S2 - 01

1.9K 301 62
                                    

[Name] yang saat ini sudah berusia 14 tahun. Terlihat sedang berlatih sihirnya bersama saudari lainnya, atau lebih di kenal sebagai Grizelda.

"Kakak!"

Mendengar suara yang ia kenal, [Name] langsung mengalihkan pandangannya. Di pinggir lapangan sudah ada dua adiknya yang sangat mirip satu sama lain.

Perhatian [Name] yang teralihkan menjadi kesempatan Grizelda untuk menyerang. Ia mengeluarkan aliran petir dan mengarahkannya kepada [Name], tetapi [Name] tersadar langsung membuat lingkaran rune sebagai pelindung.

"Kau tidak berpikir aku akan terkena dengan trik murahan itukan?" [Name] langsung memberi serangan balasan, tetapi Grizelda menghindarinya yang membuat tempat Grizelda berpijak tadi berlobang karna serangan [Name].

"Tentu saja, aku tidak bodoh. Tidak semudah itu mengalahkan si favorit." Jawab Grizelda yang sekarang sudah diatas pohon.

Nitt nitt

Tiba-tiba saja ada bunyi yang nyaring dari saku Grizelda, itu adalah timer untuk duel pelatihan.

"Yap, sudah selesai." Ucap Grizelda sembari menekan satu tombol untuk mematikannya.

Tanpa Grizelda sadari, [Name] sudah ada di pinggir lapangan menghampiri dua anak yang menonton sejak tadi.

"Hah, anak satu ini benar-benar deh." Grizelda menggelengkan kepala melihat tingkah saudari tirinya. Lalu turun dari pohon yang cukup tinggi itu dengan mudah, dan mengikuti [Name].

"Roxiee Ashill!" [Name] langsung memeluk keduanya, "Kakak rindu sekali dengan kalian."

"Kita bertemu setiap hari loh." Jawab anak perempuan yang di panggil Roxie.

"Hahaha, aku juga rindu dengan kakak." Balas ashil lembut.

[Name] melepas pelukan kedua anak itu, tetapi itu untuk lanjut memeluk Si anak perempuan dengan erat.

"Roxanaa, adikku yang cantik dan manis, cepat sekali kamu tumbuh." Jika ini adalah manhwa, mungkin [Name] sudah mengeluarkan air mata dramatis yang keluar seperti air mancur.

Roxana hanya bisa menghela nafas dan membalas pelukan kakak tiri perempuannya itu.

"[Name], aku curiga kamu itu siscon." Grizelda yang sejak tadi memerhatikan akhirnya bersuara.

Hal itu membuat [Name] tersentak dan melepaskan pelukannya, "Hush, cangkem mu!" (Hush! Mulutmu!)

"Cangkem?" Tanya Grizelda kebingungan "Apa itu artinya 'ya'?" Lanjutnya.

"Ekhem, maksudku jaga mulutmu, itu tidak benar."

"Mencurigakan.."

Ketiganya menatap [Name] curiga yang di abaikan oleh gadis itu.

"Omong-omong sudah saatnya makan siang ya? Aku lapar sekali." [Name] mengalihkan pembicaraan.

"Oh benar! Kami kesini ingin menjemput kalian untuk makan siang" ucap ashil.

Dengan nada menggodanya Grizelda berucap, "Kami atau [Name] saja nih?"

Ashil menggembungkan pipinya kesal, "Tentu saja kalian, siapa tahu Kak Grizelda dan Kak [Name] berlatih hingga lupa waktu."

"Mana mungkin untuk [Name], dia akan menghentikan semua kegiatan yang dia lakukan jika dia lapar." Grizelda mengejek sembari melambaikan tangan 'tidak mungkin'.

Tanpa disadari [Name] dan Roxana sudah jalan lebih dahulu ke tempat mereka makan siang bersama sembari bergandeng tangan.

"Apa semua sudah siap disana?" Tanya [Name].

Roxana mengangguk, "Makanannya sudah siap, Kak Dion, Jeremy, dan Claudia juga sudah disana."

"Hee.." [Name] melirik kearah Roxana, 'Tumben sekali tidak bawel'

"Ada apa?" Tanya [Name]. Tetapi tidak ada jawaban dari Roxana, raut wajahnya berubah menjadi kesal.

"Kenapa Kak [Name] peka banget sih?" Roxana balik bertanya.

"Karna aku seorang kakak." [Name] menjawab dengan mudah, "Kalau kamu mau, kita bisa membahas masalahmu nanti malam di kamarku." Lanjutnya menawarkan.

"Di kamar kakak?" Roxana bertanya lagi dengan tidak yakin.

"Yup, alias girls talk dan menginap!" Dengan wajah berseri-seri [Name] menjelaskan.

Roxana menatap kakaknya tidak yakin. [Name] yang sadar Dengan tatapan Roxana, bertanya "Kamu tidak menganggap ucapan Grizelda sungguhan kan?"

"......"

***

"Grizelda sialan! Awas saja kau." Saat ini malam sudah tiba, [Name] sedang mendumal kejadian tadi siang yang membuatnya kesal.

"Jaga emosi anda nona, sebentar lagi anda akan bertemu dengan tuan besar dan Nona Grizelda, pastikan anda tidak menyerangnya di acara perjamuan makan malam." Tegur aster yang sedang merapikan dress yang akan di pakai [Name].

"Kamu pikir aku anjing rabies yang menyerang tanpa akal?" Balas [Name] kesal.

"Hampir mirip. Nah, sudah selesai, tolong tenang, jangan hancurkan kerja keras saya."

"Iya iya, cih." [Name] keluar dari kamarnya dengan kesal.

Saat sampai di tempat perjamuan makan malam, disana sudah ada anak-anak yang menduduki posisi tiga besar. Hanya anak-anak itu lah yang bisa ikut di acara perjamuan makan malam bersama sang ayah.

"Kamu cukup lama ya [Name], Untung saja ayah belum datang." Ejek si Peringkat 2, Grizelda.

"Seharian ini kakak terlihat kesal, ada apa?" Si Peringkat 1, Dion. Bertanya dengan wajah datarnya tetapi terlihat dari nada bicaranya ia khawatir.

"Selamat Malam Kak [Name]!" Hal yang paling benar di lakukan oleh si peringkat 3, ashil, yaitu memberi salam terlebih dahulu.

"Selamat malam juga ashil, dan aku baik-baik saja Dion. Lalu.. aku hanya datang tepat waktu Grizelda, tidak lama, tidak cepat." [Name] menjawab masing-masing dari mereka sembari berjalan ke kursinya yang berhadapan dengan Dion dan dekat dekat kursi sang kepala keluarga sebagai si peringkat 0.

"Fufu, selalu menyenangkan melihatmu kesal." Ujar Grizelda dengan tawa kecilnya.

"Grizelda, sekali lagi kamu bersuara, aku akan membunuhmu." [Name] memijat keningnya pusing.

"Ada apa?" Dion bergumam melihat kedua kakaknya di depan.

"Bukankah mereka bertengkar adalah hal wajar? Malah aneh rasanya jika mereka diam saja." Jawab Ashil dengan senyumnya yang biasa.

Tidak lama kemudian Lant datang dan memberi mereka selamat, acara berjalan seperti biasa sampai lant memberikan berita mengejutkan.

"Ah benar juga, [Name] aku memiliki berita untukmu." Ucap lant yang menaruh alat makannya.

Sontak [Name] dan yang lainnya pun ikut berhenti dan memerhatikan sang ayah.

"Apa itu ayah?" Tanya [Name] hati-hati, entah kenapa ia memiliki feeling yang buruk.

"Kamu akan ku jodohkan dengan salah satu putra dari kenalanku."

***

Why this world? | twtpflobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang