Perkara latto-latto.

30 4 0
                                    

Aganteng : emang susah jadi orang ganteng, di lihat dari mana pun gak ada buriknya sama sekali😏.
.

.

.

Sugeng maca💕🌻

***

Di sore hari.

Berhubung hari ini adalah hari Minggu, otomatis mengaji yang dilaksanakan oleh anak-anak setiap sore hari pun libur. Biasa nya mereka mengaji di TPQ pada ba'da ashar.

"Kita lomba latto-latto yuk, siapa yang paling lama main nya, itu yang bakal jadi pemenang." Ajak Lio kepada Ega, Moza, dan Oka.

"Ada hadiah nya nggak?" Tanya Ega.

"Gimana kalo yang kalah harus jajanin cimol nya Pakdhe Agus," Oka memberikan usul.

"Di tambah es milo," tambah Moza.

"Oke, deal." Lio dan Ega pun menyetujui.

Mereka pun siap sedia memegang latto-latto masing-masing dengan wajah penuh ambisi.

"Siap sedia." Kata Lio memulai.

"Siji." Ega pun mulai menghitung.

"Loro."

"Telu."

"Go!" Teriak mereka serempak.

Tek..

Tek..

Tek..

Tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..tek..

Moza pun mengawali kekalahan karena latto-latto nya tiba-tiba oleh.

Di susul dengan Oka. "Aduh tangan Oka sakit banget." Rintih Oka kesakitan karena latto-latto nya mengenai pergelangan tangan nya.

Sekarang tinggal Lio dan Ega. Mereka tampak mempertahankan posisi untuk merebut tahta kemenangan.

Wajah penuh ambisi ber variasi dengan bulir-bulir keringat menghiasi wajah kedua bocah cilik tersebut.

Duk..

Dan tiba-tiba, bola latto-latto milik Lio pun jatuh ke tanah karena tali yang tidak terlalu erat.

"Yeayy!!" Teriak Ega penuh kemenangan.

Lio mengepalkan tangan nya erat. Ia ingin menangis karena kalah, tapi ia masih punya harga diri. Kata Papi nya dia harus menjadi lelaki jantan, tak boleh mengeluarkan air mata hanya untuk masalah sepeleh seperti ini. Ia bertekad akan mengalahkan Ega di lain waktu, untuk menebus rasa sakit dari kekalahan ini.

"YAHAHAHA, GUYS LIHAT ADA BOCHIL LATTO-LATTO!!" Teriak Aga dari kejauhan.

Di belakang Aga ada Millen, Zimmy, Jeano, Fully, dan Airo.

"Iyuh, kalian itu apa-apaan banget sih, masa main nya latto-latto, kaya anak kecil, nggak keren sama sekali tau." Kata Aga dengan sisa tawa nya.

BOCIL PRIK AND THE GENKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang