banding bandingke.."

"Saing saingee, yo mesti kalah..."

"Tak Oya oo aku yo ora mampu..."

"Wong sak kuat ku, mencintaimu..."

Nyanyian yang berasal dari anak kelas 11 membuat pikiran ku sedikit teralihkan.

"Ku berharap engkau mengerti, dihati ini hanya adaa?"

"KAMU!"semuanya menyahut.

Aku tertawa pelan melihat tingkah adik kelas ku.

Kami sampai di tempat tujuan-POLINELA- Singkatan dari
Politeknik Negeri Lampung.Politeknik pertanian disini lumayan terkenal, apalagi UKM Garda nya yang setiap tahun mengadakan Lomba Paskibra tingkat provinsi Lampung.

"Jaga sikap!kemana mana harus rapih, paham?"

"Siap paham?"

Aku turun bersamaan dengan gerombolan anak Paskibra SMA lain melewati tempat kami.

"Woah baju nya keren!"salah satu dari kami memuji nya.

Siapa yang tidak mengakui keren? Mereka tampan, baju mereka putih bersih dan rapih, serta baju putih abu-abu yang press body.

"Ingat!jangan sampai kita yang melihat lawan, biar lawan yang melihat kita!"

"Siap kak!"

Kami jalan seraya menenteng baju yang di gantung dengan hanger kearah sebuah bangunan untuk mempersiapkan pakaian dan lain lain.

Aku melirik kearah Icha dan Ara, tak ada Ghaza disana apakah dia nggak datang?

Icha yang langsung paham tatapan ku langsung menjawab.
"Dia nanti nyusul kesini, sama Siti."

Aku mengangguk, lalu mengambil baju serta perlengkapan lainnya untuk ganti di kamar mandi belakang.

Setelah mengganti baju Pdl ku dengan baju putih abu-abu, aku mengambil peniti, jarum, gunting, dan isolasi hitam memberikan satu plastik tersebut kepada Icha.

"Selamat menjadi babu!"
Puas sekali rasanya melihat wajah Icha yang sebal ketika disuruh memasangkan isolasi ban ke sepatu ku.

"Awas aja ya lo!"

Tak lama kemudian pandangan ku terfokus kepada pria yang mengenakan atasan Pdl, celana dasar hitam.

"Cak, ada dia!"

"Barusan dateng ya?"

"Iya kayanya"

"Semangat nih lomba nya, ada crush hahaha"

PASKIBRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang