Katanya sih mau belajar

157 14 13
                                    

Hari ini Rui ke rumahku. Tentu saja dengan pengawasan orang tuaku pastinya.

"Neneee"

Aku mendengar teriakan Rui yang amat keras dari luar, aku pun bergegas ke pintu depan dengan niat untuk membuka-kan pintunya seblum mama yang bukain pintunya.

Dan sesampainya aku di pintu depan.. ternyata mama sudah membuka pintunya untuk Rui.

Mereka yang tadinya sedang mengobrol pun menoleh karena menyadari kedatanganku.

"Ah- Neneee.. kukira kamu yang bukain pintu.. eh ternyata mamahmu yang bukain"

"Iya ni ne, kamu ndak bilang bilang kalo Rui jadi makin kesini makin nambah Rui-able banget untuk kamu."

"Ah apasih maahh.. Rui emang dari dulu begitu."

"Au ah, ayo Rui langsung aja."

Ajakku pada Rui sambil mendorongnya untuk naik tangga atas.

Mama memanggil Rui, dan berkata

"Rui, Mama dari tadi nungguin kamu loh.."

"Heeee mamaah?? Se-excited itu kaah untuk kedatangan Rui??"

"Iya loh Rui, mamah-"

Seblum mama selesai berkalimat, aku langsung mendorong Rui paksa ke ruang tamu sehingga kami tak mendegar apa yang mama ucapkan.

------ diperjalanan ke ruang tamu-----

Dalam perjalanan, sekilas terlihat pintu kamarku terbuka. dan dasar Rui.. dia ngintip dikit.

"Heee nggak terlalu berubah ya nee.."

Komentar Rui ke pada Kamarku yang sekilas ia lihat ketika didorong dorong oleh ku ke ruang tamu.

"Udahlah dak usah ngintip ngintip. Katanya tadi kita mau belajar"

"Hnn.. iya nee iyaaa.."

"Tapi aku sih Ndak perlu belajar Ne, kamu yang perlu belajar untuk besok."

"Oh oke, cukup taw"

Aku pun mulai membuka buku matematika. Rui juga membantu menjelaskan mengenai beberapa materi yang sama sekali tak kupahami.

Di ruang tamu yang panas pakek banget aku pun menghidupkan kipasnya.. Rui yang masih merasa panas pun, menghidupkan kipas kipas yang lainnya. Totalnya ada 4 kipas yang hidup.

Suasana ruang tamu sangat sejuk berkat itu. Apalagi si Rui ngidupin semua kipas dengan power 3.

Karena anginnya yang kencang, kertas belajar kami pun terombang ambing karena itu.

"Ah- Rui!! Kertas kita!!"

Kertas kami melayang layang, aku meminta Rui mematikan kipas kipasnya dan karena itu juga.. terpaksa kami harus mengumpulkan kertas kertasnya kembali.

Setelah terkumpul, kami mencoba mengurutkan kertas itu lagi namun kami bingung dengan urutan kertasnya.. sehingga pada akhirnya kami berdua menyerah.

"Aaa neneee.. capeek"

"Apa ih, itu salahmu juga."

"Yaa.. coba aja Ne kamu tahan kertasnya pas kuidupin kipas kipasnya"

"Lah kan Aku dak tau menau kau bakal segila itu mau ngademin ini ruangan.

Ocehku padanya. Rui pun menyerah untuk berdebat dan mencoba mengurutkan kertas itu kembali.

Dan pada akhirnya, Rui berhasil mengurutkan kertas kertas itu. Aku sudah menduganya sih.

Dia pun tidur terlentang dilantai sambil menutupi mukanya dengan buku.

"Haaaahhhhhh.."
"Ne, aku bosen"

Aku hanya diam, dan lanjut belajar

"Ne, aku bosen"

"Heem"

Aku tetap diam dan meng-heemkannya sambil membaca buku.

"Ne, aku bosen"

"Ne, aku bosen"

Aku sudah salah membiarkan dia.
Dan karena ia mulai berisik, aku harus mengladeninya dan menunda belajarku sebentar. Aku pun bertanya tujuan kita disini.

"Tujuan aku ngajak kamu kesini apa?"

"Blajar"

Jawab Rui dengan spontan.

"Jadi, kamu kesini untuk apa?"

"Mau liat kamu"

Aku yang tak menyangka jawaban itu pun memalingkan kepalaku, kurasa mukaku memerah deh.

"E.. eh..?"
"Y-ya-yaudah, tadi katanya kamu bosen kan?"

"Pake banget Ne"

"Mau nonton film bentar? Aku ada langganan netplik sih."

Rui yang tadi tidur tiduran langsung duduk tegap, dan memegang tanganku seraya berkata

"Ayo neee!! Kamu mau nonton pilem apa?"

"Ano.. aku tertarik untuk nonton We-wedne-"

Seblum menyelesaikan kalimatku, Rui berdiri dan menarik tanganku untuk pergi ke sofa depan tv untuk menonton Wednesday.

"R-rui.. 1 eps aja ya.. kita kan mau belajar"

"Iya ne, iya"

Kami pun bersiap duduk, dan aku lupa bahwa.. Sofa depan tv hanya untuk 1 orang. Aku pun meminta maaf atas kelupaan ku ini.

"Ah- maaaff... Aku lupa kalo sofaku untuk 1 orang, b-bentar ya aku bakal ambil kursi lain-"

Tiba tiba Rui menarikku, dan memposisikan diriku duduk di paha kanannya.

Atas tindakannya itu, ruangan tiba tiba menjadi sunyi.

"Ndak apa kan ne begini?"

Tanyanya sambil cengir dimuka.

Aku yang sudah lelah dengan banyaknya kejutan ini pun.. mengangguk, dan mencoba fokus menonton sambil duduk diposisi ini.

Karena kami berdua menikmati waktu kami, kami pun menonton sampai 3 eps.

-

-

"...."

-

"..."

"Halo pembaca aku Rui, aku cuma nyampain kalo Nene ketiduran sambil bersandar di dadaku di pertengahan eps 3."

"Yaa.. aku elus elus lah kepalanya itu."

"Cantik banget dia ini pas tidur"

Pujiku sambil mengelus kepalanya dengan lembut.

------ selese -------

Aowkwkwkw tadi aku sebenerny pengen Nene ini ajak Rui ke kamar untuk belajar, tapi kekny bakal terlalu kontroversial. Yaudah ruang tamu aja.

Thank youu, jangan lupa votenya yaa biar aku nambah ide lagi buat ceritanya lagi.

Tertanda

Anak kemarin sore
Daren, Akira

RUINENE MIRACLE ROMANCE - PROJECT SEKAI FANFICT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang