Chap V

237 43 1
                                    


Sincerity Of Feeling

Story by : Me

Disclamer : Masashi Kishimoto

Rate : T+

Pairing : Sasuke U x Hinata H

Genre : Romance & Drama

Warning : So Many Typo, OOC, Cerita tidak jelas dan sebagainya

. . .

Chap V

Mari berharap pada sebuah keajaiban

Tentang kematian, kehidupan, tawa dan air mata

Tentang waktu yang terus berlalu

dan

.

.

Tentang kenangan yang tidak bisa diulang

Malam itu.

Hinata pulang ke rumahnya dalam suasana hati yang semerawut.

Sekeras mungkin ia mencoba menghilangkan memori menakutkan yang terjadi kepadanya di lorong perusahaan.

Uchiha brengsek!

Terus menerus dalam hatinya ia mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah kepada adik dari Itachi Uchiha itu.

Bibirnya sedikit terluka karena insiden tadi.

Membersihkan diri dengan air hangat kemudian tidur.

Rencana Hinata, ia berharap bisa membuatnya melupakan kenangan sialan itu.

Ctekk

Tombol lampu yang menerangi kamarnya ia matikan, baru saja Hinata hendak merebahkan dirinya ke kasur miliknya, walau terdengar samar Hinata masih bisa mendengarnya.

Ia urungkan niat awalnya untuk tidur dan kembali menyalakan lampu.

Matanya menyipit, melihat kakak laki-lakinya dan istrinya sedang membicarakan sesuatu di ruang tengah, pada tengah malam seperti ini? dan kenapa raut wajah mereka terlihat gelisah?

"Apa terjadi sesuatu Kak Neiji?" tanya Hinata tiba-tiba yang jelas membuat Neiji dan Tenten sedikit terkejut.

Perlahan Neiji menarik lembaran berkas yang sedari tadi sudah ada di atas meja.

"Kau belum tidur Hinata?" tanya Neiji berusaha mengalihkan pertanyaan adiknya ini.

"Aku hendak tidur tapi kulihat Kak Neiji disini, apa terjadi sesuatu ka?" lagi Hinata bertanya.

Tenten berdiri dan menghampiri Hinata serta sedikit mendorong Hinata perlahan dan penuh kelembutan untuk masuk kembali ke kamarnya "Ini sudah malam tuan putri, bukan kah besok pagi kau ada liputan?" ucap Tenten.

"Ta-tapi...?" sanggah Hinata, ia merasa ada sesuatu yang di sembunyikan disini, karena seumur hidupnya ia belum pernah melihat reaksi kakaknya dengan mimik wajah penuh kekhawatiran seperti tadi.

"Kami hanya sedang membicarakan laporan kenakalan ponakan mu Hinata." ucap Tenten berbohong, menjadikan alasan anaknya untuk menyembunyikan kecurigaan Hinata.

"Begitukah?" tanya Hinata memastikan.

Tenten mengangguk dengan lembut.

"Baiklah, selamat malam." ucap Hinata sambil perlahan menutup pintunya.

Sincerity Of FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang