"Uhh ... tidak ... jangan!"
Yoichi tergerak dalam tidurnya. Pejaman kelopak matanya begitu kuat dengan alis yang bertaut gelisah. Peluh membasahi pelipisnya dengan tangan yang gemetar hebat. Ia mimpi buruk.
Rin yang tengah terlelap di sampingnya mulai merasa terganggu dengan pergerakan Yoichi. Ia mengusap matanya sebentar dan menoleh ke arah Yoichi yang masih bergerak gelisah.
Rin yang menyadari kekasih manisnya tidak dalam keadaan yang baik pun segera menegakkan tubuhnya dan menepuk pelan pipi Yoichi.
"Hei! Isagi, bangun sayang. Yoichi!" Rin mulai panik karena mimpi Yoichi sepertinya semakin memburuk terbukti dari gerakan tangannya yang terus menepis tangan Rin.
"Yoichi sadarlah!" Rin memegang kedua pipi Yoichi dan setengah berteriak saat memanggilnya. Dan cara itu berhasil, Yoichi membuka lebar kedua matanya dengan nafas yang memburu.
"R-Rin ...." lirih Yoichi.
Ia bangun dibantu dengan Rin. Sedetik setelahnya Yoichi menangis dalam rengkuhan Rin, tangannya masih gemetar dan Rin berusaha membisikkan kata-kata penenang untuk Yoichi dengan sesekali mengusap pelan punggungnya.
Yoichi melepas pelukannya dan menatap Rin yang juga tengah menatapnya dengan khawatir. "Kamu mimpi buruk, Sayang?" tanya Rin yang mendapat anggukan dari Yoichi.
"Rin, a-aku ...." Kalimat Yoichi menggantung. Tatapannya berubah semakin ketakutan dan kembali masuk ke dalam pelukan Rin.
Rin tidak mengerti apa yang terjadi, ia ingin bertanya tapi ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya. Yoichi butuh waktu, dan ia akan menunggu sampai kapanpun Yoichi siap menceritakannya.
Setelah dirasa keadaan Yoichi mulai tenang, Rin menariknya pelan untuk kembali berbaring karena waktu masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Yoichi menurut dan meminta Rin untuk memeluknya. Rin tentu saja tidak menolak, ia justru senang dan membawa Yoichi ke dalam pelukannya untuk kembali tertidur.
𓂃𓂂𖡼.𖤣𖥧𓈒◌܀𓂂𖡼.𖤣𖥧𓈒𓂃
Rin mengerjapkan matanya perlahan begitu sinar matahari mengintip dari balik jendela dan menembus hingga ke kelopak matanya. Dia menoleh ke samping yang kosong tidak ada Yoichi disana.
Awalnya Rin panik karena kekasih manisnya itu tidak ada di sana. Tapi setelahnya Rin bernafas lega begitu mendengar ada suara dari luar kamar, tepatnya dari dapur. Dia yakin Yoichi tengah memasak sarapan.
Rin bangun dan berjalan menuju kamar mandi setelah memilih bajunya yang selalu ia siapkan di rumah Yoichi kalau ia menginap seperti ini.
Sekitar 10 menit kemudian Rin keluar dari kamar mandi lengkap dengan celana panjang dan kaos putih yang biasa ia gunakan ketika hari santai. Ya, Rin hari ini akhirnya memilih libur dari pekerjaannya sejenak.
Kemudian berjalan keluar kamar, hendak menghampiri kekasih manisnya yang saat ini tengah berada di dapur. Ia tidak mendengar adanya suara kegiatan memotong seperti tadi.
Begitu sampai di dapur, Rin dapat melihat Yoichi yang tengah membelakanginya. Gerakan tangannya terhenti saat akan memotong bawang di tangannya. Entah apa yang sedang dipikirkan Yoichi saat ini.
Rin menepuk pelan pundak Yoichi. "Isagi?" panggilnya pelan.
Cratt!
"Akh!" Yoichi meringis begitu jari telunjuknya tergores pisau cukup dalam hingga membuat darah merembes begitu banyak dari lukanya.
Rin kelabakan begitu melihat jari telunjuk Yoichi yang terluka hingga mengeluarkan darah cukup banyak. Tangannya menarik tubuh Yoichi untuk duduk di kursi belakangnya, sedangkan dirinya segera menuju kamar untuk mencari kotak P3K.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower ✓
Fanfic─Rin x Yoichi ┋【Sebuah Janji. Harus di Tepati. Dan itu berlaku sampai Mati.】─Threeshoot + sequel Start: 15 Jan 2023 End: 18 Jan 2023 Original story by ©Shinkaishiine Original character by ©Muneyuki Kaneshiro Cover art by ©ta_harrro on twitter