Jisung tidak bisa tidur, setiap ia akan terlelap maka pikiran-pikiran buruk mulai menghantui dirinya. Jisung takut jika dia tertidur maka Jaemin akan mencekik dirinya hingga dia benar-benar tidak bernapas. Karenanya Jisung mulai bergerak-gerak berusaha untuk melepaskan pelukan Jaemin yang begitu erat.
Jaemin yang hampir terlelap kembali tersadar saat Jisung bergerak dengan tidak nyaman. Jaemin menatap sang psikiater dengan tatapan heran setelahnya dia tersenyum saat mengetahui bahwa Jisung ternyata masih merasa takut.
Wajar saja jika Jisung takut karena pertemuan mereka sangatlah mengerikan di mana dia saat itu berpenampilan sangat buruk. Wajahnya saat itu dihiasi dengan noda darah jadi wajar jika manusia normal seperti Jisung ketakutan.
"Tidur, Love. Aku tidak akan melukai dirimu kecuali jika kau tidak tidur malam ini." Ancam Jaemin.
Jisung tersentak saat mendengar suara berat Jaemin yang berada tepat di sebelah telinganya, Jisung mau tidak mau langsung memejamkan matanya tubuhnya bergetar ketakutan namun, terhenti saat Jaemin mulai mengelus punggung Jisung dengan lembut dan memberikan Jisung kenyamanan.
Tidak butuh lama akhirnya pemuda Park itu jatuh ke alam mimpinya, Jaemin terkekeh gemas saat yang lebih tua tidur begitu nyenyak hanya karena sentuhannya. Jaemin memperhatikan Jisung yang tengah tertidur pipinya menggembung lucu, bibirnya bergerak-gerak seperti sedang memakan sesuatu yang membuat Jisung nampak begitu menggemaskan.
"Kau sangat sangat cantik, love!" Puja Jaemin, dia mengecupi pipi Jisung dengan begitu lembut.
Gerakan-gerakan yang Jaemin lakukan terasa begitu lembut membuatnya nampak seperti pemuda baik-baik tanpa kelainan apapun walau sebenarnya pemuda ini sudah membunuh sekitar belasan orang tanpa rasa kasihan sama sekali.
Jaemin bangkit dari tidurnya, dia berjalan menuju balkon kamarnya. Karena tindakan Jisung tadi Jaemin jadi tidak mengantuk sama sekali.
Jaemin mengambil sebungkus rokok yang berada di laci kemudian menyalakan rokok tersebut, dia menutup pintu balkon agar asap rokok tidak masuk ke dalam kamar dan mengganggu tidur nyenyak Jisung-nya.
Jaemin menyesap rokoknya setelahnya menaruh rokoknya diantara dua jarinya, bibirnya terbuka guna membiarkan asap keluar. Jaemin terpejam menikmati setiap tarikan napasnya yang masih mengeluarkan asap.
Jaemin melihat ke sekeliling, cuaca sudah bertambah dingin. Beberapa minggu lagi musim dingin akan menghampiri mereka, Jaemin sepertinya harus segera pergi berbelanja baju musim dingin keluaran terbaru untuk dirinya dan Jisung.
Jaemin harus membeli pakaian mahal yang bagus serta indah agar Jisung merasa senang. Jaemin juga harus menemani Jisung saat salju pertama turun, ada legenda di kota ini yang mengatakan jika sepasang kekasih pergi ke kolam ikan yang berada di tengah kota saat salju pertama turun maka mereka akan menjadi pasangan abadi untuk selama-lamanya.
Pemuda Na ini memang tidak percaya pada takhayul seperti itu tetapi saat memikirkan jika Jisung akan bersama dirinya untuk selama-lamanya maka Jaemin akan melakukan segalanya termasuk percaya pada mitos seperti itu. Jaemin memejamkan matanya, pikirannya melayang pada kejadian beberapa tahun lalu. Saat itu pertama kali Jaemin dan Jisung bertemu di kolam saat salju pertama turun. Tempat pertama yang mengikat mereka lebih tepatnya Jaemin lah yang mengikat paksa takdir mereka.
Saat pertemuan pertama mereka, Jisung sedang duduk di pinggiran kolam. Jisung seperti menunggu seseorang, Jaemin kemudian datang dengan tubuh penuh lebam akibat kemarahan ayahnya.
Jaemin saat itu berencana membunuh dirinya dengan masuk ke dalam kolam yang sudah begitu dingin, alasannya? Karena Jaemin sudah tidak tahan hidup dalam kemunafikan yang dibuat oleh ayahnya.
Ayahnya selalu menuntut ini dan itu kepada Jaemin, dia tidak pernah merasa puas dengan segala hal yang Jaemin lakukan. Pemuda Na itu terlalu lelah saat dirinya selalu menjadi samsak tinju ayahnya setelah puas memukulinya maka ayahnya akan meludahi dirinya.
Pukulan yang Jaemin terima semakin intens saat ayahnya kalah dalam pemilihan walikota. Karena itu Jaemin berusaha untuk melarikan diri dari rumahnya dan ingin membunuh dirinya sendiri.
Tapi Jisung mencegah Jaemin pada saat itu, Jisung juga membawa Jaemin ke rumah sakit dan merawat dirinya melupakan janjinya dengan sang kekasih.
Tidak sampai itu, Jisung juga membantu Jaemin untuk menyembunyikan diri dari kejaran ayahnya.
Sayangnya ingatan Jisung tentang dirinya telah menghilang karena kecelakaan yang dibuat ayahnya, hanya Jaemin yang mengingat Jisung sedangkan Jisung melupakan dirinya.
"Tidak masalah jika kau melupakan aku, Love! Karena akulah yang akan mengingatmu dan selalu mencari segala alasan agar kau tetap terikat kepadaku untuk selama-lamanya, Love!"