Sudah tiga hari saat Jaemin demam. Kini dia sedang berada di dapur bersama sang suami lucunya.
"Kamu lagi apa no?"
"Aku lagi masak na. Kamu mau makan apa?"
'Tunggu aku? Dan sejak kapan Jeno memasak?'-batin Jaemin.
"Kamu bisa masak?"
"Umm.. aku di ajarin sama bubu beberapa hari lalu."
Jaemin hanya ber oh ria. Tapi dia masih di buat binggung dengan ucapan dan perilaku Jeno yang akhir-akhir ini sedikit berubah.
Jaemin menggerakkan kursi rodanya ke arah ruang keluarga. Dia menyalakan TV dan menonton acara kartun kesukaannya. Tak lama Jeno datang sambil membawakan hasil masakkan nya. Dia membawa satu piring nasi goreng dan satu gelas susu. Jeno duduk di samping Jaemin yang sedang menonton.
"Nana, ayuk makan dulu."
Jaemin menoleh ke arah Jeno. Dia melihat piring yang di pegang oleh suaminya itu. Dan mengambil alih piringnya.
"Suapin.."
"Iya aku suapin no."
Jaemin menyuapi Jeno dengan perlahan. Dia juga menyuapi untuk dirinya sendiri. Tak lama piring tersebut bersih tak tersisa sebutir nasi pun. Jeno mengambil piring dan gelas yang tadi di isi susu. Dia mencuci piringnya dan kembali ke arah Jaemin.
Jaemin melihat aktivitas Jeno. Tidak, lebih tepatnya melihat kakinya. Andai dia bisa berjalan, pasti dia tidak akan menyusahkan orang lain bukan? Dia terkaget melihat Jeno yang kini sedang menatap nya.
"Kenapa na?"
"No.. aku mau bisa jalan. Apa aku bisa?"
"Bisa na! Nanti nono ajarin!"
Jaemin memandang Jeno yang kini sedang tersenyum. Jaemin yang melihatnya ikut tersenyum. Betapa manis suaminya ini. Dia mencium bibir Jeno dengan singkat. Lalu tertawa bersama.
"Kapan kita akan belajar na?"
"Bagaimana kalau besok?"
"Baiklah, nono bakalan bantu nana!"
Jaemin mengelus surai rambut suaminya. Dia sangat senang bisa menerima pernikahan ini. Awalnya dia kira, suaminya nanti akan memukulinya dan tidak menerima dirinya yang cacat. Ternyata dugaannya salah. Justru kini dia tidak ada perasaan menyesal sama sekali bisa dijodohkan oleh Jeno.
🌱
Besoknya, mereka berdua sudah berada di taman belakang apartemen nya. Cukup banyak orang di sana, tapi itu tak apa. Jaemin mencoba bangkit dari kursinya dan di bantu oleh Jeno. Banyak mata yang tertuju kepada mereka. Tapi sekali lagi mereka tidak peduli.
Jeno membatu Jaemin melangkah dengan perlahan. 1 langkah, 2 langkah, 3 langkah. Saat Jaemin ingin memulai langkah ke 4 nya dia jatuh. Untung saja dengan sigap Jeno memeluknya agar tidak jatuh. Orang-orang yang menonton mereka juga ikut panik.
Jaemin mencoba bangun dan mencoba melangkah lagi. Sampai akhirnya, dia bisa mencapai 15 langkah. Semua orang yang ada di sana bertepuk tangan karena Jaemin sudah berusaha keran. Jeno juga tersenyum dan bertepuk tangan kepada Jaemin. Jaemin tersenyum karena dia sudah berhasil. Walaupun masih sedikit, tapi kini seluruh tubuhnya di kucuri keringat. Tapi dia tidak menyesal, dia sangat senang dapat melangkah meski dengan bantuan suaminya. Jeno menggendong dan memeluk Jaemin sambil memutarkan badan mereka berdua dan sedikit melompat. Dia bangga kepada istri manisnya. Semua orang tersenyum lebar melihat adegan romantis yang mereka berdua buat di taman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coklat Manis [NoMin]
Short Storypria yang mengalami penyakit peterpan bertemu pemuda manis yang memiliki kaki lumpuh dan memiliki gangguan mental. mereka di jodohkan atas kemauan orang tua mereka masing masing. mereka saling mengobati satu sama lain.