Bab 2 Awal Kehidupan

0 0 0
                                    

Memulai hidup bersama dengan merintis karier dari bawah, di Yogyakarta. Pernikahan antara Ridwan dan Azizah tidak banyak teman kuliah yang tahu karena memang keduanya menginginkan hal itu.

"Mubazir hanya untuk bersenang-senang lebih baik di pergunakan yang lebih bermanfaat" itu kesepakatan pengantin muda itu. Sebagai tanda syukur dari pernikahan mereka, ada sebagian rizki yang dikhususkan untuk anak-anak yatim piatu dan duafa itu sudah merupakan anugerah yang sungguh luar biasa.

"Syah menurut agama, masyarakat dan negara , itu sudah cukup" ucap Ridwan yang di aamiin i oleh Azizah.

Banyak temen yang mencibir karena cara pandang mereka yang aneh dengan pernikahannya yang dibilang sangat sederhana.

"Pernikahan hanya sekali seumur hidup, kenapa tidak di rayakan " Tanya teman Ridwan yang tahu tentang pernikahan sahabatnya itu.

Namun sekali lagi kedua sejoli itu menikmatinya banyak pertanyaan teman-temannya itu dengan menjawab dengan santai, bahkan dengan berjalannya waktu cibiran dan sindiran itu lenyap di terpa angin.

Begitulah sifat manusia terlihat aneh jika tidak sama dengan yang lainnya apalagi sudah membudaya di masyarakat. "Cara budaya yang sangat konsumtif dan berlebih lebihan , padahal Allah tidak menyukainya." Ucap Ridwan lagi sepemikiran dengan Azizah

" generasi zaman now sudah banyak yang melupakan kehidupan go sangu mati ( bekal hidup akhirat ) tapi kalian sebagai anak muda sudah membekali itu, saya pribadi salut, semoga rasa yang tertanam pada hati kalian tetap terjaga dan bisa menulari lainnya..." do'a Pak Kyai yang menerima sumbangan uang dari pengantin muda itu ketika keduanya berada di yayasan yatim piatu .

MUTIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang