Part 8

70 19 9
                                    

Pukul 1 dini hari.

Aku merasakan kepalaku yang sedikit berdenyut karena kebanyakan tidur.

Ugh, dunia siapa kali ini.

Tersisa dua dunia lagi tapi tak satupun yang srek di hatiku.

Jadi dunia gila apa lagi kali ini?

Oh ayolah, aku sudah terlalu lelah dengan semua ini.

"Myung... apakah kau belum tidur, sayang?" Ibu mengetuk-ngetuk pintu kamarku. Suaranya terdengar bahagia. Padahal sudah terlalu larut untuk terjaga.

Ah, aku lupa. Ibu pasti baru saja kembali dari minum-minum bersama teman kantornya.

Aku beranjak dari tempat tidur dengan enggan. Pintunya kubuka.

"Ne?"

Astaga, wajahnya sumringah sekali.

"Ibu bertemu dengan Ayahmu tadi. Kami berbincang panjang. Dan..."

"Ayahmu... katanya dia ingin kembali pada Ibu..."

Kurasa mataku langsung terbuka seratus persen

"Ibu sedang bercanda, kan? Bagaimana dengan istri dan anak bodoh--- maksudku istri dan anak tirinya?"

"Mereka akan segera bercerai. Dia berjanji padaku. Katanya, tak ada yang lebih baik dari Ibu..."

"Ibu... pria brengsek itu cuma sedang bosan! Jangan mudah terperdaya!"

Maunya kubalas begitu. Tapi aku tak tega melihat senyum merekah itu meredup. Tak tega melihatnya merenung lagi.

Ibu...

Hanya sebuah pelukan yang bisa kuberikan saat ini. Bahkan saat beribu kata hendak kuhempaskan. Beribu penyangkalan tentang pria brengsek tukang selingkuh yang pada akhirnya bosan dengan selingkuhan tololnya.

Yang terpenting adalah senyum Ibu kembali.

"Hanya saja, kudengar dari Ayahmu, kalau Seokjin, saudara tirimu, dia seperti tak terima. Dan sekarang dia kabur dan menghilang, Myung."

Aku menelan ludah.

Masalah apa lagi kali ini, huh?

"Mereka semua mencarinya. Jadi kalau kau melihatnya di manapun, tolong bawa dia kembali, eoh?"

"Ayahmu cuma mau kembali pada Ibu kalau Seokjin sudah ditemukan."

Permintaan yang sangat menyusahkan dan tidak menguntungkanku.

Dan apa-apaan dengan kalimat "Ayah cuma mau kembali kepada Ibu kalau Seokjin sudah ditemukan" itu, huh?

Jelas-jelas Ayah cuma mau memanfaatkan ketulusan dan kerapuhan Ibu.

Dasar Ayah sialan.

Mengenai Seokjin, kemarin-kemarin sepertinya aku melihatnya numpang ngopi di apartemen Suzy dan pergi lagi. Apa jangan-jangan saat itu dia sedang kabur?

Anak sinting itu benar-benar membebani sekali.

Sudah kubilang. Semua dunia di Wonderland's Trial ini bermasalah.

Bermasalah!

***

"Suzy, apakah Seokjin berkunjung lagi ke apartemenmu hari ini?" tanyaku saat istirahat makan siang.

Wonderland's TrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang