Chapter 05

2.2K 382 9
                                    

"Dion?"

Merasa dipanggil, anak laki-laki berumur 4 tahun itu langsung menengok dan berdiri. Rauh wajah yang tadinya muram menjadi cerah.

"Ka-?!"

Pandangannya teralihkan ke tangan [Name] yang terluka dan mengeluarkan darah, Dion terkejut. Kemudian menatap grizelda dengan tatapan menuduh, tentu saja grizelda menyadari itu.

"Huh? Apa? Aku tidak melakukan apapun." Grizelda mengangkat bahu dan menggelengkan kepalanya.

Tapi Dion tetap menatap grizelda menuduh, bahkan mengangkat pedang kayu yang dia bawa sejak tadi.

"Woah woah, tunggu sebentar, [Name] jelaskan!"

[Name] menyeringai sembari mengangkat alisnya, "Aku? Kenapa?"

"Kalau tidak anak itu mungkin akan membunuhku saat aku tidur."

"Bilang 'tolong' dong." [Name] tersenyum, tahu bahwa bagi anak-anak agriche mengucapkan tolong adalah hal sulit.

"Ugh," Grizelda tetap tersenyum tapi [Name] tahu bahwa dia kesal, "T-t-tolong jelaskan, oke?!"

[Name] tersenyum kemenangan, "Ini bukan karna dia, ini karna aku salah menerapkan sihir Dion, jadi turunkan benda itu."

Dion menurut dengan ucapan [Name], dia menyimpan pedang kayunya kembali, "Ayo obati."

[Name] mengangguk "Aku akan. Kamu ada kelas berlatihkan? Pergilah."

Anak laki-laki yang lebih muda tersentak, "Tapi.."

"Pergi, aku tidak mau kamu mendapat hukuman karna terlambat."

Akhirnya Dion pergi dengan lesu. Sedangkan [Name] berjalan pergi kekamarnya untuk diobati. Tetapi [Name] bingung, kenapa yang satu ini masih ngikutin?!

"Kau ngapain sih?" Tanya [Name].

"Oh~ akhirnya kamu duluan yang buka suara."

"???"

"Apa kamu tidak ingin tahu soal lingkaran sihir? Aku cukup ahli loh~"

[Name] berhenti, dia berpikir 'Minta ajarin ke grizelda? Aneh tapi, secara Grizelda bakal masuk 3 top anak agriche, udah gitu kita seumuran-gak gua lebih tua secara Mental! Masa iya diajarin?'

"Hmm~ sepertinya egomu cukup tinggi ya? Apa kamu berpikir 'masa aku diajari dengan anak seumuranku?' begitu kan?"

[Name] menengok dengan wajah horornya "Kau.."

Grizelda dengan cepat menjawab "Aku ga bisa baca pikiran, raut wajahmu saja mudah terbaca."

"Lalu? Memang kau mau ajarin?" Tanya [Name].

"Boleh saja, tapi dengan satu syarat."

"Apa itu?" [Name] bertanya dengan ekspresi seriusnya.

"Kamu tahukan soal posisi 3 besar agriche? Siapapun yang berhasil sampai disana, dialah yang menang. Yang kalah, harus memberikan hadiah terbaik"

"Hadiah terbaik?"

"Ya, hadiahnya bebas, yang kalah yang menentukan dan tentunya yang menang harus puas."

[Name] menaruh jari didagunya, "Kalau seri?"

"Kita akan memberikan hadiah terbaik satu sama lain."

[Name] tersenyum dengan sombong, "Terdengar menyenangkan, lagipula aku pasti akan menang. Mana dan sihir milikku lebih besar dan kuat, aku bisa merasakannya."

Tidak mau kalah, grizelda mengejek "Kamu memang kuat, tapi aku tidak dungu sepertimu yang tidak tahu konsep penggunaan sihir dan Lingkaran sihir."

"Dungu ya?💢"

Why this world? | twtpflobTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang