Na Jaemin/ Jay (17, seorang siswa sekolah menengah atas)
Dia memandang seseorang yang tergeletak menggemaskan dengan kondisi bersimbah darah. Terdapat senyum puas yang bertengger pada bibirnya. Terlihat jelas noda darah yang menempel di kemeja putih miliknya.
Pisau yang ada di tangannya dia letakkan di sebuah tempat khusus dimana terdapat sekumpulan pisau yang juga penuh dengan darah. Sarung tangan karet berwarna putih yang sekarang menjadi merah karena terciprat darah kini ia tanggalkan dan membuangnya ke perapian.
Dia tersenyum senang saat teringat pada memori pembunuhan yang baru saja dia lakukan. Baginya saat dia menyakiti dan mengendalikan orang lain hingga akhirnya korban tewas adalah kepuasan tersendiri.
Dirinya tertawa puas ketika mengingat jeritan parau meminta pengampunan yang jika orang normal mungkin akan merasakan tersayat hatinya dan ingin menolongnya. Tapi dia berbeda, dia bukanlah orang normal. Dia adalah monster, jangan berharap akan muncul rasa iba sehingga dia melepaskan korbannya.
Menurut Jaemin, orang-orang yang menjadi korbannya adalah sampah yang layak untuk dibunuh dengan sangat kejam.
Park Jisung (24, Psikiater Muda)
Dia adalah dokter Psikiater termuda di rumah sakit jiwa tempat dia bekerja.
Dirinya selalu menjadi panutan bagi para psikolog klinis dan dokter baru. Karena dirinya yang di kenal cukup hebat, apalagi dia menjadi seorang dokter psikiater di umur 24 tahun.
"Selamat pagi semua, saya melihat kalian sangat kelelahan. Ini saya bawakan cupcakes agar kalian semua kembali bersemangat" dirinya memberikan se-kotak cupcakes kepada para koas yang baru saja menyelesaikan jaga malam mereka.
"Terima kasih dokter Park!" Ucap mereka semua.
Dirinya hanya mengangguk dengan senyuman mengembang. Senang rasanya bisa membantu mereka yang pasti mengalami kesulitan saat berjaga pada malam hari.
"Dokter Park, hari ini kita akan kedatangan pasien baru."
Lanjut?
Atau tidak usah?
Jadi disini Jisung lebih tua ya dari Jaemin. And Jay is nama samaran Jaemin.
Semoga kalian bakal suka sama cerita ini kalau dilanjut sih.