04. DingDong

18 2 0
                                    

Mengurus banyak pekerjaan dengan berbagai macam berkas yang tertumpuk di atas meja rasanya memang sudah menjadi kebiasaan dan hobby Chaeyoung sejak lama. Karena baginya, tak ada yang lain yang bisa dia lakukan selain menyelesaikan pekerjaan dan membuat pikirannya tenang.

Masuk ke ruang kerja itu setelah mengetuk pintu, Sana melangkah mendekat dengan sebuah amplop besar berwarna coklat yang ada di tangannya.

"Maaf Presdir, ada kiriman untuk anda." Beritahu Sana seraya meletakkan amplop yang dia bawa di atas meja.

Membalasnya tanpa bicara, Chaeyoung mengalihkan perhatiannya pada amplop itu, lalu meraihnya dan membuka apa isinya.

"Atur pertemuan dengan Group TheO dalam waktu dekat." Perintah Chaeyoung setelah membaca dengan seksama iai amplop itu dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Menganggukkan kepalanya tanda mengerti, Sana memundurkan langkahnya lalu pergi meninggalkan ruang kerja itu.

***

Menjalani hari pertama bekerja sebagai kurir pengantar makanan, tak ada sedikitpun hal yang Mina bingung kan atau keluhkan.

Terlahir sebagai putri bungsu dari salah satu orang terkaya di Asia bukan berarti membuat Mina manja dan tak bisa melakukan apa-apa. Buktinya, dia sudah sangat sering memanfaatkan waktu yang dia miliki dengan mencoba berbagai hal dan bereksperimen, ketimbang malah berleha-leha menghabiskan uang keluarga. Jadi, tak ada sedikitpun alasan bagi Mina jika dia tak bisa menjadi kurir pengantar makanan seperti keinginannya.

Seperti halnya para pekerja lain yang sibuk menyiapkan pesanan dan mengantarkannya, Mina juga terlihat ikut melakukan hal yang sama. Membuatnya secara benar lalu membungkusnya dengan rapi ke dalam wadah dan memasukkannya ke dalam tas.

Namun, alangkah terkejutnya Mina saat dia baru saja keluar dari restoran dan mendapati salah satu orang yang bekerja dengan keluarganya bersama beberapa orang anak buahnya tengah berdiri tegak menunggunya dengan deretan mobil mewah jenis sedan berwarna hitam di sisi mereka.

Memperlihatkan wajah kesalnya, Mina memalingkan wajahnya sekilas dari pandangan mereka seraya mengambil nafas dalam-dalam guna meredam emosinya.

"Nona, biarkan kami saja yang mengantarkan makanan itu." Ucap seorang laki-laki yang Mina kenal namanya. Junhui.

"Apa begitu sulit untuk kalian melepaskan ku satu hari saja tanpa pengawalan?" Tanya Mina menatap Junhui dengan tajam.

"Saya hanya melakukan apa yang diperintahkan, Nona. Lagipula, di luar sana juga~"

"Arra. Kalian sudah ribuan kali mengatakan hal itu kepadaku. Aku sudah bosan mendengarnya." Sahut Mina ketus memotong perkataan Junhui begitu saja. Membuat Junhui hanya bisa terdiam dan tertunduk merasa bersalah.

"Katakan pada S. Coups oppa kalau untuk urusan yang satu ini aku benar-benar tidak ingin di ganggu ataupun di awasi. Jika dia masih tetap memaksa, kalian sendiri yang akan menerima hukumannya." Titah Mina tegas lalu melangkah menuju motor yang sudah terparkir di sana.

"Tapi Nona~" Bantah Junhui tapi tertahan karena Mina yang langsung memberikan tatapan tajam nan mematikan.

"Ne, arraseo." Patuh Junhui akhirnya. Mau tak mau dia harus menuruti keinginan Nona mudanya itu meskipun nanti dia juga yang akan mendapat dampaknya.

Menyalakan mesin sepeda motornya, Mina melaju pergi meninggalkan mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi.

***

Biasanya, gedung perkantoran yang Chaeyoung miliki terlihat sepi, jarang ada orang yang berlalu-lalang karena semuanya sibuk mengurus pekerjaan. Lebih tepatnya mereka takut mendapatkan teguran yang berujung dengan kelamnya masa depan.

The Kriminal of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang