Bagian 9

7 0 0
                                    

"Leo!" ucap Nesya pelan.

Meski tidak melihat dengan jelas, Nesya merasa yakin bahwa orang yang memanggilnya saat itu adalah salah satu teman kuliahnya di Aussie.

Melihat Nesya sedikit sempoyongan, laki-laki berbadan atletis itu lalu berlari kecil ke arah Nesya.

"Sya, kamu kenapa?" tanya laki-laki itu dengan nada khawatirnya.

"Leo?"

"Iya, ini aku Leo. Kamu masih ingat sama aku kan?"

"Jadi ini beneran kamu, Leo?"

Nesya kembali bertanya. Dia merasa tidak percaya kalau orang yang berdiri di hadapannya saat itu adalah teman kuliahnya di Aussie.

"Iya. Ini beneran Leo, Sya." jawab Leo singkat.

"Kamu kok bisa ada di sini?" tanya Nesya dengan tatapan redupnya.

"Sya kamu baik-baik aja kan?" Leo balik bertanya. Dia merasa khawatir dengan kondisi Nesya saat itu.

"Iya aku baik-baik aja. Memangnya kenapa Leo?"

"Aku lihat muka kamu agak pucat. Jadi aku khawatir."

"Ohh, aku cuma lagi nggak enak badan aja Leo."

"Jadi kamu lagi sakit?"

Leo pun mendekatkan dirinya dan langsung menempelkan telapak tangannya di kening Nesya. Saat itu Nesya sedikit terkejut melihat aksi Leo itu. Dia lalu menurunkan tangan Leo dari keningnya.

"Aku nggak apa-apa kok Leo." kata Nesya.

"Nggak apa-apa gimana, ini badan kamu agak hangat lho." ucap Leo tak percaya.

"Masa sih?"

Nesya lalu menempelkan tangan kanannya di keningnya. Dia memeriksa sendiri suhu tubuhnya saat itu dan apa yang dikatakan Leo ternyata benar. Suhu tubuh Nesya memang sedikit tinggi dan dia tidak bisa mengelak lagi.

"Hah. Kamu benar Leo. Ternyata aku lagi nggak baik-baik aja."

"Ayo kita pergi ke rumah sakit."

"Nggak perlu. Aku cuma demam biasa aja kok. Ntar habis minum obat juga hilang demamnya."

"Ya udah. Kalau kamu nggak mau ke rumah sakit nggak apa-apa. Kita pergi ke apotek aja cari obat untuk kamu."

Saat itu Nesya tidak langsung mengiyakan perkataan Leo. Dia malah diam dengan tatapan kosongnya.

"Sya, kenapa kamu diam?" tanya Leo sambil menyentuh lengan Nesya.

Seketika Nesya pun tersadar saat lengannya disentuh oleh Leo.

"Huh? Kamu bilang apa Leo?"

"Are you okay?"

Nesya tidak menjawab. Dia kembali diam. Leo yang saat itu sedang menunggu jawaban dari Nesya, jadi semakin khawatir melihat kondisi Nesya seperti itu.

Karena tidak mau melihat kondisi Nesya semakin memburuk Leo kemudian memegang tangan Nesya dan langsung menarik paksanya pergi dari taman itu. Melihat Nesya pergi dengan laki-laki lain membuat dada Daffin terasa sesak.

Ternyata sejak tadi Daffin sudah berada di taman itu. Dari jauh Daffin mengamati Nesya yang saat itu sedang berbicara dengan Leo.

"Apa yang Mayang katakan itu ternyata salah. Nesya bukan pacar aku." gumam Daffin yang saat itu merasa sedih melihat Nesya bergandengan tangan dengan laki-laki lain.

"Kenapa hati ini terasa sakit sekali ya melihat Nesya bergandengan tangan dengan laki-laki itu? Apakah ini yang namanya cemburu? Kalau iya, kenapa baru sekarang perasaan ini muncul? gumam Daffin lagi. Dia semakin bingung dan tidak mengerti dengan perasaannya sendiri.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang