05. Mojito

28 3 2
                                    

Sesibuk apapun Chaeyoung dalam mengurus pekerjaannya, dia tak akan pernah lupa tentang satu jadwal yang sudah menjadi kebiasaannya sejak lama.

Melajukan mobil kesayangannya membelah jalanan ibu kota yang mulai sepi karena waktu yang sudah menunjukkan dini hari, Chaeyoung terlihat masih segar dan tanpa ada sedikit raut wajah lelah. Padahal seharian ini dia begitu di sibukkan dengan pekerjaan kantor yang menumpuk.

Mungkin kita berpikir jika Chaeyoung akan kembali ke rumahnya untuk beristirahat guna melepas lelah, tapi siapa yang menyangka jika dia justru mendatangi salah satu bar ternama di Korea.

Tanpa satu orangpun ketahui, inilah satu jadwal rutin yang selalu Chaeyoung jalani di akhir bulan seperti sekarang ini.

Bukan, Chaeyoung datang bukan untuk bermabuk-mabukkan atau bersenang-senang, melainkan untuk bertemu dengan seseorang.

Dentuman suara musik disko langsung menyambut gendang telinga Chaeyoung saat ia baru saja memasuki bar itu.

Ada begitu banyak orang di sana. Tak hanya laki-laki dan perempuan, tua dan muda serta dari berbagai macam strata sosial yang ada. Semua berbaur menjadi satu menikmati hiburan malam yang tersedia.

Duduk di salah satu kursi yang ada di meja bar, Chaeyoung langsung di sambut dengan senyum hangat seorang bartender yang memang sudah mengenalnya. Dan tanpa menyebutkan pesanannya terlebih dahulu, bartender wanita itu langsung membuatkan apa yang ingin Chaeyoung minum.

"gumawo." Ucap Chaeyoung saat bartender wanita itu memberikan minumannya.

Hanya tersenyum tipis menjawabnya, bartender wanita itu kembali melanjutkan pekerjaannya dan tak mengajak Chaeyoung mengobrol.

Keduanya memang saling mengenal, tapi bukan berarti mereka menjadi teman. Hanya hubungan sebatas bartender dan customer.

Dalam diamnya, Chaeyoung tampak menikmati minumannya dengan tenang sambil sesekali memainkan handphone-nya untuk mengecek apa ada notifikasi yang masuk.

Namun, baru setengah gelas minuman itu habis, Chaeyoung bangkit dari tempat duduknya. Melangkah pergi dari sana menuju suatu tempat yang ada di lantai dua.

Di sana, Chaeyoung langsung bertemu dengan seorang pria yang di kenalnya. Tak saling menyapa, laki-laki itu hanya membungkuk hormat lalu mempersilahkan Chaeyoung untuk masuk ke salah satu ruangan yang dia tunjukkan.

Saat memasukinya, belum ada siapapun di sana. Tapi suguhan lengkap dan mewah sudah tertata rapi di atas meja.

Duduk di salah satu sofa, tak butuh waktu lama untuk Chaeyoung menunggu. Mungkin kurang dari 5 menit untuk membuat pintu ruangan itu kembali terbuka dan memperlihatkan sosok laki-laki yang selalu Chaeyoung temui setiap bulannya. Tentu ada seorang laki-laki lain yang mengikutinya dari belakang dan berdiri di dekat pintu. Kini, hanya ada mereka bertiga di ruangan itu.

"Hei Chaeng." Sapa laki-laki itu dengan ramah sembari duduk di sofa sebelah Chaeyoung.

"Kau bilang ada barang baru, mana?" Tanya Chaeyoung tanpa basa-basi atau terlebih dulu membalas sapaan laki-laki itu.

"Haaa.....Aku pikir kita bisa sedikit ngobrol sekarang. Tapi ternyata, kau masih sama saja. Selalu to the poin." Hela nafas panjang laki-laki itu dengan nada dan raut kekecewaan.

Mengangkat satu tangannya seolah memberi isyarat, laki-laki itu seakan meminta sesuatu pada anak buahnya.

Paham dengan apa yang di minta oleh bosnya, laki-laki yang awalnya berdiri di dekat pintu berjalan menuju sebuah meja kecil yang ada di sudut ruangan.

membuka laci paling atas, pria itu mengambil sebuah amplop berwarna kuning lalu memberikannya pada sang atasan.

"Masih sama seperti sebelum-sebelumnya, sesuai dengan kriteria yang kau minta. Tapi kali ini, ada yang sedikit berbeda." Ucap laki-laki itu sembari menyodorkan amplop kuning yang dia terima di atas meja.

The Kriminal of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang