"Udah kali nangisnya. Enggak perlu nangisin hal begitu. Semua bisa diatur"
"Lo mah enak bisa bilang begitu. Gue mana bisa?"
Bangchan berdecak "Ck mental tempe. Percuma ikut mapala tapi ngadepin orang begitu aja gak bisa"
"Abisnya mereka ngeledeknya bergerombol. Gimana mau lawan? Coba lo pikir gajah lawan krumunan semut. Pasti kalah ya kan?" Hyunjin mengomel sampai Bu Kantin memperhatikannya
"Udah-udah, gak enak diliat bu kantin tuh diketawain"
Hyunjin menghapus air matanya saat bu kantin melihatnya dengan gelengan ringan dan tawa. "Ibu kalo ketawa lagi, Hyunjin ngebon 20 ribu ya!"
"Gausah didengerin bu, obatnya lagi abis"
Karena merasa tidak ada yang peduli Hyunjin lebih baik pulang saja. "Tau ah. Mending pulang aja"
"Eeeh, kok pulang. Cepet amat, gini deh. Gimana kalo gue ajak pergi"
"Pergi kemana?"
"Mau gak?"
"Iya tapi kemanaa?"
"Ya jalan aja dulu"
Hyunjin diam-diam tersenyum saat Bangchan berjalan lebih dulu menuju parkiran sembari menggendong tasnya. "Ini serius gak sih? Masa mau ngajak pergi tapi gak tau mau kemana" dumal Hyunjin tapi Bangchan cuma tersenyum santai
"Liat-liat aja dulu. Nanti juga ketemu kalo udah jalan"
"Awas aja kalo aneh-aneh"
"Enggak udah diem." Chan memasangkan helm untuk Hyunjin dengan usil sampai mata Hyunjin tertutupi helm. "Kan, kan. Gimana mau liat kalo matanya ketutupan helm?!"
Bangchan cuma tertawa melihatnya. "Udah buruan naik"
Tanpa Hyunjin sadari saat ia naik motor, teman-temannya keluar dari balik gedung A milik anak Farmasi seraya tertawa melihat keromantisan mereka. "Mereka pacaran gak sih?"
"Kayaknya sih"
"Tapi si Chan kan mau KKN"
"KKN tetep ngampus bego kalo di kampus ini"
"Ohh gitu ya" Jeongin dan Felix mengangguk paham bersamaan
•
•
•"Aneh deh lo, diejek malah nangis. Udah tua padahal, malu dikit lah kan ikut mapala" Bangchan sedikit bersuara keras ketika mereka sedang naik motor
"Mereka itu iri sama gue. Makanya omongannya lebih menyakitkan, daripada jatuh atau luka karna kena batu karang kalo climbing" balas Hyunjin ketus
"Iri kenapa?"
"Mana gue tahu, namanya juga orang iri"
"Lo aja gak tau, terus kenapa diurusin?"
Chan melihat Hyunjin terlihat cemberut dari sepion setelah mendengarnya menjawab begitu. Ia tersenyum tipis, "Gausah cemberut, pegangan entar jatuh kalo duduknya jauh kebelakang"
"Gak dengeeer"
Chan meraih salah tangan Hyunjin dan membawanya kedepan "Giniii"
Hyunjin mengulum senyum seraya mengalihkan pandangan. Tak mau terlihat kalau ia senang di perhatikan oleh kakak tingkat yang satu ini.
••••
"Dor!"
"Apaansih gak jelas"
"Ihh galak banget sih, lo abis darimana malem-malem gini?"
"Beli terasi"
"Bohong banget. Pasti lo ngapelin anaknya pak RT kan"
Entah hawa busuk mana yang membuat Yeji berpikir Hyunjin dengan penuh kesadaran mengapel kerumah Jaemin si anak pak RT. Dia kan punya pacar cuma enggak di publish aja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Afterthought
FanficBanyak hal yang tak terduga datang menghampiri kehidupan Hyunjin. Termasuk ketidaktahuannya tentang kabar Bangchan akan menikahi saudara kembarnya. 25 March 23