Moment-1

920 113 8
                                    

✨✨✨

London

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


London. Kensington Park.

Buku itu tergeletak pada salah satu bangku kayu yang berderet di sisi taman. Tidak terlalu besar juga tidak terlalu tebal. Layaknya buku catatan pada umumnya. Sampulnya berwarna cokelat terbuat dari kulit berkualitas. Siapa pun yang pernah duduk di bangku itu, sepertinya dia agak terburu-buru sehingga melupakan bukunya begitu saja.

Sebagai pengunjung taman yang berada di pusat kota, Wang Yibo, pemuda tampan yang berpenampilan santai dalam balutan kaos putih panjang dilapisi rompi bahan denim mengamati buku yang ada di depan. Dia hendak duduk dan melihat buku yang teronggok. Untuk sesaat ia memutar pandang, menduga-duga siapa di antara pengunjung taman yang melupakan bukunya. Menunggu sekian detik, pada akhirnya ia menempati bangku tersebut. Sedikit ragu-ragu, ia meraih buku, membolak-balik sekilas dan kembali mengedarkan tatapan untuk menunggu seseorang yang mungkin kembali ke tempat itu.

“Kenapa dia bisa sembarangan meninggalkan buku di sini. Apakah buku ini bukan sesuatu yang penting baginya?” gumam Yibo.

Ia masih menahan diri untuk tidak membuka sampul meski rasa penasaran menyergapnya. Ia tahu itu bukan buku bacaan. Melihat tampilannya, ia menduga kalau itu sebuah buku diari. Sekian menit Yibo hanya menikmati camilan yang ia beli, menyesap kopi dari cup sambil menikmati semilir angin sore musim gugur. Matanya kembali melirik pada buku yang ia letakkan di samping, rasa tertarik itu membuatnya meraih buku tersebut setelah ia meletakkan cup di tangan.

“Mungkin ada nama atau alamat di buku ini agar aku bisa mengembalikan pada pemiliknya,” ia bergumam, membenarkan pendapat sendiri tentang membuka buku orang lain tanpa izin.

Pelan membuka sampul kulit yang lembut, Yibo berharap tindakannya tidak menjadi masalah di masa depan. Halaman pertama buku itu langsung memperlihatkan satu nama yang cukup menarik perhatian.

Xiao Zhan
5 Oktober 1991
Time of Cambridge

Yibo menahan napas, matanya melebar tak percaya membaca nama dan tanggal lahir si pemilik buku. Bahkan pemilik buku bernama Xiao Zhan itu menuliskan tempatnya bekerja.

“Dia bekerja di sebuah kantor majalah,” gumam Yibo.

Rasa penasaran semakin menjadi mengetahui buku itu ternyata adalah sebuah diari seperti dugaannya. Dia ingin tahu di bagian apa sosok bernama Xiao Zhan itu bekerja karena kantor majalah itu di bawah naungan perusahaan ayahnya. Dia mulai membuka halaman pertama.

5 Januari 2022

Aku senang sekali ketika lamaran kerjaku diterima, rasanya duniaku yang gelap mulai kembali bersinar oleh harapan. Pekerjaan ini sudah lama aku impikan karena aku sangat menyukai desain.

Hari pertama, aku masih belum mendapatkan seorang teman dekat namun sambutan karyawan cukup baik. Mereka ramah dan menerima kehadiran sosok baru dengan senang hati. Aku harap, aku bisa bertahan di tempat ini.

𝐂ᴴᴱᴿᴵˢᴴ 𝐓ᴴᴱ 𝐌ᴼᴹᴱᴺᵀ [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang