My. ID

69 7 7
                                    

Son Chaeyoung. Di Korea, siapa yang tak mengenal namanya. Gadis usia 30 tahun yang telah mencapai kesuksesan tertingginya di segala sektor bisnis yang di gelutinya. Kerja keras dan pantang menyerah adalah kunci dari kesuksesan dan keberhasilannya.

Di kenal sebagai sosok yang berdarah dingin, Chaeyoung memang tak pernah main-main jika menyangkut urusan bisnis. Dia, akan selalu totalitas menjalaninya meskipun bisnis itu terdengar tak mungkin atau aneh bagi sebagian orang yang mendengarnya. Itu sebabnya, banyak perusahaan berlomba-lomba untuk bisa bekerjasama dengannya. Entah itu perusahaan Korea atau luar negeri tentunya.

Tak hanya itu, sikapnya yang di kenal cool, datar, pendiam, tanpa senyuman dan sorot mata yang begitu tajam sudah menjadi ciri khas yang melekat pada dirinya. Siapapun yang melihat, pasti akan tertunduk takut dengan aura yang di pancarkan nya.

"Selamat pagi Presdir." Sapa seorang karyawan wanita dengan ramah saat Chaeyoung menghentikan langkahnya tepat di hadapannya.

"Kau karyawan baru?" Tanya Chaeyoung dengan sorot mata tajamnya.

"Benar Presdir. Nama saya Sana."

"Tidak ada yang bertanya." Sahut Chaeyoung ketus lalu melenggang pergi begitu saja.

Suasana tegang nan mengerikan yang sempat tercipta pun seketika mencair sesaat setelah lift yang Chaeyoung naiki tertutup. Semua karyawan yang awalnya diam menahan rasa takut langsung bergegas menghampiri Sana yang masih terkejut dengan sikap Chaeyoung barusan padanya.

"Sana-ssi. Apa kau baik-baik saja?" Tegur seorang karyawan wanita berambut pendek bernama Eunha.

"Ne. Gwenchana." Jawab Sana dengan santainya.

"Apa yang Presdir Katakan padamu?" Tanya sang teman pria di sebelahnya menimpali. Namanya Bangchan.

"Apa dia menekan mu?" Tanya Eunha bertubi-tubi. Padahal, pertanyaan yang dari Bangchan saja belum Sana jawab.

"Ani. Dia hanya mengatakan... "Apa kau karyawan baru?" Setelah aku menjawabnya, dia langsung pergi begitu saja." Jawab Sana santai menatap mereka satu per satu.

"Kau sama sekali tak takut padanya?" Tanya seorang karyawan wanita berambut panjang. Miyeon namanya.

"Takut? Memangnya ada apa?" Menautkan kedua alisnya bingung, Sana tak mengerti apa yang Miyeon maksud. Di pandangannya, Chaeyoung bukanlah sosok menyeramkan yang perlu di takuti.

"Kau akan tahu nanti." Ucap Bangchan tak memberitahu secara langsung tapi memperingati.

"Sebaiknya kita pergi sekarang. Beberapa menit lagi akan ada rapat besar bulanan. Jangan sampai kau terlambat di hari pertamamu bekerja. Kau bisa saja di pecat saat itu juga sebelum kau mulai bekerja." Ucap Eunha melirik jam di tangannya sekilas lalu mengambil tumpukan berkas yang ada di atas mejanya.

Melakukan hal yang sama seperti Eunha, Miyeon dan Bangchan juga langsung mengambil berkas yang sudah mereka siapkan dari atas meja kerjanya dan langsung menarik Sana untuk ikut pergi bersama mereka.

Sana yang masih baru dan tak tahu harus apa pun hanya bisa diam dan terlihat bingung seraya mengikutinya saja.

***

Jika ada suasana yang lebih menegangkan daripada pengadilan, maka jawabannya adalah rapat bulanan. Ibarat tengah berada di tepi jurang kematian, mereka bisa saja terpeleset dan masuk ke dalam jurang kapan saja.

Setelah mendengar presentasi dari salah satu karyawan yang bertugas di bidang pemasaran, Chaeyoung terlihat tidak puas dengan hasil yang di sampaikan.

"Kau mengatakan jika kenaikan penjualan bukan ini 20% dari bulan sebelumnya serta target 5% kenaikan dari bulan lalu tercapai. Tapi faktanya, penjualan bulan ini hanya naik 19% dan target yang tercapai 4,99%. Kau ingin membohongi saya?" Ucap Chaeyoung tanpa basa-basi dengan tatapan tajam yang diberikan. Membuat semua orang yang mendengarnya langsung berdecak takut dan menelan ludah. Sementara karyawan wanita yang baru saja menjelaskan hanya bisa tertunduk ketakutan.

The Kriminal of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang