Dua hari berlalu, pagi ini di hari terakhir ia dan teman-temannya ada disini. Hyunjin mendengar suara ramai diluar tenda. Suara teman-temannya yang heboh. Hyunjin mencuci wajah, menggosok gigi didekat sana. Saat bergabung dengan mereka, tatapan teman-temannya seketika aneh.
"Kenapa sih? Mata gue ada beleknya? Atau kaget liat muka gua kucel?" tanya Hyunjin membenarkan rambut
"Bentar kita nanya, Bangchan enggak ada sama sekali ngabarin lo?"
"Engga, emang kenapa?"
Felix terlihat khawatir. Matanya menatap teman-temannya satu persatu ragu. Ragu mengatakan yang sejujurnya pada Hyunjin.
"Lo liat aja sendiri deh Jin di grup Mapala"
Hyunjin meraih ponsel Changbin dan membaca beberapa percakapan yang membuatnya tertegun.
"Tapi lo jangan mikir itu beneran dulu. Orangnya aja enggak ngerespon ya pasti itu bisa aja mereka ngarang"
"Iya, yakali dia belum wisuda udah mau nikah?"
Hyunjin menoleh pada Han yang seakan pernah jadi saksi kalau Chan belum mau menikah jika belum lulus wisuda terkecuali dengan orang ter sayangnya. Beruntungnya teman-temannya tak bertanya soal perasaanya. Ia sendiri juga tidak tahu bagaimana harus merespon. "Bentar ya guys, gue ada telpon kayaknya dari mama" izinnya menjauh dari kerumunan teman-temannya yang duduk didepan tenda.
——————————————————
"Kak, lo beneran mau nikah bulan depan?"
——————————————————
Hyunjin mengirim pesan pada Bangchan. Meskipun ia tahu pesan itu tidak akan pernah dapat balasan dari penerimanya. Tapi ia berharap kalau sedikit tidaknya ada balasan setelah sekian lama tidak bertemu.••••
Changbin memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah Hyunjin. "Makasih ya semua, hati-hati di jalan. Next info aja kalo mau healing lagi di grup wa" pesan Hyunjin sembari tersenyum
"Siaap. Selamat istirahat kawan" Changbin memutar stir untuk berbalik arah dan perlahan mobilnya menjauh.
"Mah? Aku pulang!"
Hyunjin masuk kedalam rumah dan terpaku kala melihat seseorang dengan sang ayah sedang disuguhi dua cangkir kopi dimeja. Dia memakai kemeja putih polos dengan celana panjang denim, mengobrol dengan sang ayah yang biasanya jarang pulang itu.
"Loh? Kamu baru pulang? Sini gabung, ngobrol sama papa sama Bangchan nih" kata ayahnya tersenyum hangat
Hyunjin hanya diam saja saat mata mereka saling berpandangan. "Katanya Chan dia kenal kamu, kalian satu kampus kan. Kok papa baru tahu ya?"
"Jelas papa baru tahu, papa kan baru pulang" balas Hyunjin
Hyunjin mengalihkan pandangan tatkala Yeji datang dengan warna pakian yang sama seperti yang Bangchan kenakan. "Yuk berangkat sekarang eh! Hyunjinnie! Kapan pulang ih gak bilang-bilang lo. Nanas gue manaa?" Yeji memeluknya dengan nada bicara semanis mungkin menurut Hyunjin.
"Ada ditas"
"Aaa gak sabar makan nanas. Tapi nanti ya abis gue pulang dari jalan-jalan"
"Iyadeh yang mau jalan-jalan" sahut ibunya yang cuma bisa tersenyum
Hyunjin mengerutkan dahi, "Lo pergi sama siapa?" tanyanya
"Tuh" Yeji hanya mengendikkan dagu ke arah Bangchan yang duduk menatapnya lagi dengan raut wajah naif. Apa maksudnya dia pergi jalan-jalan dengan Yeji? Apa mereka punya hubungan spesial?
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterthought
أدب الهواةBanyak hal yang tak terduga datang menghampiri kehidupan Hyunjin. Termasuk ketidaktahuannya tentang kabar Bangchan akan menikahi saudara kembarnya. 25 March 23