Apa pun itu yang berkaitan dengan Mingyu, semuanya membuat kegilaan Jungkook memuncak.
Tepat setelah ia gagal mencium Roséanne, malam itu ia membanting setir mobil. Mendatangi apartemen Mingyu dengan perasaan jengkel.
“Mingyu!” ucapnya dengan nada tinggi.
Semua ini harus selesai. Mingyu yang memperkenalkan Roséanne padanya, dan menyarankan hal gila. Mingyu benar-benar harus mengikuti kemauan Jungkook.
Tapi ketika ia memasuki kamar Mingyu, ada kejadian menyakitkan yang membuatnya harus menahan diri untuk melangkah lebih jauh ke dalam.
Jungkook mundur, berdiri mengintip di depan pintu untuk memastikan penglihatannya.
Rambut pendek. Rambut pendek. Jungkook membatin sembari mengingat, dan menemukan wajah tidak asing yang pernah dilihatnya. Dia adalah perempuan yang ada di ponsel Mingyu.
Dan, sial!
Kenapa di saat seperti ini dirinya harus melihat Mingyu menggempur perempuan itu habis-habisan?
Umpatan apa yang harus ia keluarkan untuk melegakan hatinya?! Melihat Mingyu bercinta dengan orang lain sungguh memberatkan hati Jungkook.
“Sialan!” Gumamnya sambil berlalu dari kamar Mingyu.
Jungkook memilih duduk di dapur untuk menunggu mereka selesai. Dengan pikiran berkelana Jungkook mematik korek api untuk membakar ujung rokok yang ia ambil dari saku jaketnya. Jungkook merokok dengan pandangan nyalang. Ini adalah bentuk pengkhianatan dari Mingyu yang ke sekian. Tapi kali ini lebih sakit. Kenapa?
Jika dulu ia memergoki Mingyu bermain gila dengan Wonwoo, sekarang bersama kekasihnya. Dan Jungkook tahu dia perempuan. Kata perempuan itulah yang paling menyakiti Jungkook dari sekian banyak kesalahan Mingyu.
Suara cekikikan tawa mencuri atensinya. Jungkook menghisap rokok di tangan sambil melirik ke arah ruang tamu dari dapur. Dalam keremangan, Jungkook mengepulkan asap rokoknya yang kemudian menguarkan aroma tembakau. Dan saat itulah senyum miring kecilnya mengubah reaksi wajah menjadi seperti setan.
Jungkook melihat punggung Mingyu menegang. Di depan sana Mingyu berbicara mesra dengan kekasihnya, namun Jungkook tahu perasaan seperti apa yang Mingyu punya. Hingga di menit selanjutnya, Jungkook menyilangkan kaki dan kembali menghisap rokok yang kini tinggal setengah. Memutar tubuh untuk menghadap tepat pada Mingyu yang sekarang berjalan cepat ke arahnya.
“Bukankah seharusnya kau sedang bersama Roséanne, Jungkook?”
Jungkook menyentil ujung rokoknya hingga menggugurkan sisa tembakau yang terbakar. Menatap Mingyu penuh minat dengan begitu tajam.
“Iya,” jawabnya singkat.
Jungkook yang biasanya berbicara banyak, membuat dahi Mingyu mengernyit hanya karena jawaban singkat tersebut.
“Lalu kenapa kau di sini?”
Jungkook menghisap kembali rokoknya sambil menyunggingkan senyum. Melirik Mingyu yang berdiri gamang kemudian terkekeh setelah menarik batang tembakau itu dari bibirnya.
“Menjijikkan, Gyu,” gumamnya sembari membuang puntung rokok dan menginjaknya.
Mingyu menggeleng tidak mengerti maksud ucapan Jungkook. Atau lebih tepatnya, tidak mau memahami.
“Aku mencoba saranmu, tapi itu sangat menjijikkan. Rasanya aku ingin muntah. Aku mual hanya karena menyentuh bibirnya saja,” mulai Jungkook menjelaskan.
Mingyu menghela napas dan mengambil minuman dingin dari kulkas. Meneguknya langsung dari botol tanpa memindahkan pandangannya dari Jungkook.
“Lucu, 'kan?” Jungkook melanjutkan sembari menahan senyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER REVENGE
Fiksi Umum[ TERBIT DI KARYAKARSA ] Sembuh dari kelainan seks menyimpang bukanlah tujuan yang Jungkook inginkan dalam hidupnya. Lebih ke arah balas dendam. Bukan tentang dendam karena masalah penyimpanan seks tersebut, tetapi ia ingin membuat mantan kekasihnya...