1

22 5 2
                                    





AKU MENGHELA  nafasku kemudian kembali menghisap Sebatang rokok yang hampir habis untuk menemaniku sejak tadi di sini .

Sudah hampir satu jam aku duduk di sini memandangi sebuah bangunan di depan ku . masih enggan untuk keluar dari mobil ke kesayanganku .

Pandanganku teralihkan ke arah ponsel di depanku . Sudut bibir ku sedikit terangkat melihat nama yang tertera di sana .

" Halo .. "

" Apakah kau tidak jadi ke sini ? " Tanya suara di seberang sana .

" Ahh ..  maafkan aku ku rasa aku tidak bisa datang . Sekali lagi maaf membuatmu harus menunggu .., tunggu jangan bilang kau masih di sana dan juga  mengunggu ku ? " Tanyaku dengan nada yang ku buat seolah khawatir .

" Emm.. tentu tidak . Aku sudah pulang sejak tadi.  Bahkan sekarang aku sudah bersiap untuk pergi tidur " ucapnya .

" Syukurlah , ku kira kau menungguku " ucapku beranjak memasuki restoran yang sejak satu jam Lalu tidak lepas dari pandangan ku .

" Yasudah , aku tutup telfonnya selama-" ucapannya terpotong karena mendengar suara pintu terbuka .

" Cih , kau berbohong ternyata . " Ucapku saat melihat wajah terkejut nya .

" Ini benar-benar tidak lucu " ucapnya ketus . Aku terkekeh geli melihatnya .

" Maaf , " ucapku .

Dia hanya mengangguk meskipun wajahnya tampak menahan kesal .

" Duduklah aku akan menghangatkan makanannya dulu " ucapnya berlalu pergi .

Kini dia sibuk menata makanan di depanku . Entah mengapa itu terlihat sangat cantik di mataku . Aku menggelengkan kepalaku menghapus pikiran yang sempat terlintas di benakku .

" Kau sudah makan ? " Tanyaku  sembari menyuap sesendok makanan .

Dia menggeleng pelan .
" Astaga " ucapku kemudian mengulurkan sendok berisi makanan ke arahnya.  Dia hanya menatap ku bingung .

" Makanlah , kau akan sakit jika melewatkan makan malam mu " ucapku .

Dia nampak berpikir sejenak namun akhirnya menerima suapan makanan ku .



.......




Udara malam terasa hangat karena ini memasuki puncak musim panas . Bahkan meskipun sekarang waktu sudah mendekati tengah malam namun masih banyak orang-orang yang menghabiskan waktunya di luar ,

Dan kini taman pinggiran sungai yang kami pilih . Dan lagi lokasinya yang terletak tidak terlalu jauh dari restoran .

" Mau es krim " tanyaku padanya .
Dia membelalakkan matanya . Terlihat manis menurut ku .

" Apa aku tidak salah dengar ? " Tanyanya dengan gestur memegang ke dua telinganya seolah memeriksa apa yang tadi ia dengar adalah kenyataan.

" Yak!! " Protes ku .

Dia terkekeh  " ini seperti bukan dirimu , bukankah seharusnya seorang dokter melarang memakan es krim dan juga ini sudah hampir tengah malam " ucapnya .

" Iya , tetapi sesekali bukanlah masalah " ucapku tak mau kalah .

" Baiklah - baiklah aku akan menagih ini nanti jika kita pergi ke sini lagi saat siang hari " ucapnya padaku .

Dia mendekatkan wajahnya ke arahku  dan menarik kerah kemeja ku . Aku mengerti maksudnya tapi aku semakin menegakkan tubuhku alhasil dia kesusahan melakukan apa yang dia inginkan . Dia mulai kesal dan mendesis pelan .
Aku tersenyum geli kembali mengingat jika dulu saat kami berjalan beriringan pernah ada seseorang yang menegur kami  dan mengatakan bahwa kami berdua terlihat seperti seorang ayah dan anak perempuannya . Karena tinggi tubuh kami yang jauh berbeda .
Dan mulai dari saat itu dia tidak lagi suka berjalan beriringan denganku .

Aku mengalah dia terlihat mulai kesal , akhirnya aku menundukkan kepalaku agar tubuh kami sejajar . Dia tersenyum melihat itu.

" Aku tidak ingin menjadi gemuk " bisik nya .

" Entah itu gemuk atau kurus kau tetap terlihat cantik di mataku " ucapku .

" Yak !! Berhenti mengatakan hal konyol " ucapnya berlalu pergi mencoba menyembunyikan semu merah di pipinya .

Aku terkekeh geli kemudian menyusul langkahnya . Namun langkah ku terhenti karena sebuah panggilan telepon .

" Di-dia tidak sadarkan diri " ucap seseorang yang sedikit terbata .

" Apa yang kau lakukan bodoh !! " Ucapku sedikit berteriak .

" Aku hany- "

Aku lekas mematikan sambungan telepon . Ku lihat dia menatap tanya ke arahku .

" Apa terjadi sesuatu ? " Tanyanya khawatir .

" Maaf aku harus pergi . Ada panggilan darurat " ucapku mencium bibirnya sekilas kemudian berlari menuju mobil dan memacunya dengan kecepatan tinggi . Aku beberapa kali mengumpat dengan apa yang dilakukan si bodoh itu .



....





Aku menatap seorang wanita yang kini terbaring tidak sadarkan diri dengan banyak luka lebam di tubuhnya .
Aku mengemasi peralatan yang ku gunakan untuk mengobatinya .

Sejak tadi aku menahan umpatan untuk pria bodoh . Jika di tanya aku bahkan malu untuk mengakuinya sebagai teman .

Aku menatap laki-laki yang kini tengah memainkan gelas berisi cairan kuning kecoklatan di tangannya .
Ku rasa dia mabuk dan menghajar perempuan yang sudah 2 tahun lalu menyandang status sebagai istri nya .

Bugh!!!

" Kau benar benar brengsek Siwon !! " Teriakku padanya .

Bugh!!

" Apalagi sekarang alasanmu untuk ini !! "

Bugh!!

" Pukul aku !! , Mengapa kau hanya diam !! Heh... Benar jika kau berani menjawab perkataan ku maka kau benar-benar brengsek !! " Teriakku .

Aku menegak Vodka langsung dari botolnya mencoba untuk mengurangi emosiku .

Aku menatap Siwon yang kini terbaring dan hanya diam menatap langit-langit .

" Jika bukan karena hubungan kita , aku sudah membunuhmu sejak dulu "

" Jika kau tidak bisa bersamanya dan memaafkan semuanya , lebih baik kau lepaskan dia . Aku yakin di luar sana masih banyak orang yang akan membuatnya bahagia " ucap ku kemudian melangkah pergi .




🥀🥀🥀🥀

LilacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang