Birthday

1.5K 122 14
                                    

Drama¦Marriage¦Romantic¦songlit
±1200 words

(BGM = Birthday by Red Velvet)

Pernikahan diatas perjodohan adalah hal yang sangat biasa terjadi, apa lagi alasannya karena hubungan antar dua orang tua yang menginginkan perusahaan mereka menjadi lebih besar dengan menyatukan anak-anak mereka.

Seulgi tidak keberatan akan hal itu, dia sudah menikah sekitar tiga tahun dan beberapa bulan yang lalu dirinya sukses diangkat menjadi direktur utama menggantikan posisi ayahnya yang memang sudah terbilang tua.

Dan hari ini Seulgi pulang dengan kemeja yang sudah kusut juga dasi yang entah bagaimana bentuknya, dia baru saja pulang dari Jepang untuk kepentingan bisnisnya selama beberapa hari di sana.

Seulgi melangkah masuk ke kamar dan dibuat terdiam saat melihat seongok wanita cantik sedang duduk di depan cermin sembari memoles krim malamnya.

"Oh? Kau sudah pulang." ucap wanita itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah istrinya.

Bae Irene. Ah tidak, namanya sudah berubah menjadi Kang Irene.

Seulgi menaruh begitu saja kopernya didekat dinding.
"Aku tidak tahu kau sudah di Korea, apa pekerjaanmu di Paris sudah selesai?" ucap Seulgi lalu melepaskan dasi tak berbentuknya.

"Ya, dan perpindahan kerjaku akan segera selesai. Aku akan menetap disini." kata Irene lalu beranjak dan merangkak ke atas kasur.

Mereka sudah menikah tiga tahun tapi untuk mendapati mereka tidur bersama hanya bisa dihitung dengan satu jari. Hanya pada saat malam pertama dan itupun tidak pernah terjadi apa-apa. Mereka tidak pernah saling menghubungi. Seulgi sibuk dengan kantornya di Korea sementara Irene menetap di Paris untuk mengelola anak perusahaan disana. Beruntung adiknya kini sudah lulus dan bisa mengambil alih pekerjaannya, Irene sebenarnya juga sudah bosan melihat menara Eiffel, ia merindukan Namsan Tower.

"Oh, itu terdengar bagus." kata Seulgi tanpa ekspresi lalu pergi ke kamar mandi sedangkan Irene sudah tenggelam dengan selimut tebalnya.

Pernikahan ini terjadi karena perjodohan, ingat? Mereka bahkan tidak mengetahui warna kesukaan masing-masing atau brand pakaian favorit. Mereka tidak sedekat itu, bahkan sangat jauh. Masih untung mereka ingat kalau mereka pernah menikah.

Tidak lama kemudian Seulgi muncul dengan piyama tidurnya. Ia merangkak ke atas ranjang dan berbaring di samping istri yang bagaikan orang asing ini.

Tidak ada yang istimewa terkecuali pagi ini. Entah harus dibilang bagaimana, yang jelas Seulgi bingung karena Irene memeluk perutnya dengan posesif dan menabrak kan hidung kecilnya pada bahu Seulgi.

Masalahnya wajah damai itu membuat Seulgi tidak tega untuk bangkit, padahal ia harus segera pergi ke kantor, ada sesuatu yang harus ia lakukan.

"Kau akan pergi?"

Seulgi terkisap saat suara itu muncul, padahal Irene masih memejamkan matanya.

"Iya, ada pertemuan penting." kata Seulgi lalu bangkit.

"Apa kau selalu sibuk seperti ini?" ucap Irene saat terduduk dan membuat Seulgi menghentikan langkahnya saat beberapa langkah lagi akan masuk ke dalam kamar mandi.

"Aku tidak bisa berkata iya atau tidak, aku selalu seperti ini sejak tiga tahun terakhir, sejak menikah dengan mu." kata Seulgi masih berdiri tegap tampak tidak ingin bergeming.

"Oh ya sudah, aku juga tidak berharap banyak. Ada yang ingin kau makan?"

Seulgi terlihat berpikir, tapi ia sedang tidak menginginkan apapun.
"Apa saja, asal jangan terlalu kebanyakan garam." ucapnya lalu menghilang dibalik pintu kamar mandi.

SEULRENE || ONE SHOOT COLLECTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang