3

385 21 0
                                    

Skip ya

Mahes sekarang tinggal di pesantren,sudah 1 hari dia merasakan  tinggal di pondok.

Bak hidup dalam penjara,mahes tentu saja merasa tidak betah dan ingin segera kabur.

Mahes bertekad kabur dari pesantren. pemuda yang berprofesi sebagai rocker itu merasa hidup di pesantren seperti terkungkung dalam penjara.

"Ah sialan...gue gak bisa tinggal disini"  frustasi mahes sambil mengacak rambut nya dengan kesal,mahes terduduk di kasur setelah dia menemukan cara buat keluar dari pesantren.

"Apa gue kabur aja ya? Tapi kalau ketahuan mereka sama siapa itu ky-kyai,bisa mati gue kalau tubuh kyai ngelaporin gue ke bokap." Frustasi nya lagi

"Ck bodoamat lah itu urasan belakang yang penting gue bisa keluar dari pesantren ini" ucap mahes

"Oke,gue bakalan kabur malam ini" ucap mahes dgn tersenyum miring memikirkan dia bakalan keluar dari pesantren ini dan bisa hidup bebas lagi.














































Skip
Malam hari

Sekarang mahes tengah mengendap ngendap dan melihat ke sekeliling dgn was was takut ad yg melihatnya, walaupun semua orang pasti sudah tidur semua.
Setelah hampir sampai di gerbang masuk pesantren,Mahesa berhenti dengan terkejut saat ad yg memanggilnya dari belakang.

"Mahesa" ucap orang itu

Mahesa membalikkan badannya ke belakang dan dia melihat ad dua orang di sana,disana terdapat pak kyai dan seorang pemuda yang berdiri di samping pak kyai.
Pak kyai mendekat ke arah mahes yg masih terdiam di tempatnya.

Apes,baru saja berniat kabur dari pesantren,kyai Abdullah dan seorang santri keburu memergoki nya.
Bukannya marah, kyai Abdullah malah mempersilahkan mahes untuk memilih meninggalkan pesantren. Mahes pun mengikuti kata hatinya, pergi dari pesantren.

Dengan senang mahes pergi dari pesantren itu,setelah beberapa menit berjalan. Masalah timbul sewaktu mahes bingung mencari jalan pulang menuju ke rumahnya.
Dalam perjalanan, pemuda itu pun sibuk bertanya-tanya kepada penduduk desa perihal Arah jalan yang harus dia tempuh untuk menuju Jakarta. Tapi yang terjadi, mahes malah makin tersesat.

Alhasil, mahes terbawa kembali ke pesantren kyai Abdullah. Sesampainya di sana, mahes segera menumpahkan kekesalan hatinya.

Menendang kaleng bekas dgn keras, hingga dia mendengar suara orang yang kesakitan.

Dia melihat lihat sekitar dan menemukan seorang pemuda yg sekarang tengah mengusap kepala nya karena terkena kaleng yg di tendang tadi.

"Aduhhh, siapa sih yg ngelempar" ringis pemuda itu

Pemuda itu mengambil kaleng tersebut dan mencari pelaku yg menendang kaleng tersebut sehingga mengenai nya.
Mahes yg melihat itu pun berniat kabur, tapi terhenti karena Teriakan pemuda itu yg menyuruh nya untuk berhenti disitu.

"LO, Lo kan yg ngelempar kaleng ini" marah pemuda itu, bukannya serem malah terlihat imut dgn wajah nya yg merah karena menahan emosi.

Mahes yg melihat itu hanya terdiam saja, menatap lurus ke wajah pemuda yang didepannya ini dengan pandangan yg Sulit di artikan.

"Lo kan yg nendang kaleng ini? Heh orang tanya itu jawab jangan malah bengong" ucap pemuda itu

"Cantik"














Semoga suka,karakter yg lain bakalan muncul di chapter lain.


















MARKNO ; pesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang