Dari arah atau sudut tempat Kakashi duduk di atas batang kayu, ia sudah bisa menebak kalau sekarang sudah jam 8 pagi. Dan jika dia terus duduk dengan kedua rekan Timnya ini. Ia yakin kalau bukan dari matahari saja ia merasakan panas, tetapi dari dua orang di sampingnya ini.
Dari sudut mata kanannya, ia melihat Sakura bangkit dari duduknya dan berteriak "KAPAN DIA AKAN DATANG!!" Disusul umpatan Sasuke yang kalau Ayahnya dengar, ia sudah membayangkan kilatan petir mengelilinginya.
Kakashi menghela nafas kasar 'Kalau sudah tau akan begini, mending tadi aku rebahan saja'
>Kemarin sore, baru saja Kakashi pulang dari latihan. Ia melihat Ayahnya yang sedang asyik mendusel wajahnya ke perut Rubah oranye dengan garis hitam di pangkuannya. Dari raut wajah datar Rubah itu Kakashi tau kalau dia sangat tidak suka dengan perlakuan yang dilakukan Ayahnya kepadanya. Jika saja Rubah itu bisa berbicara, dia akan langsung panjang lebar kali sisi seperti yang dilakukan Kuchiyosenya padanya. Tapi, dia senang karena kalau memang benar Rubah itu bisa bicara dan mengutarakan rasa kesalnya pada Ayahnya, Kakashi yakin Ayahnya akan syok dan menangis berjam-jam. Soalnya, dia pernah mmelihatnya dan ia berusaha agar kejadian itu tak pernah terulang kembali. Hati Ayahnya rapuh, okay?
"Sejak kapan kita memelihara rubah?" Kakashi menatap Rubah di pangkuan Ayahnya dengan aneh.
"Oh, Kashi. Okaeri!" Jawab Sakumo yang baru sadar dengan kehadiran anak satu-satu nya. Kakashi membalas Ayahnya dengan gumaman "Ini? Oh, ini dari Naru-chan"
'Naru-chan....? Oh!'
"Kuchiyosenya Sensei?"
"Yup! Nih." Sakumo menyerahkan Rubah milik Sensei kepada Kakashi. Dan tepat di genggaman tangannya, Rubah itu melompat ke pundaknya dan membisikkan pesan yang diberikan Senseinya padanya.
{Besok kumpul Training Ground 7 pagi hari. Jangan ter-lam-bat} Rubah itupun menghilang menjadi asap tebal yang membuat Kakashi serta Sakumo yang tak jauh darinya pun batuk.
Sepertinya Rubah itu tau apa yang akan terjadi kalau dia mengutarakan kekesalannya pada Ayahnya.
Dan karena Kakashi adalah anak yang tumbuh dengan rasa kedisiplinan yang tinggi, ia pun datang pagi sekali dan disinilah sekarang untuk pertama kalinya, dirinya menyesal telah menjadi murid teladan.<
Karena hal itu, ia tidak akan mau mengakuinya apalagi di depan dua rekan timnya. Sasuke yang hanya beberapa menit datang setelahnya pun juga merasakan hal yang sama, siapapun yang melihat raut wajahnya saja sudah tau. Apalagi Sakura, yang bahkan datang satu jam kemudian setelah mereka berdua saja sudah berada di ambang dirinya akan membotakkan rambut pInKnya karena tak henti-hentinya ia menarik rambutnya. Kakashi bahkan bisa melihat dua atau empat helai rambutnya di dekatnya.
Ini memang bukan kali pertama Gurunya terlambat, malahan hampir setiap hari dirinya terlambat. Tapi setidaknya dia tidak separah seperti sewaktu mereka menjadi muridnya. Satu atau dua jam tergantung kerajinan Gurunya. Akan tetapi, sesuai Pesan yang Gurunya beritahukan pada mereka, 'Pagi sekali' yang berarti antara jam 6. lalu, untuk apa mereka datang pagi sekali jika Dianya saja belum muncul. Ini sudah 3 jam mereka menunggu seperti Ikan asin yang dijemur hingga kering. Apakah Gurunya bermaksud membiarkan muridnya menunggu hingga seperti itu?
Jika benar, maka Kakashi segera resign dari Tim ini. Tidak peduli dengan statusnya sebagai Prodigy yang tercoreng. Toh, Kakashi yakin kedua rekannya akan setuju dengan keputusannya ini. Tinggal cari Tim lain kan mudah.
"Oha! Rajinnya muridku~" Belum sempat Kakashi berbalik, Gurunya berdiri tepat di depan mereka dengan tampang tanpa dosa seperti biasanya.
Sakura sontak menunjukkan telunjuk jarinya kepada Sensei "KAU一"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Sensei!? {Draft}
FanficKalau Naruto yang jadi Sensei di Tim 7 gimana ya?