🌱

227 8 2
                                    

Jeno membuka matanya. Dia tidak melihat Jaemin di sisinya. Jeno pergi ke dapur tapi tetap tidak menemukan Jaemin.

"Njun, kamu lihat nana?" Ucap Jeno saat melihat Renjun keluar dari kamar.

"Ah- a-aku gak liat dia. Mungkin dia pergi ke supermarket."

"Sendiri?"

"Tidak, dia pergi bersama taro."

Jeno pergi keluar dari apartemen dan pergi ke supermarket terdekat. Dia melihat Jaemin dan Shotaro sedang memilih es krim. Jeno menghampiri Jaemin dan memeluknya dari belakang. Sang empu kaget karena mendapat perilaku dadakan dari Jeno.

"Ada apa?"

"Aku kangen nana."

Shotaro hanya berdehem saja melihat kedua kakaknya itu. Rasanya menyebalkan mengingat dia menjadi nyamuk. Akhirnya dia memutuskan untuk membayar makanan yang dia beli deluan dan pergi keluar dari supermarket bersama dua kakaknya itu.

°°°°

Di rumah, Jeno tidak mau lepas dari sang istri. Bahkan saat keluarganya ingin pulang dia masih memeluk sang istri.

Sekarang mereka lagi berpelukan di ruang keluarga. Jaemin meranjak dari tempat duduknya tapi di tarik oleh Jeno.

"Lepasin no, aku mau masak."

Dengan berat hati Jeno melepaskan pelukannya. Jaemin akhirnya pergi ke dapur dan memasak beberapa menu.

Jaemin memanggil Jeno yang sedang menonton TV untuk makan. Mereka berdua makan dengan nikmat sambil berbincang-bincang serta canda, tawa. Tiba-tiba Jaemin berbicara dan membuat hening seketika.

"Jeno, nono harus bisa jaga diri ya?"

"Eh? Aku bisa kok jaga diri. Kenapa kamu ngomong begitu?"

Jaemin tidak menjawab pertanyaan Jeno. Dia hanya membalasnya dengan senyum manisnya. Jeno kebingungan sekarang. Apa maksud perkataan istrinya?

Tidak lama ada suara piring pecah dari arah dapur. Jeno langsung berlari ke arah suara dan menemukan Jaemin yang pinsan tergeletak di lantai. Dengan cepat, Jeno langsung menelfon ambulans.

°°°°

Di rumah sakit, seluruh keluarga Jung serta Na sudah berkumpul dengan gelisah. Winwin, Renjun, dan Shotaro menangis. Taeyong yang berusaha menenangkan sahabatnya itu juga sama paniknya dengan mereka. Tapi dia harus menahan rasa paniknya itu.

Akhirnya dokter keluar dari ruangan. Dokter tersebut tersenyum membuat seluruh orang di sana heran. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Jaemin? Sang dokter meminta Jeno untuk masuk ke dalam ruangan. Katanya sih Jaemin yang minta.

Jeno memasuki ruangan dan melihat Jaemin yang sedang tersenyum ke arahnya. Dia memakai selang infus, membuat Jeno memasang muka sedih nya.

"Hey.. masa calon papa mukanya di tekuk seperti itu? Senyum dong!"

Jeno kaget karena perkataan Jaemin. Calon papa? Apa maksudnya itu? Sekarang Jeno memasang muka konyolnya. Jaemin tertawa kencang melihat muka sang suaminya itu. Lucu sekali, kalau bisa dia ingin sekali memfoto suaminya sekarang.

"Apa yang kau tawakan na?! Ini tidak lucu. Lihatlah kamu sedang di infus."

"Hahaha.. sini, anak kamu mau nyapa kamu!"

"Anak? Kamu hamil na?!"

BRAK!

"SIAPA YANG HAMIL?!" teriak 2 keluarga yang ada di sana.

"Aku, aku hamil. Ku hamil deluan, sudah 1 bulan. Hahaha.. kamu kalah Mark hyung."

Ok Mark langsung kicep denger perkataan Jaemin. Tiba-tiba Haechan datang dan mencupit pipi Jaemin dengan pelan.

"Kata siapa suami aku kalah?! Aku juga sedang hamil tau!"

Ok sekarang semua keluarga yang kicep. Bahkan Mark sendiri tambah kicep sama perkataan istri terzeyengnya. Jaemin yang sudah tau Haechan hamil hanya tertawa melihat reaksi semua orang.

°°°°

Tiga hari kemudian, Jaemin di perbolehkan pulang. Setiap hari, dia hanya diam di rumah. Jeno tidak memperbolehkan dia banyak gerak. Katanya nanti kecapean. Sampai-sampai, Jeno menyewa art di rumahnya. Tapi namanya juga Jaemin, dia tetep aja kekeh mau bersihin apartemen nya itu.

Jaemin sekarang sedang ingin memakan es krim. Jadilah dia menelfon sang suami untuk meminta di belikan es krim kesukaannya. Jeno sudah mulai berkerja, jadi dia harus menelfon Jeno jika ingin sesuatu sekarang.

"Ya ada apa na?"

"Nana mau es krim. Tapi sepertinya nono sedang sibuk? Disana sangat berisik. Kalau gitu nana minta belikan ke Sungchan saja."

"Tidak, aku tidak sibuk kok na. Rapat selesai." Di akhir kalimat Jeno suaranya kecil.

"Eh?! Nono lagi rapat?! Kalau begitu nono lanjutin aja. Nana bisa kok minta sama Sungchan!"

"5 menit lagi aku pulang na. Jangan minta sama Sungchan!"

"Humm.. baiklah! Hati-hati di jalan ya! Inget, eskrim vanilla!"

"Iya-iya.. dada sayang.."

"Dadah juga nono sayangg!!"

°°°°

Lima menit kemudian benar saja Jeno pulang dengan satu keresek di tangannya. Jaemin menghampiri Jeno dan mencium seluruh muka Jeno. Yang di cium tidak mengelak, dia malah memeluk pinggang orang yang menciumnya.

"Jadi dimana es krim aku?"

Jeno mengangkat tangannya yang memegang kantong. Jaemin langsung mengambilnya dan membuka kantong tersebut. Dia melihat es krim kesukaannya itu.

Jaemin berlari ke ruang tengah sambil membuka es krim kesukaannya. Jeno mengekori Jaemin dari belakang terkekeh gemas melihat tingkah laku Jaemin.

Gemas skali kau lukis-plak* salah server.

°°°°

Sekarang mereka sudah siap-siap untuk tidur. Jeno tertidur dahulu di bandingkan Jaemin. Mungkin karena terlalu lelah? Jaemin bangkit dari ranjang dan keluar dari kamar. Dia membuka laci yang ada di kamar tamunya. Di sana sudah ada amplop yang berwarna coklat. Jaemin membuka amplop itu dan terduduk di samping kasur. Dia menangis melihat isi amplop tersebut.

Tak lama dia menghapus air matanya dan kembali menaruh amplop tadi ke laci kembali. Dia berjalan menuju balkon kamar tamu. Menghirup udara malam yang membuat dirinya menjadi lega. Seakan bebannya berkurang walau hanya sedikit. Akhirnya dia kembali ke kamar dan menidurkan dirinya di dalam pelukan sang suami. Dia pun terbawa ke alam mimpi bersama sang suami.

°°°°

Paginya, Jeno bangun lebih dahulu di banding Jaemin. Dia mencium mata sang istri gang masih tertutup rapat. Tak lupa juga dia mengusap kepala sang istri. Jeno pun bangun dari tempat tidur dan mandi.

Setelah mandi, dia pergi ke arah dapur dan membuat roti. Hanya itu yang dia bisa buat sekarang. Dia gak bisa masak, biasanya kan yang masakin ayangnya. Tapi karena sang ayang belum bangun, dan dia gak tega bangunin si ayang, jadi dia bikin roti aja. Gak banyak kok, cumen 10 roti. Bercanda, dia buat 3 roti doang. 2 buat dia, 1 buat kesayangannya. Setelah itu dia pergi kekamar hanya untuk berpamitan tanpa membangunkan istri tersayang nya itu.

°°°°

Jaemin terbangun dari tidurnya dan tidak menemukan sang suami di manapun. Akhirnya dia menuju dapur dan menemukan roti, susu, serta note di atas meja makan. Dia membaca note tersebut.

Note:

Kalau kamu udah bangun, jangan lupa makan ini ya. Aku gak bisa masak, jadi aku buatin ini aja. Kan yang biasa nya masak mah kamu. Aku berangkat kerja ya sayang. Aku gak tega bangunin kamu. Jangan lupa di makan ya..

-nono


Jaemin tersenyum ketika membaca note yang ternyata dari suaminya. Dia memakan roti tersebut dan minum susunya juga. Setelah makan dia kembali ke kamarnya dan mengabiskan waktunya disana sampai Jeno pulang.


























T.B.C

Coklat Manis [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang