𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 10

122 12 6
                                    

Berita tentang kematian Park Jihyun telah menyebar luas disekolah Jihyun dan hampir satu minggu penuh Hyunwook tidak masuk sekolah.

Jika bertanya mengapa Hyunwook tidak pergi sekolah alasannya pemuda itu selalu mengunjungi makan Jihyun di jam sekolah lalu ia akan pulang ke rumahnya pada jam pulang sekolah. Seolah-olah ia bersekolah..

Sebulan berlalu setelah kepergian Jihyun.

Mungkin jika seseorang melihat keadaan Jihoon terlihat biasa saja, namun aslinya tidak..

Anak itu semakin gila belajar, sebetulnya itu adalah sebuah pelarian dimana ia akan terus belajar sehingga melupakan kesedihannya mengingat adiknya sudah tiada.

"Besok Ji akan mengikuti lomba lagi?" Tanya Woojin saat mereka ber-empat sedang makan malam bersama.

Jihoon yang sedang mengunyah makanan hanya mengangguk kecil untuk menjawab.

Usapan halus di rambutnya dapat ia rasakan, Jihoon menoleh ke arah ayahnya.

"Kalau cape ingat harus istirahat hm? Ini sudah perlobaan ke 10 bulan ini Jihoonie." Lagi-lagi Jihoon hanya mengangguk tanpa menjawab.

...

Diary Jihoon. 05 Mei 2023

Malam ini sungguh dingin sekali angin malam seakan tidak membiarkanku belajar namun seakan menyuruhku untuk tidur dibawah selimut yang hangat itu.

Aku berusaha mengingat setiap detail pada buku-buku yang kupelajari dan itu berhasil sebenarnya sudah ku hafal berkali-kali mungkin jika sekali menyebutkan halamannya aku sudah tahu isinya apa dan dimana letak titik komanya.

Jihyun..

Tiba-tiba aku merindukanmu.. biasanya kau yang menggangguku saat sedang belajar, sekarang tidak ada lagi yang memelukku saat tidur dan tidak ada lagi yang menggangguku..

Sudah satu bulan aku mengisi buku harian ini. Hahh.. rasanya lelah sekali.

Aku ingin menyusul Jihyun saja..

...

Jihoon menatap lekat kearah pigura foto berisikan dirinya dan Jihyun yang sedang tersenyum manis menghadap kamera.

Bagai pinang dibelah dua mereka memang sangat mirip. Sampai saat ini pun jika Jihoon bercermin ia ingin menangis karena selalu mengingat Jihyun.

Dengan perlahan kristal bening merembes dari kedua manik mata milik si manis.

"Aku merindukanmu dan aku menyayangimu Jihyun."

...

"Selamat atas kejuaraannya Park Jihoon!" Seluruh siswa yang berada di auditorium bersorak dan memberikan tepuk tangan meriah untuk Jihoon.

Jihoon dengan tenang berdiri di depan, menerima hadiah dari kepala sekolah dengan senyuman kecil diwajahnya. Ia mengucapkan terima kasih singkat lalu ia berniat untuk turun dari panggung untuk kembali ke tempatnya namun sang kepala sekolah menahan bahunya.

"Jika lelah beristirahat lah terlebih dahulu nak Jihoon, jangan mengikuti perlombaan untuk sesaat jika kamu merasa lelah." Kepala sekolah menepuk bahu Jihoon beberapa kali dan anak itu hanya mengangguk lalu Jihoon mengambil langkahnya kembali.

Jihoon telah memenangkan 10 perlombaan akademik dalam satu bulan ini. Sungguh pencapaian yang sangat gila-gilaan.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Jihoon terus-menerus terjebak dalam rutinitas belajar dan mengikuti perlombaan. Woojin dan kedua orang tua mereka mulai khawatir. Meskipun Jihoon selalu tampak tenang dan fokus, mereka tahu bahwa ada sesuatu yang hilang dari dalam dirinya.

Flowerbomb [HWJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang