Kota Yogyakarta menjadi saksi dimana bulir-bulir rasa itu hadir pada hati Ridwan dan Azizah. Bagaimana mereka mencoba untuk bermain hati dengan jarak 10 meter bahkan lebih untuk beradu pandangdengan ketidaksengajaan ternyata telah menyuburkan benih benih rasa itu tumbuh.
. Bagaimana senyuman menghias tiap roman wajah yang selalu tersipu malu setiap kali mata tak sengaja melihat. Bagaimana mereka berusaha untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama karena akan mendekati zina.
Keduanya merupakan mahasiswa UGM beda tingkat dalam satu fakultas yang sama, Azizah terpaut dua tingkat dengan Ridwan yang mengambil jurusan manajemen ekonomi. Dipersatukan dengan berbagai agenda kampus yang tanpa kesengajaan. Kesempatan mereka hanya bisa saling sapa sekedar basa basi biasa bahkan terlalu biasa bagi orang yang melihat. Tapi itu cukup memberikan kesan keduanya tidak terjadi keterikatan, karena hanya hati merekalah yang tahu tentang rasa itu.
Dibalik perlakuan yang biasa itulah, chemistry hadir, ada di tiap sekelebatan pandangan mata, gerakan tubuh, ucapan di setiap kata yang keluar bahkan kalau boleh di bilang hati merekalah yang berbicara. Subhanalla,. Karena di ajaran islam tidak ada istilah menatap lawan jenis dengan mata kecuali dia telah melakukan zina mata, Astaghfirullah... orang yang sudah memahami islam pasti tahu akan hal itu. Bagaimana sikap yang benar menurut agama Islam untuk selalu mencuri perhatian walau hanya sekedar senyum tatapan dari kejauhan cukup untuk menenangkan hati.
"Astagfirullah, ampunilah dosa-dosa kami terutama penghamba cinta dunia ini Rab..." Aamiin. Batin Azizah dalam hati
Muhammad Ridwan berasal dari kota Langsa, Aceh. tapi keluarga dari ayahnya tinggal di Yogya. keinginannya untuk meneruskan kuliah di kota Pelajar, Yogyakarta tidak ada yang bisa menghalanginya. Kedua orang tuanya yang berada di Aceh hanya bisa berdoa semoga anaknya bisa sukses dalam pendidikan dan kariernya.
Sedangkan Azizah berasal dari Bangka, ayah ibunya mempunyai perusahaan keluarga yang telah turun temurun di kelola oleh keluarga besarnya, dimana kakeknya masih keturunan Arab. Jiwa bisnisnya telah terpatri dalam dirinya kenapa dia mengambil jurusan manajemen di fakultas UGM.
Perjumpaan kembali terjadi antara Ridwan dan Azizah ketika Ridwan menyelesaikan S2 di UGM dan diterima sebagai dosen tetap di Solo sedang Azizah sendiri baru saja diwisuda S1 di UGM. Sama-sama keduanya sedang mau legaliser ijazah masing-masing dan ternyata pertemuan itu tidak di sia siakan Ridwan untuk menjalin hubungan serius yakni dengan melamar Azizah.
"Karena kesempatan tidak akan dating dua kali dalam hidupnya " pikir Ridwan waktu itu. Karena semenjak dia di wisuda S1 tidak pernah lagi melihat Azizah.
Perasaan kaget, senang, terharu jadi satu hanya ucapan Alhamdulillah, Subhanallah yang selalu ia ucapkan. Tidak ada kata-kata selain menyebut asma Allah. Karena kekuatan cintanya bisa berjumpa lagi dengan Azizah. Tidak menyangka Azizah akan menjadi istri Ridwan yang diam-diam sudah ada rasa sebelumnya.
Perbedaan pendapat ayah dan ibu Azizah, kedua orangnya menginginkan anaknya menikah dengan putra sahabatnya yang masa depan terjamin karena pilihan orang tuanya mempunyai bisnis batu bara di Kalimantan yang tentu saja itu bukan bisnis ecek-ecek buat bagi kedua orang tuanya.
Tapi itu semua tidak melunturkan niat Azizah dengan pilihan hatinya untuk menerima lamaran Ridwan dengan melajutkan pernikahan dengan argument yang bisa dinalar oleh kedua orang tua Azizah.
Bagi Ridwan sendiri itu malah menjadi semangat untuk bisa mendekatkan diri ke keluarga Azizah wal hasil mereka direstui walaupun tidak 100% tapi itu sudah cukup untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUTIARA
Teen FictionMutiara adalah gadis yang biasa biasa saja tp dibalik kebiasaannya itu dia mempunyai sesuatu yg super... Apa itu? Baca yuk..