Bagian 2

21 0 0
                                    

Nesya cukup terkejut melihat sosok laki-laki yang tiba-tiba muncul di depan matanya saat itu. laki-laki berwajah tampan dan memiliki mata indah itu tiba-tiba muncul dan membuat kedua mata Nesya tak berkedip sedikit pun saat melihatnya.

"Cupu!" ucap Nesya seraya tak sadarkan diri dipelukan laki-laki tampan yang menolongnya pada saat itu.

Melihat gadis yang ditolongnya itu terkulai lemas dalam pelukannya seketika laki-laki itu pun panik. Dia sama sekali tidak menyangka kalau gadis yang baru saja ditolongnya itu tiba-tiba tak sadarkan diri dipelukannya.

"Mbak. Mbak, sadar mbak." kata laki-laki itu sembari menepuk-nepuk pipi gadis itu supaya gadis itu segera sadar. Sayangnya, usaha laki-laki itu untuk menyadarkan gadis itu tidak berhasil. Gadis itu alias Nesya tetap tidak sadarkan diri dalam pelukan laki-laki itu.

"Hah." laki-laki itu menghela nafas sejenak sambil mengedarkan pandangannya kesekitarnya.

Dalam hati laki-laki itu berharap ada seseorang yang bisa membantunya saat itu. Namun, setelah mengedarkan pandangannya laki-laki itu tidak melihat ada satu orang pun yang lewat disekitarnya.

"Aduh, aku harus gimana sekarang? malah di sini nggak ada orang yang lewat lagi." gumam laki-laki itu sambil terus mengedarkan pandangannya.

Melihat tidak ada satu orang pun yang lewat disekitarnya, laki-laki itu pun merasa bingung. Dia benar-benar tidak tahu harus membawa gadis yang berada dalam pelukannya itu ke mana.

Untungnya tidak jauh dari tempat laki-laki itu berada ada sebuah bangku kayu. Begitu melihat bangku kayu itu, laki-laki itu lalu menggendong tubuh Nesya dan membawanya ke arah bangku kayu itu berada.

Setelah berada di dekat bangku kayu itu, laki-laki itu lalu membaringkan tubuh Nesya di atas bangku itu.

"Hah!" laki-laki itu kembali menghela nafas. Dia merasa sedikit lelah setelah menggendong gadis yang tidak dikenalnya itu. Untuk sesaat laki-laki itu pun menatap wajah gadis yang ada di depan matanya itu dengan lekat.

"Cantik." gumam laki-laki itu sambil terus memperhatikan wajah Nesya yang saat itu terlihat sedikit pucat.

Melihat wajah pucat itu laki-laki itu kembali merasa khawatir dengan keadaan Nesya. Dia lalu kembali mencoba untuk menyadarkan Nesya.

"Mbak, sadar mbak. Tolong jangan buat saya jadi semakin khawatir." kata laki-laki itu sambil menepuk-nepuk pipi Nesya dengan pelan.

Tidak lama kemudian Nesya akhirnya sadar dan perlahan mulai membuka kedua matanya. Begitu melihat gadis itu membuka kedua matanya laki-laki itu pun merasa lega. Dia yang sedari tadi merasa khawatir kini bisa mengukir senyuman di wajahnya.

Ketika Nesya membuka kedua matanya samar-samar ia melihat laki-laki tampan yang ada di depan matanya itu melempar senyuman manis ke arahnya. Seketika jantung Nesya kembali berdegub kencang saat melihat senyuman manis itu.

"Cupu?" kata Nesya pelan.

"Akhirnya mbak sadar juga." ucap laki-laki itu sambil mengulum senyuman di wajahnya.

Meski merasa sedikit pusing Nesya mencoba untuk bangun dan berdiri dari bangku taman itu. Laki-laki itu pun merasa khawatir melihat gadis itu memaksakan dirinya untuk berdiri.

"Mbak jangan berdiri dulu, wajah mbak masih kelihatan pucat. Lebih baik mbak duduk dulu aja di sini." kata laki-laki itu sambil membantu Nesya untuk duduk kembali di bangku taman itu. "Mbak tunggu di sini sebentar ya, nanti saya kembali lagi." sambung laki-laki itu seraya berlari pergi meninggalkan Nesya sendiri di taman itu.

"Cupu! kamu mau ke mana?" teriak Nesya. Mencoba menghentikan laki-laki itu agar tidak pergi meninggalkannya saat itu. Sayangnya, saat Nesya mencoba menghentikan laki-laki itu. Laki-laki itu sudah berlari jauh meninggalkan Nesya.

Kamu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang