Enam

945 172 13
                                    

Wajib follow sebelum baca!

Melihat motor yang Andre kendarai sudah terparkir rapi di pekarangan rumahnya, Ala mengajak teman sekelasnya itu masuk. Tadi, motor Andre mengikuti mobil yang di tumpangi Ala dari belakang. Hari ini rencananya keduanya akan mengerjakan tugas kelompok biologi mereka.

Ala berjalan terlebih dahulu diikuti Andre di belakangnya.

"Pa!" Ala menyapa sang Papa yang sedang duduk bersama Johan di ruang tamu. Ala heran sebenarnya apa Johan tidak punya pekerjaan lain, kenapa bisa belakangan ini lelaki itu hampir setiap hari di rumahnya? Apakah jika tidak ada pertandingan lelaki itu menganggur?

"Siapa kak?" Tatapan Petra memicing, menatap seorang lelaki asing yang berdiri di belakang putrinya.

"Temen sekelas aku, mau ngerjain tugas kelompok" jawab Ala membuat Petra megangguk mengerti.

"Oh, berdua aja?"

"Iya"

"Ya udah, belajar yang bener"

"Jangan di kamar!" Ala sedikit mendelik mendengar itu. Ia masih waras untuk tidak membawa lelaki asing masuk ke dalam kamarnya.

"Ya enggaklah"

Setelahnya Ala pamit, ia memilih gazebo tempat untuk mengerjakan tugas kali ini.

"Gue ganti baju dulu, ya" Andre hanya mengangguk singkat. Lalu, tanpa kata Ala berlalu pergi untuk mengganti pakaian juga sekalian menyiapkan minum dan makanan untuk teman belajar mereka.

*****

"Lo hati-hati sama dia" Ala hampir saja melepaskan nampan berisi minuman yang ia bawa karena kaget mendengar suara Johan yang tiba-tiba.

"Ngagetin!" Jika tidak sedang memegang nampan mungkin sudah Ala pukul keras bahu lelaki itu.

"Lo harus hati-hati sama dia, La" ucap Johan lagi, mengabaikan kekesalan Ala padanya.

"Siapa?" Tanya Ala heran.

"Cowok yang tadi sama lo"

"Kenapa?"

"Dia anak dari penghipnotis itu" jawab Johan terdengar sangat serius.

"Udah tau" ucap Ala singkat.

"Kenapa lo masih mau deket-deket dia?" Tanya Johan.

"So what? Apa salahnya? Lagian yang jahatkan ibunya" Ala pikir meskipun Andre adalah anak dari si penghipnotis, Andre tidak tahu menahu tentang dan juga tidak terlibat dalam kejahatan yang dilakukan ibunya. Lelaki itu bahkan kemarin sudah meminta maaf dengan tulus padanya.

"Gue cuma ngingetin, La" Ala memilih tak menghiraukan ucapan Johan. Ia kembali meneruskan langkahnya menuju gazebo dengan nampan berisi minuman dan makanan yang ia bawa.

Ketika kembali ke gazebo Ala bisa lihat 2 kembarannya ada di sana juga. Sedang duduk mengelilingi Andre.

"Ngapain, sih?" Tanya Ala. Ia takut dua kembarannya membuat Andre merasa tidak nyaman disini.

"Cuma mau kenalan" balas Chilla.

"Ini Andre yang udah nolak lo itu, La?" Tambah Chilla membuat Ala melotot, menatap kembarannya tajam.

"Gak usah disebutinlah, Chi. Kesian kakak gue ini malu" ucap Bella yang terdengar seperti ejekan dari pada pembelaan. Apalagi Ala melihat Bella menahan tawa.

Dengan kesal Ala menarik dua kembarannya itu menjauh. Masuk ke dalam rumah. Setelah itu ia mengunci pintu penghubung dari luar.

"Sorry, Dre. Mereka pasti nanya macem-macem, ya" sesal Ala. Ia sangat tahu bagaimana sifat dua kembarannya. Apalagi Bella, Bella sangat suka menggoda lelaki seperti Andre yang terbilang cukup tampan.

Slow DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang