Bab 4 Berita Duka

1 0 0
                                    

Waktu berlalu begitu cepat, detik demi detik, menit berjalan seperti angin yang terus pergi, jam seperti berlari dalam putarannya. Hari berganti Minggu dan minggu berganti dengan bulan, hingga hampir sepuluh bulan Azizah mengandung janin yang di kandungnya ada dua yang tumbuh dalam perutnya.

Pemeriksaan rutin terus dijalani, hasil perkembangan janinpun sehat. Alhamdulillah. Dan ketika suatu pagi ketika sedang melakukan jalan pagi bersama Ridwan, dalam perutnya merasakan sesuatu yang tidak enak. Seperti ada sesuatu dalam rahimnya.

"Mungkinkah anakku akan segera lahir" pikir Azizah.

Ridwan yang menemani jalan-jalan di sekitar komplek mengetahui istrinya yang merasakan sesuatu segera tanggap, laki-aki itu segera mengeluarkan mobil dari garasi. Mengambil perlengkapan yang sudah di persiapkan khusus untuk istri dan buah hatinya hingga sampai di Rumah Sakit Bersalin dimana dia sudah terbiasa keluar masuk.

Mendapatkan tempat VIP, istrinya harus mendapat pelayanan yang terbaik pikir Ridwan . karena Azizah akan memberikan dua anak sekaligus dalam waktu yang sama. Pembukaan pertama, kedua, ketiga lancar dan pada pembukaan akhir sepertinya mengalami kesusahan. Hampir 24 jam belum ada perubahan.

Ridwan seperti cacing kepanasan, kesana kemari tanpa arah, di sebelah kanan ada juga bapak-bapak yang sedang duduk duduk tapi tidak sepanik Ridwan. Sebelah kiri nun agak jauh di depan juga banyak bapak dan ibu sedang menunggu persalinan.

"Ternyata Rumah Bersalin ini luas juga.." pikirnya

Ridwan di panggil oleh perawat, kalau kelahiran putri-putrinya sukses.

" Selamat ya pa katas kedua putri kembarnya..." ucap perawat itu sambil membungkukkan badan dengan penuh bahagia. Begitu juga Ridwan menyambut kabar bahagia itu, Alangkah bahagia hatinya.

Dengan Bapak muda itu segera menuju ke ruang persalinan mencoba mengumandangkan adzan kepada ke dua anaknya satu-satu. Kembali bayi di bawa di ruang incubator. Biar bayi merasakan kehangatan karena kondisi bayi yang satu masih agak lemah begitu kata perawat.

Duduk sambil menemani istinya yang masih lemah, kebahagiaan terlihat jelas dalam kedua kelopak mata mereka meskipun wajah tidak bias dibohongi karena capek.

Ada perawat yang masuk dimana Azizah dan Ridwan berada kalau ada bayinya yang membutuhkan ektra perawatan.

"maaf Bapak...salah satu putri bapak mengalami sesak nafas harus menjalani perawatan ekstra.." ucap perawat itu membuat membuat keduanya agak panic. Ridwan tidak percaya dengan yang baru di sampaikan oleh perawat.

Sebagai tindak lanjutan bayi Ridwan tidak dijadikan satu dengan yang lainnya tapi di isolasi. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa untuk menengok dengan ijin dokter.

Ternyata di ruang isolasi ada tiga bayi yang kondisinya hampir sama dengan gangguan pernafasan, wajahnya pucat pasi semua, keliatan kondisi tubuh sangat lemah. Ridwan memandang dimana anaknya di tempatkan, paling ujung sendiri itu anakku ucapnya dalam hati. Tanya-tanya perawat yang jaga ternyata bayinya terkena infeksi saluran pernafasan dan menyebabkan sesak nafas. Kedua bayi berikutnya lahir premature memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MUTIARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang