2. CALISTA SCHOOL

9 2 0
                                    

"Hela lah nafas sejenak untuk pikiran yang bercabang."
| KEMBALI PULANG |
•••

Chilla melangkahkan kakinya memasuki sekolahnya yang benar-benar ia benci. Ia menghembuskan nafasnya panjang, tahu apa yang akan terjadi di dalam sana jika dirinya melangkahkan kakinya memasuki sekolah itu.

"Kamu bisa kok, Chilla. Tahan ya," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Ia segera melangkahkan kakinya memasuki sekolah dimana tempat dirinya menimbah ilmu. SMA CALISTA.

"Chilla!" Seru seseorang.

Chilla segera memutar badannya menatap orang yang baru saja memanggil namanya. "Chika, kenapa?"

Perempuan berambut pendek sebahu dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya langsung menyodorkan sebuah kertas kearah Chilla.

"Olimpiade, biasa," jawab Chika.

Chilla tersenyum lalu mengambil kertas itu dan membacanya baik-baik. Ternyata dirinya diutus oleh sekolah untuk mengikuti olimpiade Fisika dan juga mapel Kimia sebagai tambahan penawaran jika dirinya mau.

"Jadi, lo ikut apa?" Lanjut Chika penasaran.

Chilla mengerutkan keningnya sambil menatap Chika. "Lo? Kamu udah gak pakai 'aku-kamu' lagi?" Tanya nya bingung.

Pasalnya, Chika selalu mengobrol dengan dirinya menggunakan 'aku-kamu' bukan 'lo-gue'. Dan ini adalah kali pertamanya ia mendengar Chika bertanya kepada nya menggunakan 'lo-gue'

Chika yang mendengar pertanyaan Chilla langsung menggaruk tengkuk lehernya sambil terkekeh kecil. "Setelah gue pikir-pikir lagi, kayaknya gue lebih baik pakai 'lo-gue' daripada 'aku-kamu'. Biar lebih gaul dikit, gue males dijauhi terus."

Chilla terdiam sejenak lalu kembali bersuara. "Jadi diri sendiri aja, Chika, gak perlu ikut-ikutan orang lain."

"Ya gimana ya, Chil. Lo tau kan kalau kita ini anak beasiswa, yaudah pasti mereka yang memang masuk sekolah ini karena duit, pastinya kita dikira gak gaul. Gue mau berubah, setidaknya hidup gue bisa sedikit tenang,"

"Tenang gimana?"

Chika berdecak lalu merangkul Chilla sambil berjalan. "Gue capek dibully terus, gue pengen berubah, gue pengen mereka gak bully gue lagi. Jadi gue bakal ngelakuin suatu hal yang buat mereka gak bully gue lagi!"

Chilla menundukkan kepalanya sambil memainkan jemarinya. Entahlah, rasanya ucapan Chika barusan sangat tidak bagus masuk ke dalam telinga nya. Rasanya Chika tak seharusnya sampai seperti ini.

"Mending lo juga deh, capek kan di bully terus? Maka jawabannya adalah lo harus berubah jadi gaul kayak mereka," lanjut Chika.

"Aku rasa itu ide yang buruk," balas Chilla tak bersemangat.

"Ide buruk gimana? Itu ide bagus!" Seru Chika.

"Tap—"

"Udah!" Potong Chika. "Jadi gimana olimpiade Kimia? Ikut gak?" Tanya nya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kurang tau, tapi kalau olimpiade Fisika, aku pasti ikut," jawab Chika.

"Ikut aja olimpiade Kimia, kalau dikasih penawaran kayak gitu berarti sekolah berharap banget lo ikut,"

Chilla tampak berpikir sejenak, matanya menatap kertas pemberian Chika tadi lalu membacanya untuk kedua kalinya.

"Oh iya!" Seru Chika sambil menepuk pelan keningnya. "Lo harus ke kantor kepsek, gue cuma ditugaskan kasih surat ini setelah itu lo harus ke kantor."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEMBALI PULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang