.
.
"Nostalgia sekali ya~" Ucap Naruto ketika sampai di perkarangan Akademi. Ia mendekati sebuah ayunan yang terikat di dahan pohon rindang "Sewaktu kecil aku sering sekali berada di sini dan melihat anak-anak yang lain bermain bersama dari kejauhan.
Karena Kurama tersegel di tubuh Naruto. Mereka akan berbagi dan memahami satu sama lain. Makanya Kurama bisa merasakan apa yang Naruto rasakan, seperti sekarang, Naruto tiba-tiba mengatakan sesuatu dari masa lalu yang memicu ingata-ingatan suram bermunculan di benak Naruto.
Sebelum semakin parah, Kurama mengalihkan topik pembicaraan "Hei. Bagaimana kalau kau lihat-lihat sebentar Akademinya sembari mencari kelasmu dulu tempat Timmu berada?" Saran Kurama.
"Benar juga" Baru saja masuk, Naruto kembali bernostalgia. Di sini adalah suatu tempat dimana ia bertemu dengan teman-temannya, menemukan crush dan Rival hingga sebuah Tim yang mengubah hidupnya. Saking serunya, Naruto tak sadar kalau ia sudah berada di depan pintu kelasnya dulu.
Baru saja ingin mendorong pintunya, Naruto menghentikan tangannya tak kala ia melihat pintunya terbuka sedikit. Dejavu, begitulah yang Naruto rasakan, ketika netranya melihat sebuah penghapus bor berada di atas pintunya.
"Puh一 Sepertinya ada yang ingin mengeprankmu~" Cibir Kurama yang membuat Naruto tertawa geli.
"Ya ampun. Seperti aku dulu saat ingin mengeprank Kakashi Sensei. Menurutmu siapa yang melakukannya~?"
"Karena kita tidak tahu siapa yang menggantikan posisimu di sini, mungkin saja Haruno?"
"Sakura-chan? Hm... Kurasa aku juga berpikiran begitu, soalnya Sasuke tidak mungkin. Kau tau kan Egonya itu setinggi apa?"
"Setinggi Rambutnya" Balas Kurama mengingat gaya rambut Sasuke yang aneh.
"Hahaha. Naisu!" Naruto menggelengkan kepalanya "Haruskah aku menerima pranknya seperti Kakashi Sensei, atau tidak dan mengecewakan harapan mereka?"
"Terserah kau saja. Kalau aku, aku akan mengecewakan mereka"
"Okay" Perlahan Naruto mendorong pintunya dan membiarkan penghapusnya jatuh kelantai. Ia juga bisa mendengar Geninnya terkejut, Naruto mengambil penghapusnya dan menyimpangnya kembali ke meja guru "Tim 7?" Ucap Naruto sembari menatap mereka "Kesanku pada kalian... Kalian membosankan. Temui aku di atap dalam 5 menit, jangan terlambat jika tidak ingin ku di kualifikasi" Setelah mengatakan itu Naruto bershushin ke atap dan menyandarkan punggungnya ke dinding.
"Tinggal tunggu bocah-bocah itu datang" Gumam Naruto bosan "Kakashi Sensei kan selalu membaca buku, apa aku punya juga ya?" Naruto mencari buku di sakunya "Ada!" Ia mengambil dan langsung membacanya tanpa melihat buku apa itu "Mariko-chan melingkarkan tangannya mencoba un..." Naruto tak bisa berkata apa-apa, yang jelas seluruh wajahnya sudah memerah seperti tomat "I-Inikan Icha-Icha Paradise!!" Serunya panik "K-kenapa Aku Punya Buku Seperti ini?!!"
"Ara, ara~ Aku tidak tau kalau kau tenyata menyukai buku seperti itu Naruto-kun~" Cibir Kurama mencoba menahan tawanya yang sebentar lagi akan meledak.
"U-urusai! Bola Bulu! Mana mungkin aku me-menyukai b-buku seperti ini!!" Naruto semakin malu saat dirinya mendengar tawa Kurama yang menggelegar memenuhi seluruh isi kepalanya "Kuramaaaa!!"
"Pftt! M-maaf Kit. K-kau Pfttt一"
"Kura!!" Dengan kesal Naruto menyimpan kembali buku laknat itu dan untungnya Naruto mendapatkan penggantinya. Di sakunya ada satu lagi buku yang lebih baik dari pada buku yang satunya "Ini lebih baik! Daripada buku laknat barusan..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruto Sensei!? {Draft}
Fiksi PenggemarKalau Naruto yang jadi Sensei di Tim 7 gimana ya?