03. Dia?

33 5 0
                                    

Setelah sampai di depan rumah Ryu dengan motornya, Eksel langsung mengetuk pintu besar di hadapannya ini, ia berharap Ryu atau Art yang membuka pintu, jika Raka yang membukanya, sudah di pastikan Eksel akan di suruh pulang oleh Raka, atau akan di suruh lari-lari di daerah komplek ini dulu baru boleh masuk.

Tok
Tok
Tok

Setelah melihat Raka yang membukakan pintunya, Eksel merasa sedikit kesal, namun ia hanya biasa saja jika tidak ingin di usir Raka seperti biasanya.

"Emm Ryu nya ad-"

"Masuk" jawab Raka yang membuat Eksel menaikkan kedua alisnya bertanya dalam hatinya ada apa dengan Raka malam ini? Biasanya ia langsung menginterogasi Eksel dulu.

Eksel mengangguk tanpa banyak bicara lagi, ia langsung masuk ke rumah besar itu, lalu menuju lantai dua untuk menuju kamar Ryu.

"Heh?!!" Sentak Eksel saat sampai di dalam kamar Ryu, ia melihat Ryu yang sedang memakai bra dengan terburu-buru.

"Eh, kamu!!" Jawab Ryu balik.

"Ngapain gitu? Habis ngapain?" Tanya Eksel sambil membalikkan badannya kearah berlawanan dengan Ryu.

"Munafik, pasti kamu tadi merasa bersyukur karena liat badan aku" jawab Ryu, lalu langsung memeluk Eksel dari belakang dengan sudah mengenakan bajunya kembali.

Eksel terdiam dengan jantung berdegup juga karena Ryu tiba-tiba memeluknya seperti ini, bahkan pelukannya terasa erat dan nyaman.

"Why baby?" Tanya Eksel sambil membalikkan badannya menatap Ryu.

"Kangen?" Tanya Eksel sambil menaik turunkan alisnya.

"Enggak, aku cuma seneng kamu bawain pesanan aku" jawab Ryu sambil menarik plastik di tangan Eksel.

"Halah, mau bilang rindu aja gengsi, najis" jawab Eksel sambil memutar bola matanya malas, tadinya ia kemari ingin memarahi Ryu karena kejadian di basemen tadi, namun setelah melihat sikap manja Ryu, Eksel tidak tega hati untuk memarahi penyemangat hidupnya ini.

"Oh iya, kenapa tadi kamu lepas baju gitu, tadi juga om Raka kenapa baik banget nge bolehin aku langsung masuk, biasanya aku di suruh wajib militer dulu kalo mau masuk" ujar Eksel yang membuat Ryu tertawa.

"Kok wajib militer, biasanya kamu di suruh perang dulu ke Palestina" jawab Ryu sambil terkekeh geli.

"Aku serius" gumam Eksel sambil duduk di sofa.

"Ckk, Bra aku talinya lepas" jawab Ryu dengan malas.

"Loh kok bisa? Emangnya gak kamu rantai?" Jawab Eksel terlihat serius.

"Udah aku rantai, tapi lupa di gembok" balas Ryu dengan malas.

"Yaudah besok aku beliin yang unlimited di shoope " jawab Eksel dan Ryu hanya mengangguk malas.

"Oh iya, jelasin masalah di basemen tadi" gumam Eksel sambil menatap Ryu dengan intens.

"Tadi di hotel aku ketiduran karena mabuk, tapi Raka gak sekamar kok sama aku, pas kita mabuk, aku dorong dia keluar kamar aku" jawab Ryu menjelaskan, namun masih ada raut tidak percaya di wajah Eksel.

"Terus kalian mabuk di satu kamar?" Tanya Eksel yang hampir marah.

"Iya, tapi gak apa-apa, aku siap siaga kok, kalo dia macam-macam, aku tebas aja kepalanya" jawab Ryu sambil tertawa di samping Eksel, saat ini mereka duduk bersebelahan di sofa kamar Ryu.

"Jangan merasa paling jago, kita gak tau hal buruk apa yang akan terjadi, lain kali jangan gitu, kalo aku tau kamu gitu lagi, aku gak tinggal diam" desis Eksel sangat serius.

ConfidentialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang